Monday, February 29, 2016

Ahok: Namanya Taman Kalijodo, Tidak Pakai Tobat-tobatan

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut akan tetap menggunakan nama Kalijodountuk taman yang akan dibangun di kawasan itu setelah ditertibkan. 

Di kawasan Kalijodo, rencananya akan dibangun taman atau ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). 

"Namanya tetap pakai Kalijodo. Saya sudah (adakan) rapim (rapat pimpinan) dan saya sudah putuskan bisa Taman Kalijodo atau RPTRA Kalijodo. Enggak usah pakai tobat-tobatan tetap Kalijodotanpa huruf H," kata Basuki yang akrab disapa Ahok itu sambil terkekeh di Balai Kota, Senin (29/2/2016). 

Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi sebelumnya menyebutkan taman di Kalijodo akan diberi nama Taman Pertobatan. Alasanya ialah karena kawasan itu tadinya merupakan lokasi prostitusi, perjudian, serta peredaran minuman keras. 

Ahok juga menyebutkan bahwa ada 10 arsitek yang ingin menyumbang desain pembangunan Taman Kalijodo. Di taman itu, akan ada fasilitas lapangan futsal, lapangan bola, mushala, toilet, dan jogging track. 
"Ada 10 arsitek mau nyumbang, tinggal tempelin saja namanya didesain oleh siapa," kata Ahok.
Taman itu akan dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar. 

Kalijodo Siap Jadi Taman Seluas 4 Hektar

 Kalijodo siap ditata dan dibangun menjadi ruang terbuka hijau.

Namun, di sela-sela persiapan sebelum penertiban ratusan bangunan liar di kawasan itu, kebakaran melanda dua rumah di Jalan Kepanduan II di perbatasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat itu.

Ditemui di Kalijodo, perwira piket Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat, Sastro, Minggu (28/2/2016) malam, mengatakan, pada pukul 20.45 api muncul di rumah warga, Sidik (38), di eks kawasan lokalisasi Kalijodo

Api diduga muncul akibat tumpukan kayu didekat rumah berukuran 5 meter x 7 meter di RT 005 RW 005, Penjagalan, Jakarta Utara, itu dibakar orang tak dikenal.

"Api bisa dipadamkan setelah dikerahkan 14 mobil pemadam. Pukul 21.30, kebakaran teratasi. Dua rumah ludes, tanpa korban jiwa," kata Sastro.

Sampai menjelang bakal dirubuhkan, semalam, sekitar 5.000 personel, polisi, satpol PP, dan anggota TNI, disiagakan diKalijodo

Seusai diratakan, di atas lahan tersebut akan dibangun taman seluas 4 hektar yang bakal rampung dalam empat bulan.

"Biayanya sekitar Rp 20 miliar. Dana diperoleh dari dana CSR (corporate social responsibility). Sejumlah perusahaan sudah menawarkan dana CSR ini kepada kami. Jadi, soal pembiayaan, sudah selesai. Kami berharap dalam empat bulan setelah lahan dibebaskan dari bangunan, taman selesai dibangun," kata Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Oswar Muadzin Mungkasa saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat.

Ia didampingi Kepala Dinas Taman dan Pemakaman Ratna Diah Kurniati, sejumlah arsitek lanskap, Kepala Dinas Tata Ruang Iswan Achmadi, Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup Riana Faiza, serta Asisten Deputi Bidang Tata Ruang Abdul Chair.

Ratna menambahkan, 3,5 hektar dari 4 hektar kawasan tadi berada di wilayah Jakarta Utara, sedangkan 0,5 hektar lainnya berada di wilayah Jakarta Barat.

Taman akan dilengkapi sejumlah fasilitas publik (lihat gambar). "Taman akan dibangun dengan bermacam kontur tanah untuk kegiatan olahraga, bermain, berkesenian, sekaligus sebagai tempat meeting point untuk bermacam pawai dan kegiatan sosial budaya lainnya," ucap Ratna.

Taman akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama, pembuatan bermacam kontur tanah dan penghijauan.

Tahap kedua, pembangunan ruang terbuka hijau secara keseluruhan, termasuk pembangunan infrastruktur serta lampu penerang dan penghias taman.

