Tidak ada angin atau hujan, pengacara Farhat Abbas mendatangi kawasan
Kalijodo. Kedatangan pertamanya ke sana dilakukan sehari setelah musisi Ahmad Dhani datang.
Riwayat hubungan antara Farhat dan Dhani memang kurang bagus. Keduanya pernah bertemu di pengadilan. Pada kunjungannya yang pertama juga, Selasa (16/2/2016), Farhat sempat mengutarakan kapasitasnya datang ke
Kalijodo.
Bukan sebagai pengacara ataupun
public figure, Farhat mengklaim kedatangannya merupakan kegiatannya sebagai calon gubernur DKI dari Partai
Golkar. Dia mulai berorasi bahwa penertiban semacam ini tidak akan terjadi jika dia adalah gubernur.
"Penutupan bukanlah solusi. Kalau saya jadi gubernur, kawasan ini akan saya jadikan perkampungan modern," ujarnya di salah satu rumah warga di
Kalijodo, Selasa.
Farhat mengaku tidak merasakan adanya unsur premanisme di
Kalijodo. Ia menyebut
Kalijodo sebagai kali pertemuan jodoh.
"Di sini enggak perlu dibangun taman, tetapi bangun pertemanan. Saya tidak melihat preman di sini. Saya melihatnya persahabatan," ucap dia.
Farhat juga menekankan bahwa ia tidak akan menutup
Kalijodojika menjadi gubernur. Namun, kata dia, masyarakat harus berjanji untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dalam jangka waktu 10 tahun.
Kemudian, Farhat datang kembali ke
Kalijodo pada Sabtu (20/2/2016). Dia datang pada malam hari setelah polisi selesai melakukan operasi pemberantasan penyakit masyarakat. Saat itu, dia kembali mengaku sebagai cagub DKI dan ingin melihat langsung kondisi di sana.
"Saya sebagai cagub yang diusung Partai
Golkar ingin melihat situasi saja," ucap Farhat di
Kalijodo, Jakarta, Sabtu.
Selain itu, Farhat mengatakan, ia ingin mengetahui apakah adanya rencana penertiban
Kalijodo merupakan bagian dari bentuk penguasaan pemerintah saat ini atau bukan.
Klaim Farhat terbantahkan
Namun, ucapan Farhat yang mengatakan dia merupakan cagub DKI dari Partai
Golkar terbantahkan. Wakil Ketua DPD Partai
Golkar DKI Jakarta Ashraf Ali membantah pihaknya mengusung pengacara Farhat Abbas menjadi bakal calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
"Belum ada informasi (Farhat jadi bakal calon gubernur) dari Partai
Golkar. Saya enggak
ngerti tuh (Farhat diusung jadi bakal calon gubernur)," kata Ashraf kepada wartawan, Minggu (21/2/2016).
Menurut Ashraf, bakal calon gubernur DKI yang akan didukung ataupun diusung oleh Partai
Golkar baru akan dibahas pada musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Hingga saat ini, dia melanjutkan, DPD Partai
Golkar DKI belum membahas bakal calon gubernur DKI Jakarta.
No comments:
Post a Comment