Tuesday, March 29, 2016

Ahok: Hitung Saja Manfaat dan Mudharatnya "Three in One"

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku sudah sejak lama menilai penerapan three in one tidak efektif dalam mengurai kemacetan.Dia mengaku sudah sejak dulu ingin menghapusnya.
Pada awalnya, Ahok ingin penghapusan three in one dilakukan setelah adanya jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP). Namun, ia menyebut penerapan ERP ternyata tidak semudah yang direncanakan.
Sementara itu, kata Ahok, dari hari ke hari, semakin banyak penyimpangan yang terjadi dalam penerapan three in one. Yang terbaru adalah pemberdayaan anak di bawah umur untuk menjadi joki.
"Daripada nunggu, kita hitung-hitung aja manfaat dan mudharatnya. Gara-gara ERP terlambat, lalu ini joki dibiarkan terus. Ini kan nyawa orang, anak-anak, bayi. Makanya lebih baik saya potong," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (29/3/2016).
Ahok yakin, tanpa three in one, kepadatan kendaraan di jalan-jalan protokol masih tetap bisa dikendalikan. Asalkan jumlah bus transjakarta mencukupi.
"Sekarang juga jalur bus lebih banyak. Koridor 1 sekarang udah hampir tiap 2-3 menit ada bus. Jadi, koridor 1 mungkin udah relatif aman. Makanya saya berani (menghapus three in one)," ujarAhok.
Three in one adalah penerapan larangan bagi kendaraan pribadi beroda empat dengan penumpang di bawah tiga orang melintas.
Penerapan ini berlaku di jalan-jalan protokol, seperti di Jalan Sudirman, MH Thmarin, Gatot Subroto, dan HR Rasuna Said setiap hari Senin-Jumat pada pukul 07.00-10.00, dan pukul 16.30-19.00.
Meski bertujuan melarang kendaraan pribadi beroda empat dengan penumpang di bawah tiga orang melintas, pada prakteknya, begitu banyak joki three in one di pinggir-pinggir jalan yang menawarkan jasanya. Beberapa di antaranya adalah anak di bawah umur.
Dengan adanya joki ini, maka kendaraan pribadi beroda empat dengan penumpang di bawah tiga orang tetap bisa melintas tanpa perlu dikenakan tilang dari polisi.

No comments:

Post a Comment