Tahap ketiga, membangun komunitas peduli lingkungan yang mampu menghidupkan bermacam kegiatan di taman.

Oswar menambahkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan ada sedikit ruang untuk para pedagang kaki lima di taman tersebut. "Yang penting ditata, dibatasi, dan dikendalikan," ujar Oswar.

Menghidupkan sejarah
Pemerhati Kota Tua Candrian Attahiyat, sejarawan Jakarta Mona Lohanda, budayawan Yapi Tambayong alias Remy Sylado, dan pengamat perkotaan Nirwono Yoga menyambut baik pembangunan taman di Kalijodo

Mereka berharap kehadiran taman di Kalijodo bukan hanya dikaitkan dengan fungsi sebagai daerah resapan air dan paru paru kota saja, tetapi juga harus dikaitkan dengan aspek edukasi, budaya, dan sejarah.

Mona mengusulkan agar taman di Kalijodo bisa menjadi perluasan area binaan Kota Tua. Alasannya, kawasan Kalijodomenjadi bagian akhir dari riwayat para imigran dan sejumlah suku di Nusantara dalam membangun Batavia.

"Ada semangat toleransi dan kegotongroyongan di antara bermacam imigran dan etnis yang berkembang dari jalur Banten-Tangerang-Kalijodo-Tubagus Angke-Toko Tiga-Glodok-hingga kawasan Kalibesar di Kota Tua," ujar Mona.

Candrian berpendapat, untuk membangkitkan kembali sejarah Jakarta yang bersemangat kebinekaan itu, Pemprov DKI perlu mendorong bermacam kegiatan budaya yang diadakan di taman dan mendorong meluasnya komunitas peduli.

"Peduli pada persoalan lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sejarah Jakarta," ucap Candrian.

Menurut Nirwono, pembangunan taman di Kalijodo sebagai bagian dari usaha penanggulangan banjir terkait perluasan daerah resapan air dan pengerukan kali harus tetap menjadi sasaran utama.

"Pembangunan taman di tepian Kalijodo ini adalah bagian dari pembangunan ruang terbuka hijau di bantaran empat sungai, yaitu Sungai Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, dan Sunter," ucap Nirwono.

Menurut Nirwono, di DKI masih ada beberapa taman yang nyaris tidak memiliki fungsi sosial, apalagi edukasi dan budaya. Hal tersebut terjadi karena pembangunan taman tersebut tidak disertai rencana pembangunan jalur jalan yang aman bagi warga yang hendak ke taman. "Kalau warga saja sudah sulit mendapat akses ke taman, apalagi mau mengembangkan komunitas di taman," ucap Nirwono.

Ia setuju jika kehadiran taman di Kalijodo dijadikan alasan untuk merancang ulang pembangunan Kota Tua. 

Masyarakat yang tinggal di sekitar taman di Kalijodo, kata Nirwono, bisa menjadi modal menghidupkan Kota Tua dengan bermacam kegiatan, festival, dan parade.

"Kalau mengharapkan komunitas tumbuh di sekitar Taman Fatahillah, Kota Tua, jelas sulit karena tidak ada kawasan permukiman di sekitar Taman Fatahillah, ujar Nirwono.

Sementara itu, Remy berharap, Pemprov DKI berani mengembalikan suasana Kalijodo sekurangnya di pertengahan abad ke-19. Kala itu, Kalijodo masih diwarnai hilir mudik biduk (perahu) berlampion.

"Sesuaikan saja suasana perahu-perahu di Kalijodo itu dengan kondisi saat ini. Yang penting ada 'kehidupan' dan kegembiraan di atas permukaan air Kalijodo," ucap Remy.
Minta ditunda
Menanggapi rencana penggusuran hari ini, Tigor Hutapea dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta menyatakan, penggusuran paksa yang dilakukan Pemprov DKI di Kalijodo melanggar hak asasi manusia.

Untuk itu, LBH Jakarta meminta Pemprov DKI menunda penertiban yang dilaksanakan hari ini. Menurut Tigor, masih ada 53 keluargaKalijodo yang akan bertahan saat penggusuran.

