Sunday, December 28, 2014

Jokowi Minta Kebakaran di Pasar Klewer Solo Bisa Segera Dipadamkan

Jakarta - Pasar Klewer di Solo, Jawa Tengah dilanda kebakaran hebat malam ini. Hingga tengah malam, api masih mengamuk di pasar batik terbesar di Indonesia tersebut. Presiden Joko Widodo yang pernah menjadi wali kota Solo turut memberi perhatian terhadap peristiwa tersebut. 

Melalui akun resmi Facebook-nya yang dikutip detikcom, Minggu (28/12/2014), Jokowi meminta kepada Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo untuk membereskan musibah tersebut. 

"Sesaat yang lalu saya mendengar kabar Pasar Klewer Solo terbakar. Saya harap segera bisa dibereskan, juga kepada Pak Rudi Walikota Solo bisa dengan sigap menyelesaikan," tulis Jokowi dalam akun Facebook-nya. 

Jokowi juga berpesan kepada relawan-relawan kota Solo untuk bergotong royong membantu petugas pemadam kebakaran memadamkan api di Pasar Klewer. Menurut Jokowi, Pasar Klewer merupakan warisan sejarah kota Solo, peninggalan Sunan Pakubuwono X yang kini jadi pusat perdagangan batik. "Tentunya harus dijaga," ucapnya. 

Ansor Nyatakan Siap Perang Lawan ISIS

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid mengaku, geram dengan pernyataan ancaman yang dikeluarkan kelompok islam garis keras ISIS. Secara tegas, ia tak akan ragu mengerahkan kekuatan Ansor untuk melawan kelompok tersebut apabila mereka mengganggu kedaulatan NKRI.
"Bagi Ansor dan NU (Nahdlatul Ulama), NKRI dan Islam rahmatan lil alamin adalah harga mati, tidak bosa ditawar-tawar. Kalau untuk NKRI kita nyatakan perang juga enggak apa-apa," tegas Nusron dalam keterangan yang diterima wartawan, Jumat (26/12/2014).
Dalam menyebarkan ajarannya, Nusron mengatakan, kelompok ISIS mengusung gagasan Khilafah Islamiyah. Menurut dia, gagasan tersebut tak boleh dikembangkan di belahan dunia manapun. Selain itu, ia menambahkan, tantangan yang diberikan oleh mereka mengindikasikan bahwa mereka ingin mengembangkan paham tersebut di Tanah Air.
"Statemen tantangan itu, menandakan Indonesia akan dijadikan daerah tujuan khilafah. Kita jangan sampai kecolongan," katanya.
Lebih jauh, ia mengatakan, pihaknya telah siap apabila sewaktu-waktu ISIS datang. Kendati demikian, ia tak ingin mengirimkan anggota GP Ansor ke Suriah, lokasi di mana ISIS berada, untuk melawan kelompok itu. (Baca: Kepolisian Tingkatkan Kewaspadaan Terkait Munculnya Video Ancaman ISIS)
"Kalau datang ke Indonesia, kita siap menghadapi. Kalau ke Syria buat apa? Mending kirim ke daerah bencana. Banyak pahala dan manfaatnya," katanya.
Sebelumnya beredar video di laman Youtube, yakni seorang pria dengan menggunakan bahasa Indonesia, mengancam Panglima TNI Jenderal, Polri, dan Banser. Video yang diunggah oleh akun bernama Al-Faqir Ibnu Faqir pada 24 Desember 2014 tersebut berjudul "Ancaman wahabi terhadap Polisi, TNI dan Densus 88, Banser". Video tersebut berdurasi 04:01 menit.
Dalam video itu, pria berkumis dan berjanggut tersebut mengancam Panglima TNI, Polri, dan Banser, dengan mengatakan menunggu kedatangan TNI, Polri, dan Banser yang dikabarkan akan ikut memerangi ISIS. Belum diketahui identitas pria itu dan sedang berada di mana saat video itu dibuat. "Apabila kalian tidak datang kepada kami, kami akan datang kepada kalian," kata pria tersebut.

Yenny Wahid Tak Terkejut Banser Ditantang ISIS

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Yenny Wahid mengatakan bahwa Banser NU sering menerima tantangan. Ia mengaku tak terkejut ketika saat ini Banser NU menerima tantangan dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). 

"Kalau Banser ditantang, itu biasa, sama-sama swasta. Kalau TNI/Polri ditantang ISIS, itu makar namanya," kata Yenny di acara haul kelima Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (27/12/2014). 

Oleh karena itu, kata Yenny, aparat penegak hukum harus menelusuri dan menindak tegas kelompok ISIS yang menyebar video berisi tantangan pada TNI/Polri. Ia menilai tantangan pada TNI/Polri sama dengan tantangan pada negara. 

Yenny menuturkan, Banser NU siap terjun memberantas ISIS di Indonesia selama diminta oleh pemerintah. Namun langkah yang dilakukan bukan pada aktivitas fisik melainkan dengan cara mencegah penyebaran ideologi sesat yang disebarkan ISIS di Indonesia. 

