Sunday, August 2, 2015

Usai Disemprot Ahok, Peserta Stan Jakbook dan Edu Fair Jamin Harga Murah

 Peserta stan Jakbook dan Edu Fair 2015 menjamin harga yang ditawarkan lebih murah dibanding harga di pasar modern. Mereka menggelar jumpa pers, berselang beberapa hari Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama marah-marah karena harga mahal saat pembukaan.

Kuntoro, salah seorang perwakilan peserta yang menjual alat kelengkapan sekolah menjelaskan, harga yang lebih murah selama pameran adalah jaminan. Mereka siap mengganti rugi dua kali lipat, jika ada penjual yang menjajakan barang di atas pasaran.

"Sebagai perwakilan peserta ingin menegaskan kalau harga yang kita buka di sini lebih murah dibanding harga yang di luar," ujar Kuntoro dalam konferensi pers Stan VIP Pameran Jak Book & Edu Fair, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (1/7/2015).

Para peserta pemeran ingin merangkul pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP). Karena itu, tidak mungkin mematok harga terlalu mahal. Apalagi mereka bersaing dengan pasar modern yang juga sudah bisa menerima transaksi menggunakan KJP.

"Kita tentu ingin juga merangkul pemilik KJP untuk menjadi customer kita di arena Jakbook & Edu Fair. Bahkan untuk menarik itu kita sediakan sejumlah promo menarik seperti salah satu stan yang tawarkan beli sepatu gratis kaos kaki. Jika dibandingkan dengan pasaran di luar tentu mereka tidak akan dapat bonus bahkan setiap transaksi mereka akan dikenakan biaya administrasi 2,5 % sampai 3%," paparnya.

Kuntoro mengharapkan dengan adanya jaminan dan promo yang ditawarkan kepada customer, pemilik KJP dapat kembali ke Jakbook & Edu Fair 2015.

"Kalau ada yang lebih mahal kami berani ganti dua kali lipat, tetapi tolong jangan dibandingkan dengan harga  grosiran bedakan kami dengan harga di toko-toko retail atau pasar modern," imbuhnya.

"Kita di sini rata-rata pabrikan bukan dari distributor, karena pabrikan juga ingin berkontribusi untuk berikan harga terbaik ke pemegang KJP," tandas pemilik UKM industri tas di Jakarta tersebut. 

Peserta stan Jakarta Book & Edu 2015 mengaku rugi dengan menurunnya antusias pengunjung. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan dia.

"Harusnya kalau memang pameran, harganya harus harga pabrik dong, harga penerbit dong. Itu saja yang saya bilang. Bukan gara-gara saya," ujar Ahok saat dikonfirmasi usai mengantar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (1/8/2015).

"Kan sudah saya bilang, kalau mau banyak orang datang ke pameran ya kasih potongan harga yang banyak," imbuhnya.

Ahok membandingkan jika harga buku serta perlengkapan sekolah di toko lebih murah ketimbang pameran. Dengan kondisi itu, kata dia, wajar  masyarakat memilih tidak berbelanja di pameran. Apalagi para pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang rata-rata berasal dari menengah ke bawah.

"Kamu mau nggak datang ke pameran kalau harganya lebih tinggi daripada pasaran? Ke Gunung Agung dekat rumah atau ke Gramedia, lebih murah. Apalagi kalau kita sudah buka di Asemka, orang menengah ke bawah nih apalagi yang dapat KJP itu kan artinya gaji dia pas-pasan, kalau dia di Asemka lebih murah mana mau beli (di JakBook and Edu Fair 2015)," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Ahok berpendapat ada sebanyak 75 persen pedagang menaikkan harga produk perlengkapan sekolah selama pameran tersebut berlangsung. "Nggak lah itu. Aku sudah cek, wong 75 persen (pedagang naikin harga)," ujar Ahok.

Seperti diberitakan sebelumnya, para peserta stan JakBook and Edu Fair 2015 mengaku rugi karena pernyataan Ahok yang menyebut harga mahal saat memberi sambutan di hari pertama. Hingga hari ini, para peserta stan mengaku masih rugi. Padahal sudah menyediakan barang yang cukup banyak.

"Kita sudah sediakan stock banyak sekarang di hari kelima stock kami masih banyak belum lagi biaya untuk gudang, sewa stan, sekarang kebingungan sisanya harus ke mana, otomatis kita harus keliling," kata perwakilan stan alat kelengkapan sekolah, Kuntoro, usai konfrensi pers di ruang VIP Jakbook & Edu Fair 2015, Senayan, Jakarta Pusat, hari ini.

Jadi, apakah peserta turun karena pernyataan Ahok? "Itu juga sangat berpengaruh. Karena dari awal kita sudah jual di bawah pasaran. Ya di sini kan ada banyak stan. Yang terjadi hari pertama itu hanyalah oknum dan sudah dikeluarkan," jawabnya. 

Peserta stan Jakbook & Edu Fair 2015 mengaku terancam rugi lantaran turunnya antusias pengunjung. Versi mereka, hal itu adalah dampak dari pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama yang menyebut harga mahal di hari pertama.

"Sebenarnya kita ingin bisa partisiapsi dan kontribusi untuk masyarakat dalam sukseskan program KJP," ujar perwakilan stan alat kelengkapan sekolah, Kuntoro, usai konfrensi pers di ruang VIP Jakbook & Edu Fair 2015, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (1/8/2015).

Kuntoro mengatakan, tujuan awal dari Jakbook & Edu Fair 2015 untuk memaksimalkan penggunaan KJP. Awalnya, Pemprov DKI melihat ada penyelewengan dana pendidikan di KJP oleh para orang tua siswa.

"Sehingga diadakan disini supaya bisa tepat sasaran. Maka ada buku bacaan dan alat kelengkapan sekolah, kita pun di sini ingin berkontribusi selain untuk mencari keuntungan," paparnya.

Namun hingga hari, para peserta stan mengaku masih rugi. Padahal sudah menyediakan barang yang cukup banyak.

"Kita sudah sediakan stock banyak sekarang di hari kelima stock kami masih banyak belum lagi biaya untuk gudang, sewa stan, sekarang kebingungan sisanya harus ke mana, otomatis kita harus keliling," paparnya.

Jadi, apakah peserta turun karena pernyataan Ahok?

"Itu juga sangat berpengaruh. Karena dari awal kita sudah jual di bawah pasaran. Ya di sini kan ada banyak stan. Yang terjadi hari pertama itu hanyalah oknum dan sudah dikeluarkan," jawabnya.

No comments:

Post a Comment