Di Kalijodo, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal, kemarin, mengatakan, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian akan ke lapangan memeriksa kesiapan tim gabungan.

"Berdasarkan informasi intelijen dan pemantauan lapangan, sampai sekarang belum ada potensi konflik akibat pembongkaran yang bakal dilakukan. Meski demikian, kami tetap mewaspadai munculnya potensi konflik," ujarnya.

Semua Tempat Ibadah di Kalijodo Akan Dibongkar Sendiri oleh Warga

Petugas Satpol PP DKI sudah membongkar seluruh bangunan di kawasan Kalijodo zona Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Meski begitu, khusus untuk rumah ibadah akan dibongkar sendiri oleh warga.

"Seluruh rumah ibadah kita minta dibongkar sendiri. Baik itu masjid atau gereja. Kalau petugas kita, takutnya memicu kemarahan warga atau semacamnya," kata Walikota Jakarta Barat Anas Effendi saat dihubungi detikcom, Senin (29/2/2016).

Pengurus rumah ibadah dan warga dipersilakan membongkar rumah ibadah mereka sejak pemerintah mengeluarkan SP1 pada 18 Februari lalu. Karena itu, dalam pembongkaran hari ini petugas tidak meruntuhkan bangunan rumah ibadah.

Di kawasan yang dulunya terkenal dengan hiburan malamnya itu, berdiri Masjid Al Mubaarokah di zona Jakarta Barat dan Gereja Bhetel Indonesia (GBI) Kepanduan di zona Jakarta Utara. Khusus untuk masjid Al Mubaarokah, Pemkot Jakbar akan bermusyawarah dengan pengurus mengenai batas waktu pembongkaran.
GBI Kepanduan di kawasan Kalijiodo
"Soal batas waktu pembongkaran ya secepatnya tapi akan kita musyawarahkan dengan pengurus masjid," kata Anas.

Sementara itu, Walikota Jakarta Utara Rustam Effendi mengatakan tidak akan ada ganti rugi yang diberikan atas rumah ibadah yang turut dibongkar. Hal ini karena di rusun Marunda dan Pulogebang tempat warga direlokasi sudah dilengkapi fasilitas rumah ibadah.

"Tidak ada ganti rugi, karena di rusun sudah ada tempat ibadahnya," ucap Rustam di sela pembongkaran Kalijodo.

Pekan lalu Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) mengaku sudah dikirimi surat oleh pengurus GBI Kepanduan terkait pembongkaran gedung rumah ibadah mereka. Hal ini pun diapresiasi oleh Ahok. 

"Saya hargai gereja yang buat surat ke saya, seperti itu. Kita hargai. Kita juga hargai sejumlah KK yang sudah pindah," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (22/2).

Wali Kota Jakbar: Masjid Al-Mubaarokah Kalijodo Akan Dibongkar oleh Pengurus

Alat-alat berat terus merobohkan bangunan di Kalijodo. Namun Masjid Al-Mubaarokah di kawasan Tambora, Jakarta Barat, tak akan ikut dirobohkan aparat.

"Kalau masjid itu sudah ada kesepakatan, nantinya pengurus masjid sendiri yang akan melakukan pembongkaran," kata Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi saat dihubungi lewat telepon, Senin (29/2/2016).

Masjid Al-Mubaarokah di Kalijodo (Foto: Jabbar Ramdhani/detikcom)
Anas belum memastikan apakah masjid itu akan dibongkar hari ini oleh pengurus masjid atau kapan. Jelasnya dia memastikan masjid itu akan ikut dibongkar karena berada di kawasan ruang hijau terbuka (RTH).

"Kita minta mereka yang bongkar karena kalau petugas kita takutnya memicu kemarahan warga. Kalau bisa (dibongkar) secepatnya," ucap Anas.

"Saat ini juga mereka sudah membongkar," sambungnya.

Masjid Al-Mubaarokah di Kalijodo (Foto: Jabbar Ramdhani/detikcom)
Masjid Al-Mubaarokah berlokasi di Jalan Jembatan II Barat, RT 007 RW 010, No. 1 Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Masjid ini sudah puluhan tahun ada. Warga kerap melakukan aktivitas keagamaan di tempat ini.

