Saturday, July 5, 2014

Jokowi: Kita Harus Berani Putuskan, BBM Dialihkan ke Gas!

http://images.detik.com/content/2014/07/05/4/213539_jokowi2depan.jpg
Jakarta -Sudharto P Hadi sebagai moderator dalam debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) malam ini bertanya masalah sektor pertanian kepada capres nomor urut II Joko Widodo atau Jokowi.

"Saya ajukan pertanyaan kepada Jokowi-JK, berdasarkan misi dan visi yang disampaikan untuk membangun ketahanan pada yang bertumpu pada sektor agribisnis pengembangan ekspor pertanian berbasis pengolahan. Bagaimana upaya yang anda lakukan dan strategi menghadapi liberalisasi perdagangan?" tanya Sudharto.

Mendengar pertanyaan itu, Jokowi segera menjawab. Menurut Jokowi, petani jangan dianggap remeh. Yang perlu dilakukan pemerintah adalah hanya membuka pasar baik pasar lokal maupun pasar ekspor produk pertanian Indonesia.

"Petani diperintahkan untuk tanam pepaya. melon dan semangka mereka bisa. Tetapi pasarnya dimana? petani asal diberi bibit dan lain-lain apapun bisa, jadi jangan anggap remeh petani," kata Jokowi dalam Debat capres-cawapres terakhir antara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang digelar di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2014).

Intinya untuk mengembangkan sektor pertanian di Indonesia cukup mudah. Yang penting adalah adanya kemauan dan niat dari pemerintah nantinya.

"Kita semua mengerti persoalannya, yang belum ada niatnya dan kemauannya untuk selesaikan itu semua. Petani kita siap, tanah kita subur tinggal ada kemauan dan niat atau tidak. Kuncinya ada niat dan kemauan," katanya.

Jakarta -Calon Presiden nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan energi yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah mulai dari minyak bumi, gas bumi dan panas bumi sampai energi baru terbarukan (EBT).

"Energi minyak, gas, panas bumi dan EBT kita sangat berlimpah," kata Jokowi dalam debat Capres Cawapres 2014, di Hotel Bidakara, Sabtu (5/7/2014).

Namun untuk mengurangi konsumsi BBM yang membuat subsidi mencapai ratusan triliun rupiah, Indonesia harus memanfaatkan berlimpahnya energi yang belum termanfaatkan maksimal, terutama dari gas bumi dan panas bumi sampai energi terbarukan.

"Untuk itu kita harus berani putuskan, BBM harus dialihkan ke gas, hal ini akan mengurangi beban dari penggunaan BBM," ucap Jokowi.

Tentunya untuk dapat mengalihkan konsumsi BBM ke gas, diperlukan infrastruktur seperti pipa gas, sehingga gas bisa digunakan untuk transportasi publik dan perumahan.

"Kita akan kerjakan pipanisasi gas dalam waktu 3 tahun dengan kecepatan tinggi, kita bangun di banyak kota besar di Indonesia" katanya.

Selain itu Jokowi menilai, sektor EBT di Indonesia kurang insentif sehingga investor dan petani tidak mau mengembangkan EBT.

"Seperti sorgum, tanaman ini tidak perlu banyak air, dapat tumbuh di area marginal, namun kurangnya riset dan insentif sehingga petani dan investor tidak mau mengembangkan biofuel, insentif untuk biofuel harus dibuka jangan hanya insentif untuk impor minyak," tutupnya.
(rrd/dnl) 

No comments:

Post a Comment