Tuesday, February 23, 2016

Anton Medan Soal Prostitusi di Kalijodo: PSK Rp 200 Ribu, Setor Rp 75 Ribu

 Anton Medan pernah membuka lapak judi di Kalijodo, Jakarta Utara, pada tahun 80-an. Dia tahu banyak soal bagaimana para prostitusi di sana bekerja. Bahkan sampai uang yang disetorkan ke sejumlah pihak. Berapa saja biayanya?

Menurut Anton, seorang PSK di sana harus membayar muncikari dan keamanan. Duit dari pelanggan tidak pernah diterima utuh. Bahkan kadang-kadang, jumlah setoran lebih besar daripada 'keuntungan'.

Sebagai gambaran, mantan terpidana perampokan dan perjudian yang pernah punya lapak di Kalijodo ini menuturkan, bila seorang PSK bertarif Rp 200 ribu, maka dia harus menyetor uang keamanan Rp 25 ribu, kemudian untuk muncikari Rp 50 ribu. Nah, duit Rp 50 ribu dari germo itu nantinya akan disetorkan sebanyak 25 persen untuk koordinator.

"Koordinator ini adalah anak buahnya Aziz," kata Anton Medan saat berbincang dengan detikcom, Selasa (23/2/2016). 

Menurut Anton, duit setoran itu digunakan untuk membayar oknum aparat. Namun Aziz sudah membantah setoran ke aparat tersebut. Dia juga menyangkal sebagai muncikari dan hanya mengaku sebagai penyedia minuman di sana.

Meski begitu, polisi meyakini Aziz sebagai germo. Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti menyebut Daeng Aziz diduga sebagai muncikari PSK-PSK dari Jawa Barat. Jumlahnya banyak. Karena itu, Aziz kini jadi tersangka dan akan dipanggil untuk diperiksa Rabu (24/2) mendatang.

Anton kemudian melanjutkan cerita. Selain urusan PSK, Aziz juga menguasai pasokan bir, keamanan dan parkir. Tidak ada yang boleh memasukkan minuman keras ke Kalijodo tanpa seizinnya. Sewa lapak judi pun jadi wilayah kekuasannya.

Meski pernah berurusan dengan Aziz, Anton mengaku tak pernah ribut. Mereka sama-sama mencari uang di lokasi tersebut sehingga tak perlu ada keributan. 

"Saya di sana anak buah saja, nggak pernah turun langsung. Anak buah saya tahu soal dia. Kita ke sana cari duit, bukan cari ribut," paparnya.

Terkait pembersihan Kalijodo, Anton Medan mengaku sempat didatangi bekas anak buahnya dulu. Mereka konsultasi terkait penertiban yang akan dilakukan oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Anton pun menyarankan agar mereka menutup lapak dan memulangkan para PSK.

"Saya sarankan lebih baik kalian ikhlaskan saja. Pelacurnya suruh pulang kampung, kasih duit Rp 500 ribu biar pada pulang. Kalau nunggu pemerintah lama," kata Anton yang belakangan diikuti oleh para anak buahnya.

Mantan anak buah Anton juga mengaku sempat mendapat intimidasi dari kelompok preman di Kalijodo. Namun belakangan, sejak akhir pekan lalu, tekanan itu mereda. Anton menduga, para preman sudah angkat kaki dari Kalijodo. Proses penertiban pun lancar.

"Saya jamin 1000 persen, nggak ada yang melawan. Udah nggak ada orang," tegasnya. 

No comments:

Post a Comment