Pantauan detikcom di Kalijodo wilayah Jakarta Barat, alat-alat berat sudah meratakan berbagai bangunan, namun Masjid Al-Mubaarokah belum dirobohkan. 

Jakarta Barat Banyak Genangan, Ini Penjelasan Ahok

 Usai hujan deras, banyak genangan muncul di Jakarta Barat, salah satunya di Jalan Panjang dekat perumahaan Green Garden, Jl Panjang. Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) menyatakan sudah memerintahkan Dinas Tata Air DKI untuk memeriksa penyebabnya.

"Kenapa Jakarta Barat begitu parah? Nah, saya sudah bilang sama Dinas Tata Air, hati-hati, kamu cek ini," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2/2016).

Ahok menyampaikan kondisi pompa air di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, bersiaga dengan baik. Namun genangan masih saja ada.

Ahok menyatakan seharusnya genangan air bukan dialirkan ke Pintu Air Karet, Jakarta Pusat. Soalnya, air yang masuk ke Pintu Air Karet akan mengalir masuk ke Banjir Kanal Barat. 

"Kalau Banjir Kanal Barat terlalu kencang airnya, maka Kali Angke tidak turun (permukaan airnya). Kalau kali Angke tidak turun, otomatis got-got dalam rumah enggak bisa masuk. Begitu saja teorinya," tutur Ahok menjelaskan.

Maka muncul genangan di berbagai titik. Meski begitu, Pemprov DKI terus mengusahakan agar genangan bisa lebih cepat turun. 

Ahok Bangga, Kampung Pulo dan Sunter Tak Lagi Kebanjiran Meski Musim Hujan

Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menyatakan tak tinggal diam mengatasi genangan dan banjir di Jakarta. Dia mencontohkan hasilnya, Kampung Pulo yang sebelumnya langganan banjir dinyatakan sudah bebas genangan.

"Kamu lihat Kampung Pulo, 5 centimeter (air genangan) juga enggak ada, 10 centimeter juga enggak ada," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2/2016).

Menurutnya hal itu disebabkan pompa air yang sudah bekerja baik menyedot dan mengalirkan genangan. "Bukan berkurang (genangannya), tapi enggak ada air," ucap Ahok.

Selain di Kampung Pulo, Ahok juga menyatakan kawasan Pura Hindu di Rawamangun Jakarta sebagai contoh keberhasilannya mengatasi genangan. "Banyak kok, misalnya Matraman-Cawang setelah kita crossing (saluran airnya). Kamu lihat Pura Hindu," katanya.

Sama halnya dengan lokasi lain, Sunter di Jakarta Utara misalnya. "Kamu lihat Sunter, tenggelam enggak Sunter sekarang? Enggak ada," kata Ahok.

Yang penting, kata Ahok, jangan lagi ada yang menyengaja membuat aliran air tersumbat. Hal ini pernah ditengarai Ahok menjadi biang keladi banjir Jakarta pada waktu lampau. 

Setelah Kalijodo, Bangunan Liar di Kolong Tol Pluit Dibongkar

Setelah Kalijodo, Bangunan Liar di Kolong Tol Pluit DibongkarKawasan Kalijodo telah ditertibkan. Selanjutnya, giliran bangunan-bangunan liar di kolong Tol Pluit menjadi target dibongkar.

"Besok akan kita bongkar. Setelah Kalijodo selesai," kata Walikota Jakarta Utara Rustam Effendi saat meninjau lokasi Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (29/2/2016).

Menurut Rustam, pembongkaran bangunan di kolong Tol Pluit, Penjaringan, tersebut merupakan upaya penertiban bangunan liar.

"Di sana kan banyak bangunan-bangunan liar semi permanen, apa lagi di sana kan banyak truk dan kebanyakan warga pendatang," ujar Rustam.

Sejauh ini pembongkaran bangunan rumah dan kafe di Kalijodo wilayah Penjaringan Jakarta Utara sudah hampir selesai. Di lokasi eks lokalisasi itu kini tinggal menyisakan puing-puing reruntuhan. 

