Wednesday, July 9, 2014

Charta Politika: Jokowi Paling Dirugikan dalam Kampanye Hitam

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Joko Widodo dianggap paling dirugikan dalam kampanye hitam selama masa kampanye lalu. Pasalnya, dari beragam isu kampanye hitam yang diangkat, banyak masyarakat yang memercayainya.
"Dilihat dari statistik, Jokowi yang paling dirugikan dari kampanye hitam ini," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, di Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Charta Politik melakukan survei seberapa besar pengaruh kampanye hitam terhadap pilihan calon presiden dan calon wakil presiden. Hasilnya, pengaruh kampanye hitam terhadap pasangan Jokowi-JK sangat besar dibandingkan terhadap pasangan Prabowo-Hatta.
Sebanyak 24,5 persen responden mengaku terpengaruh dengan kampanye hitam terhadap Jokowi-JK. Sementara itu, 53,7 persen menyatakan tidak terpengaruh dan 21,8 persen menyatakan tidak tahu. Di sisi lain, pengaruh kampanye hitam terhadap kubu Prabowo-Hatta lebih kecil.
Survei Charta Politika menunjukkan hanya 18,3 persen responden yang terpengaruh dengan kampanye hitam terhadap Prabowo-Hatta. Sebanyak 73 persen di antaranya menyatakan tak terpengaruh dan 8,7 persen mengaku tidak tahu.
Charta Politika mendata ada empat isu kampanye hitam yang ditujukan kepada Jokowi, yakni isu Jokowi non-Muslim, didanai pengusaha Tiongkok, korupsi bus transjakarta, dan capres boneka. Di antara isu-isu itu, yang paling diketahui masyarakat adalah isu Jokowi non-Muslim, yakni 52,2 persen. Yang lainnya ialah isu Jokowi didanai perusahaan Tiongkok (45,5 persen), korupsi bus transjakarta (35,2 persen), dan capres boneka (46,3 persen).
Sementara itu, isu kampanye hitam terhadap Prabowo-Hatta paling banyak diketahui adalah bercerai dengan Titiek Soeharto (45,6 persen). Lainnya ialah keterlibatan kerusuhan 98 dan penculikan aktivis (38,4 persen), keluarga beda agama (13,5 persen), politik transaksional (17,8 persen), dan perusahaan tidak membayar upah karyawan (14,5 persen).
Survei Charta Politika kali ini dilakukan pada 3-6 Juli 2014 dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 responden yang sudah mempunyai hak pilih. Sampel dipilih sepenuhnya secara acak dengan metode penarikan sampel secara bertingkat. Margin of error dari penelitian ini ialah sebesar /- 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

No comments:

Post a Comment