Monday, February 1, 2016

'Debat' Ahok vs Adhyaksa Soal Survei Calon DKI 1

Lembaga survei CSIS belakangan ini merilis hasil survei soal elektabilitas cagub DKI Jakarta. Hasil survei CSIS ini memantik perdebatan cagub incumbent Basuki Tjahaja Purnama dengan eks Menpora Adyaksa Dault yang juga mengincar kursi DKI 1.

Survei CSIS yang dilakukan pada 5-10 Januari 2016 menunjukkan elektabilitas Ahok saat ini 43,25 persen. Cukup jauh dibandingkan Adhyaksa yang elektabilitasnya saat ini terpantau baru 4,25 persen.

(Baca juga: Ini Elektabilitas Para Calon Pesaing Ahok di Pilgub DKI)
http://m.detik.com/news/berita/3126443/ini-elektabilitas-para-calon-pesaing-ahok-di-pilgub-dki

Namun bagi Adhyaksa hasil survei ini cukup positif. Dia merasa melihat peluang untuk memenangkan Pilgub DKI tahun 2017 mendatang.  Baginya incumbent yang memiliki elektabilitas 43 persen tidaklah begitu kuat. 

"Saya melihat ada peluang. Incumbent Pak Ahok 43 persen, itu rendah. Karena incumbent dengan modal dasar 43 persen artinya mayoritas rakyat Jakarta tidak ingin beliau kembali," kata Adhyaksa saat berbincang dengan detikcom, Jumat (29/1/2016).

(Baca juga: Adhyaksa: Survei Tunjukkan Mayoritas Warga DKI Tak Ingin Ahok Kembali)
http://m.detik.com/news/berita/3130765/adhyaksa-survei-tunjukkan-mayoritas-warga-dki-tak-ingin-ahok-kembali

Rupanya Ahok tak sepakat dengan cara Adhyaksa menganalisa hasil survei tersebut. Ahok membalikkan dengan melontarkan sindiran tajam ke Adhyaksa, dengan logika analisis yang sama terhadap survei tersebut.

"Adhyaksa Dault cuma berapa persen ya? Empat persen atau dua persen saya enggak tahu. Kalau dia gunakan cara seperti itu, kasihan dia dong. Berarti 96 persen orang Jakarta enggak suka dia. Kan kasihan," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Ahok menilai cara analisis seperti itu tidaklah tepat. Namun Ahok memaklumi karena Adhyaksa dulunya adalah Menteri Pemuda dan Olahraga, jadi tidak terlalu paham soal kerumitan survei. "Mungkin dia hanya Menteri Olah Raga (dulu) jadi dia enggak mengerti sistem statistik, sistem survei, dia enggak mengerti," kata dia.

Menurut Ahok, survei yang menunjukkan angka keunggulan dirinya yang tak sampai lebih dari 50 persen itu merupakan survei kategori 'top of mind' alias 'puncak benak'. Hal ini, menurut Ahok, haruslah juga dipahami Adhyaksa.

"Saya pikir dia enggak mengerti sistem survei, enggak mengerti statistik. Ya mungkin stafnya harus ada orang statistik yang mengajari dia," ujar Ahok menyarankan.

Lalu apa ujung perdebatan Ahok vs Adhyaksa soal survei menuju DKI 1 ini? 

No comments:

Post a Comment