Puluhan Truk Bersihkan Sampah Bekas Bangunan di Kalijodo

Puluhan truk sampah milik Dinas Pemprov DKI Jakarta mendatangi Kalijodo, Jakarta Utara. Truk-truk sampah itu bertugas untuk mengangkut sampah-sampah bekas bangunan yang dirobohkan.

Penampakan Penertiban Kalijodo dari KetinggianTruk sampah berwarna oranye itu tiba sekitar pukul 11.00 WIB di lokasi Kalijodo zona utara. Truk yang tadinya berbaris di dekat Jalan Kepandua II, langsung berpencar ketika ada aba-aba untuk mengangkut sampah. Truk- truk itu berkeliling untuk mencari sampah-sampah yang terbuat dari bahan kayu dan plastik. 

Para petugas mencari sampah-sampah kayu dan plastik untuk diangkut ke atas truk. Sampah kayu diangkut karena dianggap sulit dihancurkan.
Penampakan Penertiban Kalijodo dari Ketinggian
"Kalau sampah puing itu tidak diangkat karena sampah puing bisa dihancurkan dengan alat berat," ucap Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi, saat ditemui di lokasi, Senin (29/2/2016).
Penampakan Penertiban Kalijodo dari Ketinggian
Sedangkan kondisi Kalijodo pada puku 12.00 WIB, sejumlah ekskavator masih bekerja meruntuhkan bangunan-bangunan liar di Kalijodo. Rustam mengatakan, sudah 90 persen bangunan yang diratakan dengan tanah.
Penampakan Penertiban Kalijodo dari Ketinggian

Penampakan Penertiban Kalijodo dari Ketinggian
"Intinya hari ini kita harus selesaikan," ucapnya. 

Ridwan Kamil Menatap Pilgub Jabar 2018

 Ridwan Kamil (Emil) sudah mengambil keputusan untuk menuntaskan masa jabatannya di Bandung dan tidak melaju ke Pilgub DKI 2017. Setelah satu periode di Bandung mau ke mana, Kang Emil?

Emil mengungkapkan pilihan karirnya saat ini hanya tinggal tiga. Salah satunya maju menjadi calon pimpinan nomor satu di Jawa Barat.

"Umur kan enggak bisa diukur. Jadi pilihan saya tinggal 3. Pilgub Jabar, melanjutkan jilid dua, atau kembali menjadi arsitek," ujar Emil dalam jumpa pers di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (29/9/2016).

Menurutnya, Pilgub Jabar waktunya bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan 5 tahun memimpin Bandung. Sehingga ada kemungkinan pria berkacamata itu meningkatkan karirnya ke jenjang Gubernur Jabar.

"Karena Pilgub Jabar itu bersamaan dengan Pilkada Kota Bandung juga, jadi kalau memang saya dinilai banyak manfaatnya oleh masyarakat di Jabar ya hayu saja," ungkapnya.

Pilihan lainnya yakni Emil akan maju kembali pada Pilkada Kota Bandung dan melanjutkan program-programnya untuk membangun Bandung.

"Bisa juga saya ikut jilid dua, atau enggak dua-duanya dan memilih menjadi arsitek. Yang penting 5 tahun ini saya menunjukkan ke warga Bandung kalau saya serius," jelasnya.

Kira-kira apa keputusan yang akan diambil Emil nanti?

"Nanti 6 bulan sebelum akhir masa jabatan saya, saya pikirkan dan putuskan," tandasnya.

Ahok: Lebih Bagus Ridwan Kamil Maju Pilgub DKI

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bakal memutuskan maju-tidaknya dia ke Pilgub DKI 2017, hari ini. Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) yang sudah pasti berniat maju Pilgub justru berharap Ridwan benar-benar maju menjadi calon gubernur DKI.

"Ya kita tunggu saja. Kalau dia maju kan lebih bagus," kata Ahok santai di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2/2016).

"Banyak pilihan (bila Ridwan maju)," imbuhnya.

Ahok memang sudah pasti bakal maju menjadi cagub, jalur independen diwacanakan menjadi jalan yang dia tempuh. Dukungan berupa KTP dari masyarakat Jakarta tengah dikumpulkan.

Menurut Ahok, verifikasi dukungan dari masyarakat untuknya bakal tak sulit diverifikasi. Soalnya, kini masyarakat kebanyakan sudah mengantongi telepon selular, jadinya lebih mudah untuk dicek apakah dukungan yang tercantum untuknya itu asli atau palsu.