"Banser, Anshor, selalu diberi ketahanan mental. Tapi kalaucombat, itu wilayah TNI/Polri. Kalau diminta negara, kami siap, tapi tidak akan melakukan tindakan-tindakan itu (adu kekuatan fisik)," ungkapnya. 

Sebelumnya, beredar video di laman Youtube, yakni seorang pria dengan menggunakan bahasa Indonesia, mengancam Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Polri, dan Banser. Video yang diunggah oleh akun bernama Al-Faqir Ibnu Faqir pada 24 Desember 2014 tersebut berjudul "Ancaman wahabi terhadap Polisi, TNI dan Densus 88, Banser". 

Video tersebut berdurasi empat menit. Dalam video itu, pria berkumis dan berjanggut tersebut mengatakan menunggu kedatangan TNI, Polri, dan Banser yang dikabarkan akan ikut memerangi ISIS.

Lama Memendam, Khofifah Ungkap Pesan Terakhir Gus Dur

KOMPAS.com/ INDRA AKUNTONOKhofifah Indar Parawansa saat menghadiri haul Gus Dur di Ciganjur.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa ingin menyampaikan rahasia yang dipendamnya bertahun-tahun saat hadir di acara Haul Kelima Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (27/12/2014) malam. 

Rahasia yang ingin ia ungkapkan adalah pesan mendiang Gus Dur beberapa saat sebelum wafat pada 30 Desember 2009 silam. 

"Ada amanat Gus Dur yang mudah-mudahan malam ini, saya punya keberanian menyampaikan kepada keluarga beliau," kata Khofifah di sela-sela acara haul. 

Ia mengungkapkan, sejak dua tahun sebelum wafat, Gus Dur pernah memintanya menuliskan sebuah kalimat di batu nisan tempat peristirahatan akhirnya. Pesan itu diulang dan disampaikan Gus Dur pada Khofifah sebanyak tiga kali dan terakhir kali diucapkan di media Oktober 2009. 

"Tiga kali beliau pesan kepada saya. Mbak, kalau saya meninggal, tolong di batu nisan saya ditulisi 'The Humanist Died Here'," kata Khofifah menirukan ucapan Gus Dur saat itu. 

Sebagai seorang pemimpin, kata Khofifah, Gus Dur dikenal sebagai tokoh pluralisme dan multikulturalisme yang bergerak karena hati nuraninya. Ia menilai, Gus Dur sebagai figur yang memiliki sisi kemanusiaan di atas rata-rata. 

"Jadi mudah-mudahan hari ini saya berani menyampaikan itu. Karena selama ini saya pendam. Saya pernah tanya kepada beberapa teman, ada yang pernah diberi pesan seperti saya, tapi saya belum mendapatkan kesamaan pesan itu," pungkasnya.

Legenda Batik Solo Nyaris Musnah Dilalap Si Jago Merah

SOLO, KOMPAS.com - Api yang melalapPasar Klewer, Kota Solo, Jawa Tengah, sejak pukul 20.00 WIB, Sabtu (27/12/2014), hingga saat ini belum sepenuhnya dapat dikendalikan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Solo. 

Menurut Adjie Setiadji Arif, warga yang menyaksikan kebakaran tersebut, api yang membakar bagian barat Pasar Klewer, masih berkobar. Meski demikian, Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Solo dapat melokalisasi kobaran api hingga tidak lagi menyebar ke bagian lain Pasar Klewer.

"Saya lihat api mulai berangsur dapat dilokalisasi. Petugas Damkar bekerja keras memadamkan api yang berkobar di bagian barat pasar," tutur Adjie. 

"Petugas Damkar masih hilir mudik menerobos kerumunan warga yang menonton kebakaran di tengah kondisi gerimis. Hingga pukul 22.45 api belum padam," tambah Muhammad Nasir, warga Solo yang juga berada di tempat kejadian kepada Kompas.com, Sabtu (27/12/2014).

Akibat kebakaran tersebut, kondisi lalu lintas di depan dan sekitar Pasar Klewer macet total. Arus lalu lintas dialihkan dari Jl Slamet Riyadi ke jalur-jalur di sekitarnya.

Pasar Klewer merupakan pasar batik terbesar di Jawa Tengah. Mulai berkembang sejak zaman penjajahan Jepang kurun 1942-1945, sebelum direnovasi menjadi bangunan pasar modern dan diresmikan pada tahun 1970. 

Pasar ini sangat melegenda dan popularitasnya hingga ke mancanegara. Lokasinya yang bersebelahan dengan Keraton Surakarta, menjadikan Pasar Klewer sebagai destinasi wisata sekaligus salah satu simbol Kota Solo. 

Dalam perjalanan sejarahnya kemudian Pasar Klewer menjadi rujukan para pedagang di Yogyakarta, Surabaya, Semarang, dan kota-kota lain di Pulau Jawa. Betapa tidak, pasar ini memiliki kapasitas 2.064 unit kios dan dapat menampung lebih dari 1.500 pedagang.

