Thursday, February 25, 2016

Ada Rasa Tak Rela Saat Tinggalkan Kalijodo

Meski Sobri (66) telah mendapat kunci unit hunian dan menaruh barang-barangnya di Rusunawa Pulogebang, ternyata masih tersimpan rasa tak rela meninggalkan kawasan Kalijodo.
Ia harus merelakan bangunan rumah dengan empat lantai dan sebuah kiosnya akan diratakan dan dijadikan ruang terbuka hijau oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Padahal, bagi dia bukan perkara mudah untuk membangun dan memiliki kedua bangunan di kawasan Kalijodo tersebut. Sobri harus mengumpulkan uang selama bertahun-tahun.
"Seperak dua perak saya celengin bakal bangun rumah. Eh sekarang begini," kata Sobri di Rusunawa Pulogebang, Jakarta Timur, Kamis (25/2/2016).
Lebih jauh lagi, menurutnya, tindakan aparat pemerintahan itu tidak mencerminkan adanya rasa keadilan. Alasannya, kata Sobri, dia hanya salah satu warga yang ikut terkena imbas dari peristiwa tabrakan maut dengan menggunakan mobil Toyota Fortuner.
Ketika itu, sebelum kejadian, pengendara mobil tersebut, Riki Agung Prasetio mendatangi kawasan yang terkenal akan hiburan malamnya.
"Kenapa kita kebawa-bawa. Padahal yang bikin salah seorang dan lagi kejadiannya bukan di wilayah barat," tutur Sobri.
Meski begitu, dia tak dapat melakukan apa-apa. Kini, Sobri hanya belajar untuk berlapang dada dan menikmati hidup di hunian barunya di Rusunawa Pulogebang. Bapak dua anak ini hanya berharap bisa menghasilkan pundi rupiah, demi membiayai kehidupan dan pendidikan mereka.
"Saya enggak tahu ya, nyari duit goceng aja susah atau enggak di sini. Tapi yang penting yah bisa nyekolahin dan kasih makan anak, istri," ucapnya.

No comments:

Post a Comment