Mata Subur Waluyo (50) tampak menerawang. Ia sedang mengingat tentang momen-momen seorang pekerja seks komersial (PSK) Kalijodo mendatangi masjid dan bersimpuh.
Seusai shalat, ia melihat seorang perempuan muda berada di barisan paling belakang. Dengan menggunakan mukena serba putih, perempuan tersebut duduk dengan kepala sedikit tertunduk. Kedua siku di tangan kanan dan kiri membentuk sudut 45 derajat, sedangkan telapak tangannya terbuka lebar dengan jari-jari sedikit menekuk.
Ia sedang berdoa seusai shalat maghrib beberapa tahun lalu. Subur melihat perempuan tersebut mulai menitikkan air mata.
"Air matanya menetes. Saya hanya bisa memperhatikan dengan dada sedikit bergetar," kata Subur kepada Kompas.com diKalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (22/2/2016).
Subur merupakan pengurus Masjid Nurul Hasanah. Masjid tersebut berada di daerah Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Masjid itulah yang kemudian menjadi satu-satunya tempat bagi warga Muslim di Kalijodo untuk mencurahkan perasaannya kepada Tuhannya dalam setiap ibadahnya.
"Bisa dibilang masjid ini jadi saksi bisu para warga dalam (PSK)Kalijodo mencurahkan cerita ke Allah," kata Subur.
Subur sadar ia tak bisa memaksa orang untuk datang ke masjid, apalagi dalam lingkungan seperti kawasan Kalijodo. Namun, ia percaya bahwa para PSK Kalijodo memiliki niat untuk kembali ke jalan yang benar.
"Saya yakin mereka semua orang baik, termasuk para pemilik kafe-kafe tersebut. Nanti ada jalannya," kata Subur.
Ia juga ingat bahwa para PSK Kalijodo juga tak pernah berhitung berapa amal yang kerap disumbangkan ke masjid. Sebab, tanpa diminta pun, banyak dari PSK sudah langsung memberikan.
"Ya, tiba-tiba ngasih, 'Ini Pak, ada sedikit rezeki,'" kata Subur.
Kini, masjid tersebut termasuk dalam rencana penertiban kawasan Kalijodo. Pemerintah belum memastikan apakah masjid tersebut akan ditertibkan atau tidak.
No comments:
Post a Comment