Jokowi Ajak Berdialog Warga Papua yang Ada di Gunung dan Hutan

Liliek Setyowibowo/SonoraPresiden Joko

JAYAPURA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan ingin berdialog dengan masyarakat Papua dan membangun provinsi ini. Keinginan itu disampaikan secara terbuka di hadapan masyarakat Papua pada perayaan Natal Bersama Nasional 2014 di Stadion Mandala Jaya, Jayapura, Papua, Sabtu (27/12/14) malam. 

Jokowi mengaku ingin mendengar suara masyarakat Papua secara langsung sehingga ia mengetahui persoalan yang sebenarnya dan akan mencarikan solusinya.

"Yang masih di dalam hutan, yang masih di atas gunung-gunung, marilah kita bersama membangun Papua sebagai tanah yang damai. Marilah kita pelihara rasa saling percaya di antara kita, sehingga kita bisa berbicara dalam suasaana yang damai dan sejuk," ajak Jokowi.

Jokowi menambahkan, "Kita ingin semuanya akhiri konflik yang ada, jangan ada lagi kekerasan."

Jokowi mengaku ingin mempergunakan waktu sebanyak-banyaknya untuk mendengarkan suara rakyat Papua. Sebab, semangat ini dapat dijadikan pondasi untuk menatap masa depan tanah Papua yang lebih baik. 

Jokowi menambahkan, masyarakat Papua tidak hanya butuh pendidikan yang lebih baik, tetapi juga butuh didengar dan diajak bicara. 

"Itulah sikap dasar saya dalam membicarakan setiap persoalan di Papua," tegas Jokowi.

Hujan Deras, Jakarta Dikepung Banjir

Foto: Estu Dwi (Pasangmata.com)
Jakarta - Hujan deras yang mengguyur Jakarta menyebabkan banjir pagi ini. Sejumlah jalanan protokol pun tergenang.

Pembaca detikcom, Estu Dwi Prakoso menginformasikan genangan air setinggi 30 cm di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/12/2014). Sejumlah pengendara memilih berputar balik.

"Pengendara yang nekat menerobos arus banjir menyebabkan mobil dan motor mereka mogok," kata Estu.

Genangan juga terjadi di depan Kampus Jayabaya, Pulomas, Jakarta Timur arah Cempaka Mas, Jakpus. Pembaca bernama Vernando menginformasikan banyak pengendara motor yang terjebak karena tingginya genangan.

Dikutip dari akun twitter TMC Polda Metro Jaya pukul 09.22 WIB, genangan terjadi di Jalan Matraman, Jaktim, Jl S Parman, Jl Green Garden, Jl Jelambar, Jakbar.

- Banjir 20-30 cm Perempatan Matraman-Pasar Pramuka
- Banjir 30-40 cm di Kampung Duri-Duri Kosambi Cengkareng Jakbar. 
- Banjir 20-30 cm di Green Garden Jl. Panjang Jakbar.

Hapus Pungli, Menhub Jonan akan Perketat Aturan di Seluruh Jembatan Timbang

Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum, jembatan timbang selalu menjadi sarang pungutan liar oknum Dinas Perhubungan kepada sopir yang membawa muatan melebihi kapasitas. Meski begitu, tak mudah memusnahkan praktik ini karena selama ini jembatan timbang menjadi otoritas Pemerintah Daerah.

Namun, di tahun 2016 kelak seluruh jembatan timbang di Indonesia akan berada di bawah Kementerian Perhubungan. Hal paling pertama yang ingin dilakukan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan adalah menghapus pungli dan menertibkan truk membawa muatan sesuai kapasitas.

"Kalau diambil alih, akan saya ketatkan (aturannya)," kata Jonan saat meninjau jembatan timbang Cekik, Jembrana, Bali, Sabtu (27/12/2014).

Ia mengatakan pengambilalihan itu baru benar-benar dilakukan tahun 2016. Menurut Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Sugihardjo, anggaran untuk tahun 2015 sudah dirancang dalam RAPBNP 2015.

"Persiapan dari penganggaran 2015 sudah ada," sambungnya.

Selain itu, pelaksanaan jembatan timbang antara Kementerian dan Pemda harus dicari formulasinya yang baik. "Kita masih konsep bagaimana pelaksana teknis di lapangan," pungkasnya.

Jokowi Ungkap Alasan Perayaan Natal Nasional Digelar di Papua

Jayapura - Perayaan puncak Natal Nasional tahun ini diadakan di tanah Papua. Presiden Joko Widodo mengungkapkan cerita di balik Natal dirayakan di Bumi Cendrawasih.

Kisah ini terjadi pada dua bulan sebelumnya. Saat itu Jokowi bertemu dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise‎.

"Bu Menteri, nanti perayaan Natal untuk Nasional, saya ingin di Papua. Kira-kira siap tidak?" tanya Jokowi saat itu.

Kisah ini diceritakan ulang oleh Jokowi dalam perayaan puncak Natal Nasional di Stadion Mandala, Jayapura, Papua, Sabtu (27/12/2014). Ribuan warga Papua memadati seluruh bangku Stadion kebanggaan klub sepakbola Persipura itu.

