Tuesday, July 29, 2014

Purbaya: Kalau APBN belum hancur, kenaikan BBM nanti saja

Merdeka.com - Wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai belum tepat dilakukan saat ini. Salah satu alasannya, kondisi keuangan negara masih dianggap aman atau defisitnya tidak terlalu lebar.
"Peluangnya tergantung keberanian pemerintah. Belum aman bermain dengan kebijakan kurang populer. Kalau budget tidak hancur-hancuran, kenaikan BBM-nya nanti saja," ucap Purbaya di Jakarta, Selasa (29/7).
Dia menuturkan, selama ini saban kali terjadi kenaikan harga BBM selalu dibarengi dengan kebijakan BI menaikkan suku bunga acuan. Kondisi ini berimbas panjang, pertumbuhan ekonomi bisa terkoreksi menjauh dari 6 persen. Akibatnya, muncul sentimen negatif di pasar. Sehingga kebijakan kenaikan harga BBM harus diperhitungkan baik-baik.
"Harus ada kebijakan dari bank sentral agar tidak terjadi perlambatan akibat kenaikan harga BBM," terang dia.
Namun, jika pemerintahan baru berencana menaikkan harga BBM, Purbaya menyarankan agar dilakukan secara bertahap. Purbaya berasumsi, jika harga BBM dinaikan secara langsung maka inflasi bakal melonjak hingga menembus 10,6 persen.
"Karena kalau langsung itu naiknya 80 persen (dari Rp 6.500 jadi Rp 11.500) kali 0,7 persen sama dengan 5,6 persen, ditambah 5 persen, jadi 10, 6 persen. Kalau inflasi begitu, BI bisa langsung meningkatkan suku bunganya," jelas dia.
Sebelum itu, dia berharap pemerintahan baru benar-benar memikirkan ulang sebelum menaikkan harga BBM. Karena, dia menganggap selama ini pemerintah tanpa perhitungan.
"Naikin sih gampang, tidak butuh ekonom pintar untuk menaikkan harga BBM, tapi bagaimana menjaga kondisi ketika BBM dinaikkan," kata dia.

No comments:

Post a Comment