Monday, February 8, 2016

Lulung: Partai Berbasis Agama Sulit Dukung Ahok, Kecuali Ada Koalisi Besar

Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) bersiap maju menjadi calon gubernur DKI di Pilgub 2017.  Namun Ahok menilai sulit meraup dukungan dari kelompok keagamaan dan partai-partai politik berbasis agama. 

Politisi PPP DKI Abraham Lunggana (Lulung) kini menasihati Ahok agar mendapat dukungan dari parpol berbasis agama. "Ini diajari Haji Lulung ini biar bisa menang," ujar Lulung saat berbincang dengan detikcom, Senin (8/2/2016).

Namun bagaimanapun juga, menurut Lulung, akan sulit bagi Ahok mendapat dukungan dari parpol berbasis agama. Kecuali, parpol-parpol berbasis agama itu melebur dalam suatu koalisi besar dengan partai-partai yang lain. 

"Kalau dukungan dari parpol berbasis agama agak sulit ya, kecuali ada koalisi besar seperti di Pilgub DKI 2007 lalu, banyak partai mendukung Pak Fauzi Bowo," kata Lulung.

Namun Lulung menyatakan dirinya tak akan mendukung Ahok di Pilgub DKI 2017. Selain karena Lulung menyimpan ambisi maju sebagai cagub juga, ada pula faktor ketegangan di antara keduanya terkait kasus-kasus hukum yang mengitari hubungan DPRD DKI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Agak sulit kalau misalkan PPP mendukung Ahok, apalagi Ketua DPW PPP Jakarta adalah saya," kata Lulung. 

Terlepas dari 'kemustahilan' mendapat dukungan dari PPP itu, Lulung menasihati Ahok agar lebih cair melihat politik serta melihat keberagaman dalam berdemokrasi, meskipun ada partai berbasis agama dan partai berbasis non-agama. 

"Juga, menciptakan kerukunan umat beragama adalah cermin kebangsaan menghargai kebhinekaan," ujar Lulung.

Syarat selanjutnya bagi Ahok agar bisa meraup dukungan dari partai politik berbasis agama, yakni Ahok harus mengenal kearifan masyarakat lokal Jakarta. "Ahok juga harus merubah mindset-nya, harus bisa mengambil hati masyarakat Jakarta," ujar Lulung.

"Dia harus pinter pula mengelola keuangan Jakarta," imbuhnya.

Sebelumnya, Ahok menakar potensi dukungan dari kelompok Nahdiyin (sebutan masyarakat Islam NU) setelah membuka Konferensi Wilayah XVII GP Ansor DKI. Ahok menilai sulit bagi calon gubernur meraup dukungan dari kelompok keagamaan dan parpol berbasis agama.

"Saya enggak tahu, karena zaman ini sudah susah," ucap Ahok saat ditanya di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (5/2).

Susahnya meraup dukungan dari kelompok agama dirasakan Ahok. Masyarakat tak lagi lugu memilih pemimpinnya, meski ada embel-embel agama yang disandangnya.

"Orang mau datang meraih yang bawah itu enggak gampang," tiliknya.

Ahok sadar, setiap warga DKI bakal punya pilihan sendiri-sendiri di Pilgub 2017 nanti. Ahok juga tak bisa memaksakan kehendak untuk meraih dukungan dari kelompok Islam di Jakarta. Namun di sisi lain, faktanya, partai-partai berbasis agama juga sulit berjaya di persaingan politik.

"Kan masing-masing orang punya pilihan. Terbukti tho? Partai-partai berbasis agama juga kalah kan?" kata Ahok.

Ahok sendiri memang meniatkan diri menjadi cagub lewat jalur independen, alias tidak lewat partai politik. Namun demikian, posisi calon wakil gubernur untuk Ahok masih menjadi tanda tanya. Ahok tak menutup diri untuk menggandeng calon gubernur dari kalangan parpol. Nama yang difavoritkan Ahok adalah tandemnya sekarang, yakni Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat yang merupakan politisi PDIP. 

No comments:

Post a Comment