Yohana yang kebetulan menjadi Ketua Panitia Natal Nasional meminta waktu untuk berkordinasi dengan Para Gubernur di Papua. Gubernur Papua yang dikontak pun menyatakan kesiapannya menggelar perhelatan akbar itu.

"Langsung saya perintahkan, langsung pindahkan dari Jakarta ke Jayapura," kisah Jokowi disambut sorak sorai dan tepuk tangan masyarakat Papua.

Kebakaran di Pasar Klewer Solo Sulit Dipadamkan Karena Banyak Kain dan Angin Kencang

Solo - Kebakaran di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah sudah berlangsung hampir tiga jam. Petugas kebakaran masih berjibaku untuk memadamkan api. Banyaknya tekstil dan angin kencang menjadi tantangan petugas pemadam kebakaran untuk menjinakkan api. 

Pantauan detikcom pukul 22.30 WIB, Sabtu (27/12/2014), hujan gerimis mulai turun di wilayah kota Solo. Namun hujan ringan tersebut tidak banyak membantu proses pemadaman yang sedang diupayakan petugas damkar. Api yang melalap bangunan Pasar Klewer justru makin membesar dan merembet ke blok-blok lain. Bangunan di blok barat maupun utara sudah ludes terbakar. 

Saat ini, api sudah merembet ke lantai satu dan atap blok timur. Sementara atap di blok DD, E dan EE sudah tuntuh dan jatuh ke jalan. Mobil pemadam kebakaran silih berganti datang. Petugas belum berhasil memadamkan karena banyak bahan yang mudah terbakar di pusat tekstil batik terbesar di Indonesia tersebut. Sementara kios-kios dalam keadaan terkunci. 

Selain 12 unit damkar yang sudah diterjunkan ke lokas, tim dari basarnas juga terlihat di lokasi. Sejauh ini belum diketahui perkiraan kerugian akibat kebakaran tersebut. 

Pria Penantang TNI dan Banser Pernah Jualan Minyak Wangi dan Susu Kambing

Pasuruan - Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal Al Yemeni Al Indunisi kembali membuat heboh setelah mengunggah vidio berisi tantangan kepada TNI, Polri dan Banser di youtube. Ini merupakan yang kedua pria asli Pasuruan itu bikin heboh setelah pada Agustus lalu dia juga muncul di youtube tengah duduk di pantai sambil menenteng senjata AK47 diapit oleh dua orang dan satu anak kecil. 

Salim Mubarok merupakan warga Pasuruan. Ia pernah tinggal di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan dan kemudian pindah ke Kelurahan Karanganyar, RT/RW 05/06, Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan.

"Saya sudah tidak pernah melihat dia sekitar 4 tahun lalu. Saya kaget saat melihat dia di youtube," kata Tekad, penjual bakso asal Jalan WR Supratman, Kelurahan Pekuncen, Panggungrejo, Sabtu (27/12/2014).

Menurut Tekad, saat ini Salim kira-kira baru berumur 38 tahun. Salim pernah berjualan minyak wangi kemudian berpindah usaha berjualan susu kambing.

"Pas jualan minyak wangi pakaiannya masih biasa. Pas jualan susu dia sudah pakai jenggot panjang dan jubah," ujarnya.

Robert, warga lainnya mengatakan sebenarnya Salim orangnya biasa-biasa saja dan tak memiliki prestasi yang menonjol. "Main bola aja nggak pinter dia," jelasnya.

Menurut dia, sejak lama Salim memang berkeinginan kuat untuk pergi keluar negeri. "Pengen ke luar negeri sudah lama, nggak tahunya ke Siria," tukasnya

Baik Robert maupun Tekad sangat menyesalkan Salim yang memiliki bergabung dengan ISIS. Apalagi dengan kemunculannya terkini yang menantang TNI, Polri dan Banser.

Rumah Salim sendiri di Kelurahan Karanganyar tampak sepi. Terlihat rumah tersebut sudah lama tak dihuni. Warga sekitar tak mau berbicara banyak terkait rumah itu dan penghuninya.

"4 tahun lalu Salim pindah ke Malang bersama istri dan anaknya," ujar tetangganya.

Polri: 6 Orang Warga Makassar Dicegah ke Suriah Agar Tak jadi Korban

Jakarta - Sub Direktorat Jatanras Reskrimum Polda Metro Jaya mengamankan enam orang warga Makassar, Sulawesi Selatan, sesaat sebelum terbang ke Suriah, Sabtu (27/12/2014) sekitar pukul 03.15 WIB. Upaya penggagalan keberangkatan keenam orang tersebut tidak luput dari peran imigrasi yang terus memberikan informasi terkait target yang dicurigai.

"Ini adalah bentuk pencegahan, sehingga mereka yang hendak ke negara yang sedang konflik tersebut bisa dicegah," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan, dalam pesan singkat, Sabtu (27/12).

Hasil pemeriksaan sementara penyidik kepolisian, ada dugaan pemalsuan dokumen dalam pembuatan paspor. Belum diketahui motif keenam warga tersebut memalsukan identitas yang dibubuhkan di dalam paspor untuk berangkat ke Suriah.

