Saturday, July 26, 2014

Jokowi: Saya Lahir di Bantaran Sungai, Pernah Merasakan Tak Enaknya Hidup Susah

KRISTIANTO PURNOMOPresiden terpilih Joko Widodo menyapa simpatisannya saat peringatan kemenangan rakyat dan syukuran tumpeng setinggi tujuh meter di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (23/7/2014). emilihan Umum, Jakarta, Selasa (22/7/2014). Pasangan Jokowi-JK akhirnya memenangkan Pilpres 2014 dengan persentase 53,15 persen, mengungguli pasangan Prabowo-Hatta dengan perolehan suara sebanyak 46,85 persen. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

SOLO, KOMPAS.com - Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko 'Jokowi' Widodo berjanji bakal mengedepankan pemerataan ekonomi saat ia dan Jusuf Kalla resmi memimpin Indonesia. 

"Yang paling penting di ekonomi itu bukannya hanya pertumbuhan, tapi juga pemerataan," ujar Jokowi di pasar barang bekas Notoharjo, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (26/7/2014). 

Pemerataan ekonomi itu, lanjut Jokowi, dapat diwujudkan dengan berbagai cara. Mulai dari pembangunan infrastruktur di seluruh daerah di Indonesia serta menerapkan kontrol yang ketat atas sistem birokrasi pemerintah daerah. 

Selain itu, Jokowi juga berkomitmen untuk membuka akses pelayanan kesehatan serta pendidikan untuk rakyat, terutama rakyat miskin. 

Kedua hal itu telah dibuktikannya saat dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yakni menelurkan program Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). 

Jokowi mengatakan, sebuah kebijakan tidak dapat lepas dari latar belakang pengalaman sang pengambil kebijakan. Berkaca kepada pengalaman hidupnya yang pernah miskin, kata Jokowi, membuat dia kian mantap mewujudkan kebijakan itu. 

"Saya lahir di bantaran sungai. Sudah pernah merasakan bagaimana tidak enaknya hidup susah," kata Jokowi.

No comments:

Post a Comment