Wednesday, February 24, 2016

Kebiasaan "Kerja Enak" di Kalijodo

 "Daripada kerja di perusahaan, pergi pagi, pulang sore, jauh-jauh cuma dapat Rp 3,5 juta sebulan, enakan kerja di Kalijodo. Cuma jaga parkir tiap malam saja bisa dapat lebih banyak."
Demikian penggalan obrolan antara petugas posko relokasi wargaKalijodo dan warga yang bertanya soal pelatihan kerja yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Dari pengalaman selama ini, rata-rata warga yang sudah dilatih dan disalurkan bekerja di perusahaan mitra dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta malah rindu ke pekerjaannya yang lama. Hal itu disebabkan warga yang bersangkutan sudah terbiasa "kerja enak", dengan arti tidak mengeluarkan terlalu banyak tenaga, tetapi dapat uang lebih besar.
"Sering itu orang sudah bisa utak-atik mesin, sudah terampil, dikasih kerjaan di pabrik motor di Cikarang, enggak mau, katanya jauh, enggak jadi kerja jadinya," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Pelatihan Kerja Daerah Jakarta Utara Sutanto kepadaKompas.com, Selasa (23/2/2016) siang.
Sutanto juga sering menemui warga yang sebenarnya sudah mendapat lowongan kerja di sebuah tempat yang menjanjikan, tetapi menolaknya hanya karena dia harus bangun lebih awal untuk bekerja.
"Katanya, capek, Pak. Saya kerja di hotel harus bangun 06.30 WIB. Padahal, banyak orang yang bangunnya lebih pagi, pukul 05.00 WIB," tutur Sutanto.
Sebagai gambaran, hingga Selasa siang, warga Kalijodo yang daftar untuk ikut pelatihan dan keterampilan sebagai persiapan untuk bekerja hanya dua orang.
Sebelumnya, ada beberapa warga lain yang ikut daftar, tetapi mereka malah membatalkan pendaftarannya itu. Petugas tidak mengerti apa yang membuat hanya sedikit warga mendaftar untuk ikut pelatihan.
Namun, bila dibandingkan dengan usaha warga di Kalijodo, penghasilannya memang bisa jadi lebih besar dari gaji karyawan maupun pegawai pada umumnya. Menurut Sutanto, perlu ada semacam revolusi mental untuk warga DKI Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya sudah menyediakan banyak jalur bagi pencari kerja. Mereka yang belum punya keahlian akan dilatih hingga satu bulan lebih, lalu dipastikan langsung dapat pekerjaan.
"Kalau mau enaknya terus, ya susah," ujar Sutanto.
Usaha di Kalijodo pada masa jayanya memang sangat menjanjikan. Pemilik bangunan dengan 25 kamar kos di Kalijodo, Nani (30), mengaku bisa dapat Rp 10 juta sebulan hanya dari usahanya menyewakan kamar kos.
Sekarang, warga Kalijodo akan menjalani kehidupan baru, di tempat yang baru. Mereka juga akan membuat pilihan, apakah memilih berubah dan bekerja secara normal atau malah kembali membuka usaha tempat karaoke, menjual minuman keras, rumah bordil, perjudian, dan hal serupa di tempat lain.

No comments:

Post a Comment