"Ini merupakan upaya preventif terhadap warga negara kita yang akan berangkat di sana, daripada mereka menjadi korban akibat konflik tersebut," ujarnya.

Enam orang diamankan Sabtu (27/12) dini hari sementara satu yang lain paginya sekitar pukul 09.00 WIB. Penetapan status ketujuh orang tersebut dilakukan paling telat Minggu (28/12) besok.

Sementara itu, polisi menyatakan akan menjerat mereka dengan pasal 266 KUHPidana tentang pemalsuan dokumen. Hal tersebut karena diduga 3 dari 6 paspor yang akan digunakan untuk pergi ke Suriah menggunakan dokumen palsu.

Api Lalap Pasar Klewer, Pedagang Tekstil Histeris

Solo - Api yang melalap Pasar Klewer di Solo, Jawa Tengah malam ini mengejutkan para pedagang. Tidak sedikit pedagang yang shock dan menangis histeris melihat barang dagangan mereka tidak terselamatkan dari amukan 'si jago merah'. 

Pantauan detikcom, Sabtu (27/12/2014), api yang mulai berkobar pukul 20.00 WIB hingga jelang tengah malam ini belum berhasil dipadamkan. Sejumlah pedagang banyak yang berdatangan hendak menyelamatkan barang-barang dagangan mereka, tapi terlambat. Petugas melarang warga untuk mendekat apalagi mengevakuasi barang dari dalam bangunan. Akibatnya, banyak pedagang yang menangis histeris. 

"Baru aja saya ambil barang, dan itupun kami utang," ujar salah seorang pedagang kain histeris . 

Hanya beberapa saja pedagang berhasil menyelamatkan barang dagangan mereka dan diletakkan di pinggir Jalan Dr Radjiman, seberang Pasar Klewer. Namun upaya evakuasi mereka tidak berlangsung lama karena petugas melarang untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. Seorang pedagang emas juga sempat pingsan menyaksikan toko emasnya di Blok E dilalap api. 

Pasar Klewer selalu menjadi destinasi wisata para wisatawan yang berkunjung ke kota Solo, selain berkunjung ke Keraton dan kuliner. Apalagi di musim liburan sekolah seperti sekarang ini, Pasar Klewer selalu dipadati pengunjung. Lalu lintas di sekitat Pasar Klewer biasanya selalu macet total pada siang hari di musim liburan. Karena itu para pedagang tekstil banyak yang berani mengorder barang banyak dengan mengutang. Mereka optimis meraih untung lebih dan balik modal jika di musim liburan seperti sekarang ini. 

Jika tidak ada musibah kebakaran malam ini, diprediksi besok akan menjadi puncak kunjungan pembeli kain di Pasar Klewer. "Tapi itu belum terjual dan kami harus tanggung utang," ucap lirih salah seorang pedagang lainnya.

Saturday, December 13, 2014

Ahok Larang Satpol PP Razia PSK Tua

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengungkapkan, ia pernah melarang Satuan Polisi Pamong Praja DKI melakukan penertiban terhadap pekerja seks komersial (PSK) yang sering mangkal di pinggir jalan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Hal itu terjadi saat ia belum lama dilantik sebagai Wakil Gubernur pada 2012 yang lalu. Ahok berujar, untuk apa menertibkan PSK di Kemayoran karena para PSK yang ada di tempat tersebut kebanyakan adalah para PSK yang sudah tua.

"Saya bilang (ke Kepala Satpol PP DKI) tidak boleh. Yang tua-tua sudah tidak laku dirazia, yang muda-muda di hotel dan apartemen tidak dirazia," kata Ahok saat acara peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tingkat DKI Jakarta, di Lapangan Monas, Sabtu (13/12/2014).

Tak hanya itu, Ahok juga mengatakan, ia pernah mendapat laporan bahwa suatu ketika ada seorang PSK yang mencoba kabur dari kejaran satpol PP dan akhirnya nekat terjun ke Kali Sunter. PSK tersebut pun akhirnya tewas.

"Yang seperti ini juga sering terjadi dalam razia gelandangan. Satpol PP ngejar-ngejar gelandangan yang masih kecil-kecil. Anak-anak itu malah ketabrak mobil," ujar Ahok.

Atas dasar itulah, Ahok mengatakan bahwa dari sejak awal, ia dan Gubernur DKI sebelumnya, Joko Widodo, berkomitmen bahwa proses penertiban para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Jakarta harus dilakukan dengan cara persuasif dan manusiawi.

"Saya dan Pak Jokowi tidak mau Jakarta jadi kota modern, tetapi tidak manusiawi," ucap mantan Bupati Belitung Timur itu.

Selain Ahok, acara peringatan HKSN 2014 tingkat Provinsi DKI Jakarta juga dihadiri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, perwakilan dari Kostrad, para pejabat dari jajaran Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan sejumlah istri menteri Kabinet Kerja.

Jeritan Warga Kampung Apung

KOMPAS.com/Abba GabrillinMakam Kapuk Teko, Kampung Apung, Cengkareng, Jakarta Barat, kembali digenangi air, Kamis (31/7/2014).

JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah yang terjadi di kawasan RW 001 Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat alias Kampung Apung masih belum jelas penyelesaiannya sampai sekarang. 

Warga pun sudah malas berkomentar saat ditanya tentang kelanjutan janji dari Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi yang akan mengeringkan dan memindahkan 3.810 makam terendam di Kampung Apung ke taman pemakaman umum (TPU) Tegal Alur. 

"Belum ada kabar lagi dari pemda. Kami ingin tempat hidup yang layak," ujar Ketua RT 01 Rudi Suwandi singkat, kepadaKompas.com, Jumat (12/12/2014). Sebelum tidak ada kabar sama sekali dari pemerintah, Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi pernah menjanjikan penyelesaian pengerjaan di Kampung Apung, atau yang dulu bernama Kampung Teko, maksimal pada bulan Oktober. 

Anas mengatakan bahwa saat itu, pemerintah tinggal menunggu ABT (anggaran belanja tambahan) turun. Adapun untuk mengurus ABT, kata Anas, dia sudah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Menteri Dalam Negeri. [Baca: "Ahok Dong Tegur, Dananya Kok Belum Turun-turun"]

Meski demikian, sesudah lewat dari bulan Oktober, Kampung Apung masih terendam oleh banjir permanen. Masalah ini belum bisa diselesaikan pemerintah meski telah 27 tahun warga hidup dengan air yang sudah kotor, bau busuk, dan penuh sampah. 

Pada 26 Maret 2014 lalu, untuk pertama kalinya pemerintah turun tangan dengan berbagai pihak membersihkan Kampung Apung. Ada puluhan orang yang ikut serta membersihkan eceng gondok dan mengeringkan lahan terendam di Kampung Apung saat itu. 

Mereka adalah 30 orang petugas Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat, 30 orang petugas Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat, 40 personel Satpol PP Jakarta Barat, 10 anggota Polsek Cengkareng, dan 25 anggota TNI. [Baca: Relokasi Makam Kampung Apung Dijanjikan Rampung Oktober]

Dalam kesempatan itu juga, Anas menjanjikan bahwa air yang menutupi lahan makam di sana akan dikeringkan. Makam sendiri direncanakan untuk direlokasi ke tempat yang lebih layak. Selain itu, Anas juga mengungkapkan mau membuat empang di dekat lahan tersebut dan menyediakan pompa air untuk memompa air yang suatu saat bisa memenuhi kawasan itu. 

Kerja keras tersebut hanya gencar di awal. Lewat dua hari setelahnya, kumpulan petugas itu tidak lagi kelihatan. Tanaman liar yang sempat dibersihkan lama kelamaan tumbuh lagi, dan kembali memenuhi area yang tadinya hampir bersih. 

Masyarakat pun mempertanyakan kelanjutan janji itu, tetapi pemerintah hanya bisa memberikan alasan anggaran yang terbatas. 

Hidup layak 

Dengan mewakili keinginan warga di sana, Rudi mendambakan lingkungan yang bersih dan sehat. Menurut dia, selama ini, warga tidak ada yang mengeluh sudah hidup di tempat seperti itu. Warga pun dinilai sudah banyak berupaya agar tetap menciptakan tempat tinggal yang nyaman. 

"Kita ada yang ternak lele, sebagian masih ada. Warga juga produksi (pupuk) kompos sendiri dari eceng gondok yangdikeringin," kata dia. Rudi dengan warga Kampung Apung, merasa tidak ada masalah sama sekali terhadap pemerintah meski pengerjaan tidak jelas kapan selesai, karena sebelum pemerintah berniat membantu, warga sudah terbiasa dengan kondisi di sana. 

Dia sendiri sempat diberitahu bahwa pengerjaan di Kampung Apung akan benar-benar dilanjutkan pada tahun 2015. "Tetapi itu kan kabar anginnya saja," ucap Rudi. Sekitar 20 tahun lalu, di bawah lokasi kampung seluas enam hektar itu, ada beberapa kampung lain dan bentangan sawah. 

Lokasi Kampung Apung saat itu memiliki permukaan tanah yang paling tinggi dibandingkan tempat di sekitarnya. Saat banjir datang, warga kampung lain mengungsi ke Kampung Apung. Karena tak tahan lagi, setiap tahun harus mengungsi ke Kampung Apung, warga di kampung tetangga memilih menjual tanah dan rumahnya kepada pengusaha dengan harga murah. 

Pengusaha yang membeli pun kemudian mengeruk tanah hingga permukaannya jauh lebih tinggi dari permukaan tanah di Kampung Apung. Di atas tanah tersebut, didirikan gudang-gudang dan menjadi kawasan industri baru. 

Saluran-saluran air pembuangan pun dibangun dengan tinggi dasar saluran melebihi permukaan tanah Kampung Apung. Alhasil, seluruh air kotor limbah industri mengalir ke Kampung Apung. Jika hujan datang, Kampung Apung banjir. Bahkan, di saat kemarau pun, genangan sering mampir ke kampung ini. Jadilah Kampung Apung sebagai rawa abadi.

