Monday, February 1, 2016

Ahok Nilai Adhyaksa Tak Mengerti Sistem Survei dan Statistik

Hasil survei lembaga CSIS soal elektabilitas calon gubernur DKI Jakarta menjadi perhatian serius bagi Adhyaksa Dault dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Maklum rencananya Adhyaksa bakal melawan Ahok di pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 nanti. 

Hasil survei CSIS menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok 43,35 persen. Angka inilah yang menurut Adhyaksa tidak menguntungkan bagi Ahok sebagai calon petahana. Menurut dia dengan hanya memperoleh 43,35 persen berarti mayoritas warga DKI tak menghendaki Ahok jadi gubernur lagi. 

Namun menurut Ahok, Adhyaksa salah memahami hasil survei CSIS tentang elektabilitas cagub DKI.  Ahok memaklumi karena Adhyaksa dulunya adalah Menteri Pemuda dan Olahraga, jadi tidak terlalu paham soal kerumitan survei.

"Mungkin dia hanya Menteri Olah Raga (dulu) jadi dia enggak mengerti sistem statistik, sistem survei, dia enggak mengerti," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Menurut Ahok, survei yang menunjukkan angka keunggulan dirinya yang tak sampai lebih dari 50 persen itu merupakan survei kategori 'top of mind' alias 'puncak benak'. Hal ini, menurut Ahok, haruslah juga dipahami Adhyaksa.

"Saya pikir dia enggak mengerti sistem survei, enggak mengerti statistik. Ya mungkin stafnya harus ada orang statistik yang mengajari dia," ujar Ahok menyarankan.

Baca juga: Ahok: Kasihan, 96 Persen Orang Jakarta Enggak Suka Adhyaksa Dault

Sebelumnya, Adhyaksa Dault yakin melihat peluang untuk mengalahkan Ahok setelah melihat hasil survei CSIS yang dipublikasikan Senin (25/1/2016) pekan lalu. Hasil survei menunjukkan elektabilitas Adhyaksa sebesar 4,25 persen dan berada di urutan 4 besar di bawah Ahok dengan 43,35 persen, Ridwan Kamil 17,25 persen dan Tri Rismaharini 8 persen. 

No comments:

Post a Comment