Sunday, August 2, 2015

KPAI akan cek sekolah SMP Flora

 Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bekasi akan mengecek sekolah SMP Flora terkait kasus kematian pelajar sekolah tersebut, Evan Christoper Situmorang (12). Evan adalah siswa yang meninggal dua minggu setelah mengalami sakit pada kaki yang didapat usai mengikuti kegiatan masa orientasi sekolah (MOS) di SMP Flora. 

Komisioner Bidang Pengaduan dan Advokasi KPAI Kota Bekasi, Rury Arief Rianto, berencana menemui pihak sekolah untuk melakukan konfirmasi. "Besok kami akan cek kebenarannya di sekolah," kata Rury saat ditemui di rumah orangtua korban di Pondok Ungu Permai, Babelan, Bekasi, Minggu (2/8/2015). 

Rury mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan dengan ayah Evan, dirinya mendapati keterangan bahwa ada keluhan-keluhan korban sebelum meninggal, dan ada banyak hal yang membuat korban kelelahan dalam mengikuti MOS tersebut. Pihaknya juga mendapati cerita tentang adanya hukuman fisik dalam MOS. Padahal, lanjutnya, sesuai edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta saran-saran KPAI terhadap beberapa sekolah, hukuman fisik tidak dibenarkan. 

"Idealnya tidak perlu ada hukuman fisik, buat apa orangtua nitipkan anak. Besok kita akan konfirmasi semua. Tentang proses MOS nya, kejadiannya, dan apa yang menurut sekolah tentang kejadian itu," ujar Rury. 

Menurut Rury, jika ditemukan ada unsur kelalaian, sekolah terancam dikenai sanksi. "Kalau benar hal itu, kami akan rekomendasikan ke Pemerintah Bekasi, agar mengkaji kembali kegiatan MOS yang ada," ujar Rury. 

Bahkan, lanjutnya, bentuk sanksinya bisa sampai penghapusan MOS di sekolah. Namun, yang memutuskan hanya instansi pemerintah terkait. "Rekomendasi tergantung rumusan kami seperti apa. Kalau memang harus dihapuskan (MOS), ya dihapuskan. Tapi kami cuma di sistem pengawasannya," ujarnya. 

Sebelumnya, Evan meninggal dua minggu setelah mengalami sakit di kakinya setelah mengikuti MOS. Sakit itu menurut keluarga didapat setelah Evan mengikuti salah satu kegiatan MOS "cinta lingkungan" dengan berjalan kaki sekitar 4 kilometer.

Setelah masuk sekolah, sakitnya tak kunjung hilang. Berbagai pengobatan sudah dilakukan keluarga, dari refleksi hingga ke puskesmas. Namun, tak kunjung sembuh. Kemudian, Evan sempat jatuh di kamar mandi sekolah, sampai akhirnya tak dapat masuk sekolah. Dua hari setelah jatuh, yakni tanggal 30 Juli 2015, Evan mengalami kejang. Akhirnya, korban meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit.

No comments:

Post a Comment