"Orang pendukung ada handphone. Ada semua alamat. Bisa dihubungi," ujarnya. 

Ridwan Kamil Tak Jadi Maju Pilgub DKI, Yusril Tancap Gas Galang Dukungan

Keputusan Ridwan Kamil tak maju di Pilgub DKI 2017 sepertinya disambut positif oleh Yusril Ihza Mahendra. Yusril optimistis bisa head to head lawan Ahok.

"Dengan mundurnya RK dari bursa pencalonan Gubernur DKI, kami tingkatkan penggalangan kekuatan untuk terjadinya head to head melawan petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama," kata Yusril kepada wartawan, Senin (29/2/2016).

Yusril menuturkan malam ini dia akan bertemu dengan Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Mantan Menteri Kehakiman itu mengatakan dia juga sudah bertemu dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo. Untuk PDIP, Yusril bertemu dengan Ketua DPD PDIP DKI Boy Sadikin.

"Dalam minggu ini saya berharap pertemuan dengan partai-partai lain sudah dapat diselesaikan. Dari rangkaian pertemuan dengan pimpinan-pimpinan partai ini nanti kami harapkan akan mengerucut pada satu kesimpulan, yakni ada head to head hadapi Pak Ahok," ungkap mantan Mensesneg ini.

"Ini kami lakukan agar rakyat bisa fokus memilih gubernur DKI seperti pilpres yang lalu antara Jokowi vs Prabowo," imbuh pakar hukum tata negara berumur 60 tahun ini.

Yusril mengatakan, selain mencari dukungan parpol, pihaknya juga tetap menggalang dukungan dari rakyat. Para pendukungnya akan mulai mengumpulkan KTP dukungan mulai Maret.

"Kami targetkan bulan Juni nanti sudah berhasil dukungan minimal 1 juta rakyat DKI sehingga siap untuk diverifikasi bulan Agustus yang akan datang," harap Yusril. 

Ridwan Kamil: Jokowi Berpesan Sebaiknya Saya dan Pak Ahok Tak Bertanding

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sudah memutuskan tidak maju ke Pilgub DKI 2017. Pria yang akrab disapa Emil itu mengungkap pesan Jokowi terkait keputusannya.

Emil menuturkan, dalam proses pengambilan keputusan, sejumlah tokoh nasional mengajaknya bertemu, di antaranya Presiden Jokowi, Ketua MPR yang juga Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketua DPR yang juga politikus Golkar Ade Komarudin, Ketua DPD Irman Gusman, dan ada beberapa menteri. 

Soal pesan dari Jokowi, Emil mengungkap Presiden menyampaikan pentingnya menyelesaikan sesuatu yang belum selesai dengan baik.

"Saya bersahabat dengan Pak Jokowi zaman jadi Wali Kota. Apalagi sebagai Presiden. Saya menghadap, intinya saya menyampaikan saya akan mengambil keputusan terbaik. Intinya, beliau menyampaikan, keputusan yang terbaik itu bukan semata-mata mengejar sesuatu yang lebih besar, tapi yang di depan mata belum terselesaikan dengan baik," kata Ridwan dalam jumpa pers di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (29/2/2016).

Emil juga mengungkap Jokowi berharap dia tak bertanding dengan Ahok di Pilgub DKI. Jokowi tak ingin salah satu dari dia atau Ahok akhirnya tak berkontribusi untuk bangsa.

"Beliau (Jokowi) melihat saya dan Pak Ahok ini adalah pemimpin daerah yang diapresiasi. Dan sebaiknya tidak bertanding. Nanti bila salah satu kalah dan tidak berguna bagi bangsa dan negara. Itu sebabnya, nasihat bijak beliau sangat saya pahami," beber arsitek lulusan University of Berkeley California ini.

"Kalau saya lawan Pak Ahok, Pak Ahok menang saya nganggur. Atau saya menang Pak Ahok nganggur. Jadi nggak bermanfaat. Mungkin itu nasihat bijak yang saya pahami," ungkap pemimpin 44 tahun ini. 

