Thursday, March 12, 2015

Bank DKI tetap berharap PMP Rp 500 miliar tahun ini

Bank DKI tetap berharap PMP Rp 500 miliar tahun ini
Ahok dan direksi Bank DKI. ©2015 Merdeka.com
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak membatalkan rencana penyertaan modal pemerintah (PMP) sebesar Rp 500 miliar untuk Bank DKI. Padahal, semula Bank DKI akan mendapat tambahan modal sebesar Rp 500 miliar dari APBD 2015.

Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan, pihaknya optimistis target tahun 2015. Mereka menargetkan keuntungan sebesar Rp 1,3 triliun dan aset mencapai Rp 45 triliun tahun ini meski PMP batal dikucurkan.

"Kami targetkan laba Rp 1,3 triliun dan total aset sebesar Rp 45 triliun di tahun ini. Mudah-mudahan tahun 2015 target dapat dicapai," katanya saat dihubungi, Kamis (12/3).

Eko berharap, Bank DKI tetap menerima PMP setelah adanya pembahasan antara eksekutif dan legislatif serta pasca dikeluarkannya hasil evaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri. Eko menilai, bantuan modal ini sangat dibutuhkan untuk ekspansi usaha perseroan yang tahun ini berencana naik ke BUKU (bank umum kelompok usaha) 3.

"Mudah-mudahan ada pembahasan ulang setelah di Kemendagri kemarin," tutupnya.

Meski demikian, Eko mengatakan, PMP sebesar Rp 500 miliar masih diusahakan untuk bisa cair tahun ini. Eko akan kembali mengajukan alokasi PMP dalam APBD Perubahan 2015 jika dalam APBD 2015 tidak terdapat alokasi PMP untuk Bank DKI. Namun dalam APBD Perubahan, Bank DKI akan meminta tambahan modal lebih dari Rp 500 miliar, lantaran semula Bank DKI sudah mengajukan suntikan modal senilai Rp 1,5 triliun untuk tahun 2015.

"PMP Bank DKI tahun anggaran 2015 masih diusahakan dapat Rp 500 miliar di APBD 2015. Diupayakan tambah lagi di APBDP 2015 nanti," tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan, PMP untuk Bank DKI tidak masuk dalam anggaran.

"Enggak ada Bank DKI? Siapa bilang. MRT sama PT Transjakarta sudah pas. Dari awal udah dua," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/3).

Menurutnya, pemberian tambahan modal sedari awal memang tidak pernah diusulkan untuk Bank DKI. Bahkan, dalam surat rekomendasi yang diusulkan Komisi C tidak tercantum usulan PMP untuk Bank DKI. Sehingga PMP hanya diberikan kepada PT MRT sebesar Rp 1 triliun dan PT Transjakarta sebesar Rp 1 triliun.

"Enggak, di rekomendasi komisi C cuma ada dua. Kalau nanti dievaluasi kami berjalan, terus DPRD mau kasih (Bank DKI) ya dimasukan," terang mantan Walikota Jakarta Utara ini.

Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) telah berencana mengalokasikan dana penyertaan modal pemerintah (PMP) dalam RAPBD 2015 untuk Bank DKI sebesar Rp 500 miliar untuk menaikkan Bank DKI dari BUKU 2 ke BUKU 3. Padahal mulanya hanya dialokasikan untuk dua BUMD, yakni MRT dan TransJakarta sebesar Rp 5,62 triliun.

Padahal dalam rapat pimpinan antara DPRD DKI Jakarta dan eksekutif sebelumnya disebutkan, Kebijakan Umum APBD serta Perubahan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2015 hanya ada dua BUMD yang mendapatkan suntikan dana segar yakni PT MRT dan PT TransJakarta. Adapun besarannya untuk PT MRT Rp 4,62 triliun dan PT TransJakarta senilai Rp 1 triliun.

"Bukan terlalu mendadak, sudah ada tiba-tiba hilang. Saya bilang, Bank Jabar Banten sama Bank Jatim sudah BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) 3 dengan Rp 4,5 triliun atau berapa. Nah kita kan nanggung nih, kenapa kita enggak bikin Bank DKI BUKU 3 sama seperti mereka. Kita malah mau BUKU 4. Kalau mau BUKU 4 kan lewat BUKU 3 dulu. Setor Rp 250 miliar lagi kan sudah jadi BUKU 3. Ya, setor dong saya bilang," jelasnya.

No comments:

Post a Comment