Saturday, September 3, 2016

Djarot : Memang, Gaya Komunikasi Saya Berbeda dengan Pak Ahok...

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menerima kritik dari warga mengenai pola pendekatan Pemprov DKI terhadap warga ketika mau melakukan penertiban. Warga yang bernama Laode Budi itu menilai Pemprov DKI terlalu keras terhadap warga miskin.
"Sekarang ini masyarakat bawah merasa kurang diurus. Kalau dengan pendekatan yang dimarahi terus begini, sepertinya partisipasi masyarakat juga akan kurang," ujar Laode dalam diskusi umum bertema "Kerja Nyata untuk DKI Jakarta", di Eightyeight Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (3/9/2016).
Djarot menjadi pembicara dalam diskusi tersebut. Laode sendiri mengacu kepada sifat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dinilai sering marah dan keras. Djarot pun menilai dia dan Basuki atau Ahok memang memiliki gaya komunikasi yang jauh berbeda.
Meski Ahok merupakan sosok yang suka berbicara keras, Djarot mengatakan itu bukan berarti tidak baik.
"Memang gaya komunikasi saya berbeda dengan Pak Ahok. Pak Ahok meledak-ledak, to the point, istilahnya ngomong dulu mikir kemudian. Tetapi dia itu maksudnya baik," ujar Djarot membela Ahok.
Djarot setuju perlu ada komunikasi terlebih dahulu terhadap warga. Namun, jika warga terus menolak jalan keluar yang ditawarkan Pemprov DKI, maka Pemprov DKI akan bertindak. Sebab, bagaimanapun mereka bersalah telah menggunakan lahan milik negara.
Djarot mengatakan seringkali warga yang ditertibkan tidak benar-benar miskin. Mereka memiliki rumah lain yang disewakan di kawasan itu. Djarot mengatakan kondisi seperti itu membuat sikap Ahok yang tegas menjadi wajar.
Lagipula, kata Djarot, Pemprov DKI tidak selalu melakukan pola pendekatan dengan cara tegas kepada masyarakat. Terkadang, dia sendiri ambil bagian dalam melakukan pendekatan dengan warga.
Djarot mengaku sering berkunjung ke permukiman warga pada tengah malam untuk melihat situasi dan berdiskusi dengan warga sekitar.
"Memang tidak diekspose media, tapi yang terpenting itu semuanya berjalan mulus. Jadi kita ada dialog. Tapi kalau sudah macet ya apa boleh buat. (Penertiban) itu alternatif terakhir," ujar Djarot.

No comments:

Post a Comment