Bak drama, cerita Ridwan Kamil dalam pentas "Menuju Pilgub DKI" berakhir antiklimaks. Pria yang karib disapa Kang Emil itu menarik diri dari bursa cagub DKI 2017.

Sejak akhir tahun 2015 lalu, nama Ridwan Kamil dikait-kaitkan dengan Pilgub DKI 2017. Pria 44 tahun itu dianggap cocok memimpin Jakarta.

Isu bergulir, Emil juga merespons. Arsitek lulusan University of Berkeley California itu mempertimbangkan kemungkinan menantang Gubernur DKI incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Sejak awal 2016, Ridwan Kamil intensif bertemu dengan sejumlah tokoh dan mendengar aspirasi para pengusaha  yang ada di Ibu Kota. Banyak yang mendorongnya maju, berharap ada pergantian kepemimpinan di Ibu Kota.


Gerindra memasukkan namanya sebagai salah satu bakal cagub yang diseleksi. PKS mendorong-dorong ke Jakarta.

Dalam perjalanan isu pencalonannya, meski menyatakan mempertimbangkan, Emil juga memberi sinyal tak akan maju ke DKI. Seperti pernyataannya Jumat (26/2) lalu. Emil menyatakan 90 persen rakyat Bandung tak setuju dia 'hijrah' ke Jakarta, begitu juga kedua anaknya.

"Istri saya mah pasti ikut ke mana saya pergi. Kalau anak enggak setuju, baru diceritain saja sudah bilang, tidak!" ungkap Emil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana.

Emil juga tak pernah datang ke acara seleksi cagub Gerindra. Dua kali diundang, dua kali dia tak datang. Alasannya, dia belum membuat keputusan.

Meski memberi sinyal negatif soal Pilgub DKI, Emil terus membuka ruang untuk menerima aspirasi hingga 28 Februari kemarin. Bahkan, pria berkacamata itu membuka 'polling' di akun Instagramnya. 

Ridwan Kamil bertemu Ganjar Pranowo dan Ahok di Balai Kota DKI, 25 Februari 2016. Foto: Danu Damarjati

Hingga akhirnya, di hari terakhir bulan Februari tahun kabisat 2016, Emil mengumumkan tak akan maju ke Pilgub DKI 2017. Isunya, keputusan itu sudah diambilnya dua pekan lalu, namun baru diumumkan hari ini.

"Saya maju ke Jakarta, tapi tidak sekarang. Alias saya tidak akan maju menjadi calon gubernur DKI 2017," kata Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (29/2/2016). Pernyataan Emil disampaikan secara live di akun Facebook-nya.

Keputusan yang diambil 4 hari setelah bertemu dengan Ahok dan Ganjar Pranowo di Balai Kota DKI itu tentu mengecewakan sejumlah pihak. Bisa jadi salah satunya Ahok, yang berharap bisa bertarung dengan Emil di Pilgub DKI.

"Kalau dia maju kan lebih bagus, banyak pilihan," kata Ahok santai di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2/2016). 

Alasan Ridwan Kamil Tak Maju Pilgub DKI: Saya Ingat Pesan Ibu

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sudah memutuskan untuk tetap memimpin Kota Bandung. Apa alasan mantan dosen arsitek ITB tersebut?

Pria yang karib disapa Emil itu tidak mengungkapkan banyak alasan. Yang utama, adalah karena saat ini dia baru 3 tahun duduk sebagai Wali Kota Bandung. Ada dua tahun sisa amanat dari warga yang mendukungnya untuk menyelesaikan tugas sebagai Wali Kota.

"Pertimbangannya hanya satu. Tugas saya belum selesai di periode pertama (jadi Wali Kota Bandung)," ujar Emil dalam jumpa pers di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (29/2/2016).

Sosok Ibunda juga menjadi salah satu alasan Emil dalam mengambil keputusan besar ini. Sang ibu berpesan agar anak kedua dari lima bersaudara itu menuntaskan kepemimpinannya di Kota Bandung hingg akhir masa jabatan.

"Saya ingat pesan Ibu saya, bahwa pemimpin yang baik itu yang menyelesaikan amanahnya sampai akhir jabatan," jelasnya.

