Sunday, September 11, 2016

Canda Menteri Agama: Presiden Jokowi itu NU banget!

Canda Menteri Agama: Presiden Jokowi itu NU banget!
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Arafah. ©2016 Merdeka.com
Merdeka.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin malam ini menyempatkan berbincang-bincang santai dengan para wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH). Sambil duduk bersila di depan tenda MCH, menteri lukman mempersilakan para wartawan menanyakan apa saja yang terkait dengan pelaksanaan ibadah haji tahun 2016 ini.

Menteri Agama mengawali pembicaraan, dengan bercerita pada tahun 1991 silam dirinya juga pernah menjadi petugas haji mewakili Lakpesdam NU. Saat itu Lukman mengaku baru haji untuk pertama kalinya. Saat bertugas, Menteri Lukman saat itu terbiasa dengan mengangkat-angkat kopor jemaah haji.

"Saya dulu juga jadi petugas haji tahun 1991. Tapi mewakili Lakpesdam NU," cerita Lukman, Sabtu (10/9) malam.

Lukman pun mempersilakan para wartawan untuk bertanya. Salah seorang wartawan menanyakan kepada Lukman pesan Presiden Joko Widodo terhadap dirinya dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Kepada dirinya, Jokowi berpesan agar pelaksanaan haji tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

"Presiden berpesan, agar pelaksanaan haji tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," kata Lukman menjawab pertanyaan wartawan.

Lukman melanjutkan, pesan Presiden Jokowi terhadap dirinya terkait dengan pelaksanaan haji tahun ini, seakan sesuai dengan kaidah Arab yang selama ini diyakini oleh warga Nahdlatul Ulama (NU). Yakni 'almuhafadhotu alal qodimis shalih, wal akhdhu bil jadidil ashlah' atau mempertahankan sesuatu yang baik, dan mengambil sesuatu yang lebih baik.

"Presiden Jokowi itu NU banget," ujarnya sambil tersenyum.

"Ada kaidah yang selama ini dianut oleh warga NU, almuhafadhotu alal qodimis shalih, wal akhdhu bil jadidil ashlah," imbuh Menteri Lukman sembari mengartikan istilah berbahasa Arab tersebut.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Arafah 2016 Merdeka.com
Ada beberapa pertanyaan lain dari wartawan, misalnya bagaimana jika tahun depan para petugas haji ada yang dibekali dengan kemampuan bela diri. Sebab, saat bertugas meliput dan membantu para jemaah haji yang tersesat, wartawan tersebut mengalami kejadian unik, lantaran jemaah yang akan dia bantu malah menganggapnya sebagai penjahat, sehingga dengan sekuat tenaga jemaah tersebut meronta, bahkan sampai bawa beling untuk membela diri.

"Saya berdua tidak sanggup. Akhirnya oleh temus (tenaga musiman) yang memiliki badan besar jemaah tersebut 'dikiting' dan dipaksa masuk ke mobil MCH," kata Madin, salah seorang wartawan media online.

Selain membicarakan hal-hal yang santai, obrolan juga mengarah ke hal-hal yang serius. Di antaranya soal kuota haji, pelaksanaan dam (denda) yang selama ini akuntabilitasnya belum bisa dipertanggungjawabkan, hingga soal rencana pembahasan antara Kementerian Agama dengan Kementerian Luar Negeri terkait pemanfaatan visa haji untuk negara-negara sahabat yang selama ini belum dimanfaatkan dengan baik.

Obrolan kian menarik saat Menteri Agama bercerita saat pertama kali haji dirinya merasa heran dengan para jemaah haji yang berebut dengan segala cara untuk bisa mencium hajar aswad. Padahal menurutnya hal itu bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. "Padahal itu kan sunat, tidak wajib," ujarnya.

Tapi lama kelamaan akhirnya Lukman penasaran juga, dan berniat mencium hajar aswad, setelah melihat orang beberapa kali mencium hajar aswad.

"Akhirnya saya pun ikut mencium hajar aswad," cerita Lukman disambut tawa para wartawan.

Obrolan berlangsung lebih dari satu jam hingga akhirnya tepat pada pukul 21.30 Menteri Lukman pamit untuk istirahat.

No comments:

Post a Comment