Sunday, February 14, 2016

Yusril: Target saya maju pencalonan presiden 2019 bukan gubernur

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyatakan kesiapannya dalam meramaikan bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 nanti. Ditemui saat bersilaturahmi di kediaman Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Sabtu (13/2), Yusril menjelaskan kesiapannya maju dalam perebutan kursi DKI-1 nantinya. 

Berikut petikan wawancara singkat Yusril Ihza Mahendra dengan wartawan Merdeka.com Tomy Lasut:

Bagaimana kesiapan pak Yusril dalam mengikuti Pilkada DKI?

Hahaha... Biarkan saja itu berjalan. Saya tak banyak persiapan apa-apa. Lebih banyak inisiatif itu dari kelompok-kelompok masyarakat dan mereka saya dengar akan mengumpulkan surat dukungan dan tandatangan mulai bulan Maret nanti, dan kemudian mereka juga melakukan pendekatan kepada pimpinan-pimpinan partai untuk membulatkan dukungan.

Jadi dua jalur ini ditempuh melalui dukungan masyarakat itu sebagai bentuk sosialisasi juga kepada mereka, dan pendekatan ke partai-partai untuk membulatkan dukungan.

Jadi sementara ini saya lebih banyak pasif sebenarnya karena inisiatif itu datang dari masyarakat. Kita tahu kan sebenarnya dari awal target saya, saya maju pencalonan presiden 2019, jadi bukan sebenarnya mau jadi gubernur. Tapi kalau masyarakat meminta seperti itu saya harus maju gubernur ya kita jalani aja.

Bagaimana anda menilai rival-rival anda seperti Ahok dan Haji Lulung?

Semua itu kawan-kawan bagi saya dan kalaupun memang itu terjadi maka kompetisi itu akan tetap berjalan.

Kira-kira kendaraan politik mana yang nantinya akan digunakan?

Yang melakukan pendekatan itu kawan-kawan semua. Kita baru hanya melihat ada statement-statement yang muncul di media massa dari PKB, dari PKS, Golkar dan Gerindra juga. Jadi kita biarkanlah semua itu berkembang dan kita amati perkembangan yang akan ke arah mana dia akan bergulir. Nantinya kan akan memutuskan itu sekitar bulan Juni ketika pencalonan mulai dibuka.

Terakhir, kakak Anda kan menang melawan adik Ahok dalam Pilkada Bangka Belitung? Apakah ini akan menjadi semacam tradisi keluarga dalam pertarungan melawan Ahok nantinya?

Haha, saya belum tahu. Mungkin ada kesamaannya tapi ada juga perbedaannya karena politik ini kan seringkali berubah. Jadi kalau ada pendapat-pendapat yang berkembang kita biarkanlah pendapat-pendapat itu ada, dan sebagai wacana kita hormati karena pada akhirnya kan yang menentukan itu rakyat juga pada saat pemilihan.

No comments:

Post a Comment