Pria berkacamata itu memohon maaf jika keputusan tersebut mengecewakan semua pihak yang mendukungnya untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2017. 

"Saya mohon maaf kepada pihak-pihak yang bersemangat menyampaikan aspirasi agar saya maju ke Jakarta di tahun 2017. Insya Allah semua indah pada waktunya," tandasnya. 

Setelah melewati proses panjang, Ridwan Kamil akhirnya memutuskan tak maju Pilgub DKI 2017. Ridwan Kamil akan menyelesaikan masa jabatannya memimpin Bandung hingga tahun 2018 mendatang.

"Saya maju ke Jakarta, tapi tidak sekarang. Alias saya tidak akan maju menjadi calon gubernur DKI 2017," kata Ridwan Kamil.

Keputusan tersebut disampaikan Ridwan Kamil dalam jumpa pers di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (29/2/2016).

Lantas apa pertimbangan Ridwan Kamil memilih mundur dari gelanggang?

"Pertimbangan hanya satu. Tugas saya belum selesai di periode pertama," terang Ridwan Kamil.

Namun jika sudah tuntas masa jabatan, Ridwan Kamil menuturkan, dia bisa mengambil kesempatan dengan lebih leluasa. Bisa ke Pilgub Jabar, atau kesempatan lainnya.

"Kalau sudah selesai, Insya Allah takdir membawa saya mungkin bisa ke Jakarta suatu hari, atau mungkin ke Jabar jika ada takdirnya, atau tidak masalah melanjutkan jilid dua, atau memenuhi keinginan keluarga saya untuk jadi arsitek lagi," beber Ridwan Kamil.

Atas keputusannya itu, pria lulusan University of Berkeley California tersebut tetap mendukung dan berharap Pilgub DKI akan berjalan lancar.

"Keputusan saya mudah-mudahan tidak ada dinamika. Silakan melanjutkan tanpa saya. Saya doakan warga Jakarta bisa memilih gubernur yang cocok dan pas," ungkapnya.


Gerindra Siapkan Cagub DKI yang Sama Bagusnya dengan Ridwan Kamil

 Partai Gerindra mengaku tidak kecewa dengan keputusan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang tidak ingin maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017.
Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengakui, mundurnya Ridwan dalam bursa cagub DKI menghilangkan salah satu kandidat yang mampu bersaing dengan calon petahana,Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Namun, dia mengklaim bahwa Gerindra masih mempunyai calon lain yang layak diusung. (Baca: Meski Kecewa, Gerindra DKI Hormati Keputusan Ridwan Kamil)
"Kita sudah berjaga, kita juga akan mempersiapkan pesaing atau lawan yang setara sama bagusnya biar rakyat Jakarta ada pilihan selain incumbent," kata Dasco saat dihubungi, Senin (28/2/2016).
Sejauh ini, selain Ridwan Kamil, Gerindra memiliki sejumlah nama lain, seperti Wakil Ketua Dewan Pembina Sandiaga Uno, Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik, anggota Fraksi Gerindra di DPR RI Biem Benjamin, dan anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi.
Namun, Dasco mengaku belum mau mengungkapkan calon yang dimaksud sama bagus dengan Ridwan Kamil. (Baca: Ridwan Kamil: Saya Akan ke Jakarta, tetapi Tidak Sekarang)
"Masih rahasia," kata anggota Komisi III DPR ini.
Ridwan menyampaikan keputusan tetap memimpin Kota Bandung. Sebelumnya, ia telah bertemu berbagai pihak untuk membahas soal Pilkada DKI. (Baca: Ridwan Kamil: Saya Tak Akan Maju ke Pilkada DKI 2017)
Ridwan mengatakan, masa jabatannya yang baru berakhir pada 2018 menjadi pertimbangan besar.
Ia mengaku ingin fokus mewujudkan mimpi-mimpinya untuk kota kelahirannya. (Baca: Alasan Ridwan Kamil Tak Ikut Pilkada DKI 2017)
"Saya sudah mendengarkan masukan, melakukan survei internal, termasuk meminta pendapat keluarga. Akhirnya, saya memutuskan untuk fokus mengurus Bandung," tutupnya.