Lihat Khofifah, Ahok Merasa Ditakdirkan Jadi Gubernur Bukan Menteri

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama merasa sudah ditakdirkan untuk menjadi gubernur, bukan menjadi menteri. Hal itu berbeda dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang ditakdirkan menjadi menteri, dan tidak menjadi gubernur.

Komentar itu disampaikan Ahok saat acara peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKNS) di Lapangan Monas, Sabtu (13/12/2014). Ahok dan Khofifah hadir dalam acara tersebut.

"Yang terhormat Menteri Sosial, memang nasibnya jadi menteri, harusnya jadi gubernur. Kalau saya nasibnya jadi gubernur, tidak jadi menteri," kata Ahok saat akan menyampaikan kata sambutannya. 

Khofifah dan para tamu undangan lainnya tampak tersenyum mendengar celotehan dari Ahok itu. 

Khofifah memang telah dua kali maju mencalonkan diri pada Pilkada Jawa Timur. Yang pertama pada tahun 2008, dan yang kedua pada 2013. Namun, tak ada satu pun yang berhasil dimenangkan oleh politisi PKB itu. 

Pada kedua perhelatan pilkada tersebut, perolehan suara Khofifah selalu dikalahkan oleh Soekarwo, yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur.

Temuan 23 Tulang di Rumah Syamsul Diduga Korban Mutilasi

MEDAN, KOMPAS.com — Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta Karokaro mengatakan, temuan 23 potongan tulang dan benda lainnya dari hasil penggalian tanah di sekitar rumah tersangka Syamsul Arifin/SA (51) di Jalan Beo/Madong Lubis diduga terkait pembantu rumah tangga (PRT), korban mutilasi.

Karena itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Utara akan melakukan pengujian terhadap benda-benda tersebut, baik secara manual maupun menggunakan peralatan mesin.

Menurut dia, hal tersebut bisa dilihat dan dibuktikan melalui struktur tulang setelah pengujian DNA di laboratorium forensik Polda Sumut.

"Apakah tulang itu berasal dari satu korban TKW atau lebih, bila masing-masing menunjukkan perbedaan, berarti korbannya lebih dari satu orang," ujar Kombes Pol Nico saat melihat temuan 23 tulang manusia, tiga gigi, enam celana dalam wanita, dan kain putih di rumah SA tersebut, Kamis (11/12/2014) sore. [Baca juga:Sudah 23 Tulang Manusia Ditemukan di Rumah Syamsul]

Kapolresta menjelaskan, mengenai penemuan enam pakaian dalam wanita, juga telah diperlihatkan kepada saksi E dan dibenarkan barang itu milik TKW Sri, rekannya yang pernah bekerja di rumah tersangka Syamsul. [Baca juga: Polisi Temukan Gigi Manusia Saat Penggalian di Rumah Syamsul]

"Kita sedang mencari keberadaan Sri, dengan menindaklanjuti berbagai informasi yang masuk," katanya.

Bahkan, menurut keterangan saksi E, Sri pernah bekerja di rumah tersangka Syamsul sejak tahun 2010, dan sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.

Dia menambahkan, jumlah PRT yang sudah dipastikan menjadi korban tewas adalah dua orang, yakni Hermin Rusdiawati, yang jasadnya dibuang di Barus Jahe, Kabupaten Karo, dan Yanti di Labuhan Deli. 

"Kita ingin secepatnya menuntaskan kasus tersebut guna mengetahui berapa orang TKW yang menjadi korban," kata Kapolresta Medan.

Kasus Penganiayaan Keluarga Syamsul Tahun 2012 Mengendap

Tribun Medan/Array ArgusSamsul Anwar (baju biru), warga Jl Madong Lubis/Jl Beo, Lingkungan XI, Sidodadi, Medan Timur, ditetapkan sebagai tersangka pelaku pembunuhan dan penganiayaan pembantu rumah tangga (PRT). Dia sehari-hari bekerja sebagai pemilik PT Maju Jaya yang bergerak dalam jasa penyalur PRT di Medan.

MEDAN, KOMPAS.com - Penganiayaan dan ancaman kekerasan yang dilakukan keluarga Syamsul Anwar pernah dilaporkan ke Polresta Medan pada tahun 23 September 2012. Laporan kasus penganiayaan oleh Randika, istri Syamsul tersebut, disampaikan langsung seorang pembantu rumah tangga (PRT) bernama Sadiah.

Sadiah adalah PRT asal Jawa Tengah, yang disalurkan Yara Surya Mandiri,  sebuah yayasan penyalur tenaga kerja berkantor di Jakarta. Ia disalurkan  kepada perusahaan jasa tenaga kerja milik Syamsul Anwar bersama dengan empat orang PRT lainnya, yakni Rohayati, Fitri, Novi dan Rumsana.

Namun ironinya saat itu bahkan hinggi kini, laporan tersebut tak jelas nasibnya ditangan Polresta Medan.

