Sunday, October 4, 2015

Kenapa banyak muncul Ormas Betawi di Jakarta?

 Indonesia memiliki beragam macam suku bangsa dan etnik. Hal ini disebabkan oleh letak geografis serta bentuk negara kepulauan yang dipeluk oleh Indonesia.

Masyarakat dari setiap etnik pun tersebar di seluruh kota di Indonesia sehingga mereka mendirikan organisasi kemasyarakatan atau ormas untuk menggabungkan visi misinya. Awalnya ormas didirikan sebagai corong politik serta membantu masyarakat seetnis dalam hal sosial dan ekonomi.

"Sebagai corong sosio politiknya, menyatukan visi misi perjuangan untuk memperbaiki taraf hidup, ekonomi, dan sosial," kata budayawan betawi, Yahya Andi Saputra saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (30/9).

Awalnya gaung mendirikan ormas ini di kepalai oleh Muhammad Husni Thamrin. Pada 1920 kakek mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo ini mendirikan organisasi bernama Kaum Betawi. Kemudian tahun 1928 muncul muncul perkumpulan lain bernama Jong Java dan Jong Sumatra.

Sedangkan gong pendirian ormas mulai menjamur ketika era Reformasi bergulir. Sejak itu, muncul berbagai macam organisasi kedaerahan baik di Jakarta maupun kota-kota lainnya.

"Forkabi, FBR, dan lain-lain itu muncul. Sampai sekarang ada 74 ormas (Betawi) yang sah," tandasnya.

 Jakarta identik dengan suku bangsa Betawi sebagai penduduk aslinya. Etnik ini telah lama bermukim dan beranak pinak di ibu kota.

Sejak era Gubernur Ali Sadikin, Betawi telah menjadi ikon Jakarta, tapi dari manakah nama Betawi?

Banyak orang sering mengucapkan nama Betawi tapi hanya sedikit masyarakat tahu asal muasal kata ini. Penafsiran pun banyak mengemuka termasuk cerita perang antara tentara belanda melawan pribumi. Pada saat perang berlangsung, tentara Belanda dengan persenjataan lengkap menghalau warga pribumi yang ingin menduduki benteng Belanda.

Namun, serangan berhenti karena persediaan senjata habis. Pejuang pribumi lantas mengganti senjata mereka dengan kotoran manusia, hingga membuat serdadu Belanda terganggu dengan bau menyengat dan berkata 'bau tai'. Banyak yang meyakini kata itu adalah asal usul nama Betawi muncul.

Tapi pengertian tersebut ternyata salah besar. Hal itu sengaja diciptakan penjajah untuk meremehkan orang-orang pribumi di Jakarta.

"Karena seperti yang kita tahu bersama, benteng hancur dengan meriam jika menggunakan logika lemparan paling cuma 50 meter paling jauh. Ada kesan orang kita dianggep bodoh kalau percaya gituan," kata budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra saat berbicang denganmerdeka.com, Rabu (30/9).

Selain 'bau tai', masih ada berbagai versi lain yang menceritakan asal mula kata Betawi. Salah satu yang paling banyak dipercaya adalah tanaman bernama cassia glauca, atau Wiulingin Betawi alias ketenteng dalam bahasa Betawi. Versi ini lebih dipercaya mengacu dari banyaknya nama jalan menggunakan nama pepohonan.

"Banyak nama jalan dari nama pohon kaya kebon nanas, kebon kacang karena itu saya berasumsi Betawi dari nama pohon," tutupnya.

No comments:

Post a Comment