Sunday, June 28, 2015

Ahok: Yang Berhak Tentukan di Gerindra itu Pak Prabowo, Bukan Taufik

Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik menyebut Gerindra sudah menutup pintu untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) di Pilkada 2017. Ahok tak mau mendengar perkataan Taufik karena hanya percaya pada Prabowo Subianto selaku Ketum.

"Yang berhak menentukan Gerindra itu bukan taufik. Tapi Pak Prabowo," kata Ahok di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu (27/6/2015).

Selain Prabowo, Ahok juga menyebut nama Oni yang dia sebut sebagai teman yang membantunya. Dia menganggap Taufik yang menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI itu tak bisa mewakili partai tersebut. 

"Jadi Taufik tidak usah banyak omong lah, dia tidak berhak ngomong di Gerindra," ucap mantan Bupati Belitung Timur. 

Sebelumnya, Taufik menilai Ahok sering menabrak aturan yang berlaku. Oleh sebab itu, Gerindra tidak akan menjadi kendaraan politik bagi Ahok untuk maju kembali di kontestasi Pilgub DKI 2017.

"Partai saya pasti tertutup karena tidak mau lagi mencalonkan orang yang suka melanggar aturan. Ahok suka melanggar aturan," ujar Taufik dalam diskusi 'Menakar Peluang Ahok Maju Sebagai Calon Independen' di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (26/6/2015). 

Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana (Lulung) menyebut aksi pemberantasan korupsi yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) hanya pencitraan. Ahok pun meminta Lulung tak melempar fitnah.

"Makanya kalau dibilang pencitraan, orang msti lihat rekam jejak. Berani tidak pejabat seperti saya bilang, buktikan harta kamu, pajak yang kamu bayar," kata Ahok di Kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu (27/6/2015). 

Ahok pun balas menantang Lulung. Dia menyindir mobil Lamborghini yang pernah dibawa Lulung saat pelantikan anggota DPRD DKI. 

"Pak Lulung berani tidak buktiin pajak yang dia bayar berapa, Lambhorgini-nya gak ada surat. Itu beli Lamborghini belasan miliar itu bayar pajak enggak?" ujar mantan Bupati Belitung Timur ini. 

Belum lupa dalam ingatan, saat beberapa waktu yang lalu pihak Polda Metro Jaya menindak tegas kasus pelat bodong. Saat itu kejadian itu menimpa Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana.

Polda Metro Jaya saat itu mengamankan mobil Lamborghini warna hijau yang dikendarai lulung karena pelat nomor yang dipasang ternyata bodong. Lulung pun harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Jika Lamborghini itu pemberian, Ahok berpendapat Lulung bisa kena pasal gratifikasi.  "Dia bisa kena gratifikasi. Karena pejabat kenapa orang pinjemin?" ujarnya.

"Enggak usah asbun lah. Bulan puasa jangan fitnah, orang yang fitnah itu nanti masuk neraka lho," sambung Ahok. 

Sebelumnya, Lulung menyebut Ahok tidak tulus dalam memberantas korupsi. Dia menduga ada udang di balik batu. 

"Kita sadar apa yang dilakukan Pak Ahok ini bukan hanya niat tulus memberantas korupsi, tapi kami lihat dari perspektif politik Ahok terlihat jelas beliau mencari pencitraan," kata Lulung dalam diskusi 'Menakar Peluang Ahok Maju Sebagai Calon Independen' di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (26/6/2015). 

No comments:

Post a Comment