Ratna Sitompul, Koordinator AWAS HAM (Aliansi Warga Sumateras Utara untuk Hak Azasi Manusia) menceritakan, pada 24 September 2012, kepolisian menyerahkan enam korban penganiayaan dan penyekapan yang dilakukan keluarga Syamsul Anwar kepada Yayasan Pusaka Indonesia. Keenamnya adalah Sadiah, Rohayati, Fitri, Novi, Rumsana, dan seorang lelaki, Eko Purnomo, yang bekerja sebagai penjaga rumah Syamsul.

"Memang polisi yang menyerahkan enam korban kekerasan keluarga Syamsul ke Pusaka. Tapi di tengah jalan kasusnya mandeg, disebut tak cukup bukti, bahkan tak jelas sampai sekarang," ujar Ratna Sitompul saat ditemui Tribun, Jumat (12/12/2014) di Kantor Pusaka Indonesia.   

Ratna mengaku, pihaknya tidak begitu terkejut maraknya berita pembunuhan PRT ini. Pasalnya, pihaknya sudah mendengar cerita kekerasan dilakukan keluarga Syamsul dari para korban tahun 2012 silam.

Ia menceritakan, saat 2012 itu, keenam korban bisa sampai ke Polresta Medan lantaran berhasil kabur dari kediaman Syamsul, di Jalan Beo, Medan.

"Jadi kami berharap kasus 2012 harus dibongkar juga sama polisi. Kasus yang ditangani polisi sekarang ini, bukan yang pertama bagi Syamsul dan keluarga yang masuk ke kantor polisi," tukasnya.

Menurut Ratna, kelima PRT korban penganiayaan dan penyekapan Syamsul tahun 2012 saat ini sudah berada di kampung halaman masing-masing. Namun, salah satu korban sekaligus saksi penganiayaan 2012 itu, Eko Purnomo saat ini berada di Kantor Pusaka Indonesia.

"Lima korban ada dikampung masing-masing. Tapi kita masih bisa berkomunikasi. Tapi korban Eko Purnomo sekarang disini, karena dia yang lebih lama kerja dan lebih tahu kondisi rumah Syamsul ketimbang lima pekerja lainnya," ujarnya.

Ratna mengaku, saat itu pihaknya tidak mendapatkan keterangan jelas dari kepolisian tentang mengapa kasus tidak dilanjutkan. Mereka hanya diberi informasi bahwa kasusnya tidak memenuhi unsur.

"Kasusnya kabur dan nggak naik saat itu. Sekarang kita akan minta kasus tersebut dibongkar. Kita akan tunjukkan bahwa sebenarnya sebelum kasus ini, sudah ada peristiwa pidana dilakukan Syamsul dan keluarga. Tapi sekarang buming kasus terhadap pelaku yang sama kita jadi tanda tanya?. Kalau memang polisi serius dari dulu (2012), mestinya tidak ada korban lain yang saat ini dinyatakan meninggal," katanya.

Ia berharap polisi di Sumut, tidak hanya mengambil pencitraan lewat kasus kemanusiaan, khususnya penyekapan dan penganiayaan terhadap PRT.

Lebih jahu, Ratna mencontohkan kasus tersangka Mohar dan istrinya, yang menganiaya PRT asal Provinsi Nusa Tenggara Timur. Menurut Ratna, yang juga selaku kuasa hukum korban, kasus yang ditangani Polresta Medan ini hingga sekarang tak juga bisa naik ke kejaksaan.

"Dua kali sudah P19 kasus tersangka Mohar dan istrinya. Kami nilai polisi tidak serius melengkapi berkas yang diminta jaksa. Polisi awalnya sibuk pencitraan, tapi setelah berlalu dari pantauan media, tiga bulan mereka bekerja setengah hati. Sampai sekarang kasusnya belum P21," katanya. (Feriansyah Nasution)

Dinilai sebagai Orang Jahat, Ahok Heran

Alsadad RudiGubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri acara peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional tingkat Provinsi DKI Jakarta, di Lapangan Monas, Sabtu (13/12/2014)

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengaku heran dengan sikap pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Monas yang menilainya sebagai orang paling jahat sedunia. Penilaian ini muncul terkait dengan penggusuran dan pelarangan berjualan di Lapangan Parkir IRTI. 

Sebab, menurut Ahok, tujuan menertibkan PKL di Monas adalah demi kebaikan PKL itu sendiri, yakni agar tidak dimanfaatkan oleh mafia penyewa lapak. "Bos-bos mafia preman yang pasang-pasang pilok dipetakin, itu yang mau kita bersihkan semua, tetapi Ahok dibilang paling kejam sedunia. Mereka tidak pernah tahu Idi Amin (diktator Uganda), tidak tahu Hitler," ujar Ahok saat acara peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tingkat DKI Jakarta, di Lapangan Monas, Sabtu (13/12/2014). 

Menurut Ahok, pada dasarnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak mempermasalahkan keberadaan PKL. Terlebih lagi, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan kios-kios yang letaknya tidak jauh dari Lapangan IRTI. 

"Secara teori, pedagang pasti akan mendekati kerumunan orang. Nah, Monas adalah gula menurut pedagang. Orang begitu banyak, kenapa tidak boleh ada PKL. Pedagang mendekatkan diri ke keramaian," ucap Ahok.