Sunday, March 30, 2014

Ini Momen Mengejutkan Pedagang Pasar Tradisional di Kalsel Bertemu Jokowi

Jakarta - Joko Widodo tiba-tiba muncul di pasar tradisional di Kalimantan Selatan. Para pedagang pasar yang disebut Pasar Ulin Raya itu terkejut dan tidak menyangka pria yang akrab disapa Jokowi itu mendatangi lapak mereka.

Seperti yang disaksikan oleh Wahyudi, salah satu pengunjung pasar yang penasaran dengan adanya keramaian di salah satu sudut pasar yang menjual pakaian hingga bahan makanan. Jokowi mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam tampak santai menyapa para pedagang dan pengunjung.

"Salam-salaman, kayak menyapa warga dan pedagang gitu," ujar Wahyudi kepada detikcom, Minggu (30/3/2014).

Wahyudi mengambil gambar kegiatan Jokowi di pasar yang berada dekat dengan Bandara Syamsuddin Noor Kalsel itu, lalu mengirimkannya ke pasangmata.com. Tampak dari foto yang dikirimkan, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo hadir menemani capres dari PDIP ini.

"Ada rombongannya yang bilang pilih nomor 4 ya, kayaknya memang kampanye," ujar Wahyudi.

Pengunjung dan beberapa pedagang langsung menyiagakan kamera ponsel mereka. Sosok Jokowi pun diabadikan ke dalam ponsel tersebut, beberapa di antaranya ada yang mengajak melakukan foto selfie.

Sementara warga yang lain meneriakkan nama Jokowi, berebut salaman, dan mengikuti kunjungan Jokowi selama kurang lebih 30 menit di pasar itu.

"Kata salah satu rombongannya, setelah itu mau ke Martapura, pasar batu mulia di Banjarmasin," ujar Wahyudi.

Pada hari Sabtu (29/3) sebelumnya, Jokowi meramaikan kampanye PDIP di Cianjur, Jawa Barat. Sementara sore nanti dijadwalkan mantan walikota Solo ini berada di Semarang Jawa Tengah untuk kegiatan kampanye pula.


Tampak Sekjen PDIP Tjahyo Kumolo menemani blusukan Jokowi di Kalsel (Wahyudi/pasangmata.com)

Setelah Pasar di Kalsel, Jokowi Datangi Ponpes dan Permukiman Padat

(Wahyudi/pasangmata.com)

Jakarta - Joko Widodo hari ini melakukan kampanye di Kalimantan Selatan. Saat tiba di Bandara Syamsuddin Noor pagi tadi, pria yang akrab disapa Jokowi itu langsung ke Pasar Tradisional Ulin Raya, Kalsel.

Setelah membuat pengunjung dan para pedagang terkejut dengan kehadirannya yang mendadak, Jokowi lalu bergegas ke pondok pesantren terbesar di Kalsel yaitu Ponpes Darussalam, Martapura, Kalsel. Ratusan santri langsung lari keluar pondok, berebut salaman dan foto bersama.

"Dari Pasar Ulin Raya itu langsung ke Ponpes Darussalam di Martapura. Para santri langsung berebut salaman dan memanggil nama beliau," ujar salah satu warga setempat bernama Andre Sukmayasa kepada detikcom, Minggu (30/3/2014).

Andre menyaksikan kegiatan Jokowi selama di Kalsel ini lalu mengirimkan gambar Jokowi saat kampanye di pemukiman padat Banjarbaru, Kalsel, ke pasangmata.com. Ia juga merasa heran karena seperti halnya di pasar yang dekat dengan bandara tersebut, di ponpes pun Jokowi bukan sosok yang asing.

"Sampai padat dan susah berjalan karena para santri berebut salaman dan berfoto," ujar Andre.

Tak lama kemudian, Jokowi berangkat menuju Lapangan Haidak di Jl RO Ulin, Banjarbaru, Kalsel, untuk berkampanye. Saat kampanye itu tampak Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menemani sang capres.

"Sekitar pukul 11.00 WITA, Pak Jokowi dan rombongan tiba. Beliau menumpang mobil Innova abu-abu. Hanya yang agak terkecoh oleh warga yang ingin menyaksikan dia turun itu dari mobil, mendekati tempat ke atas panggung, tapi beliau tidak keluar dari situ. Beliau ternyata jalan kaki mendekati panggung lewat belakang," ujar Andre.

Jokowi Tiba-tiba Muncul di Pasar Tradisional di Kalimantan Selatan

Jokowi saat mengunjungi Pasar Ulin Raya Kalsel pagi ini (Wahyudi/pasangmata.com)
Banjarmasin - Joko Widodo (Jokowi) mengagetkan puluhan pedagang Pasar Ulin Raya, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Tak ada pedagang pasar tradisional itu yang menyangka gerombolan manusia mendekati lapak mereka adalah Jokowi.

"Tadi sekitar pukul 10.00 WITA dia datang. Ada polisi ramai-ramai ternyata Pak Jokowi," kata salah satu pengunjung pasar bernama Wahyudi kepada detikcom, Minggu (30/3/2014).

Wahyudi melihat peristiwa ini dan mengabadikannya ke dalam kamera ponsel, lalu ia mengirimkannya ke pasangmata.com. Menurut pria berusia 29 tahun ini, para pedagang tak menyangka Jokowi mau menyapa para pedagang pasar.

"Para pedagang nggak menyangka. Tak begitu ramai juga karena tak ada yang tahu akan ada Jokowi pagi ini," ujar Wahyudi.

Pasar Ulin Raya berada di dekat Bandara Syamsuddin Noor di Kalimantan Selatan. Setelah kunjungan ke pasar, Wahyudi mendapatkan informasi dari rombongan, Jokowi hendak mengunjungi Martapura.

"Selama di pasar di salam warga, ya menyapa warga dan foto-foto. Tadi kata salah satu kadernya itu mau ke Martapura. Mungkin setengah jam di pasar," tutup Wahyudi.

Tiba di Malang, Jokowi Langsung Santap Rawon Dengkul

Jordan/detikcom

Malang - Usai berkampanye di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, calon presiden dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kampanye di Malang, Jawa Timur. Sebelum berkampanye, Jokowi menyempatkan diri untuk menyantap makanan khas Madura, Rawon Dengkul.

Jokowi tiba di Rumah Makan Bug Matira, Jalan Trunojoyo, Malang, Jawa Timur, Minggu (30/3/2014) pukul 14.30 WIB. Jokowi yang tampak mengenakan kemeja warna putih itu ditemani oleh Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo.

Kehadiran Jokowi sontak mengundang perhatian warga sebab menggunakan pengawalan polisi. Arus lalu lintas juga sempat ditutup sementara, namun masih tetap kondusif.

Di rumah makan itu, Jokowi langsung masuk kebagian dapur dan memesan makan nasi sayur lodeh yang dipadu dengan berbagai macam lauk pauk seperti tempe, empal dan daging. Rumah makan ini menyediakan sajian andalan Rawon Dengkul khas Madura.

"Total makannya Rp 80 ribu," kata ibu penjual makanan.

Kehadiran Jokowi mengundang perhatian warga. Banyak warga yang ingin bersalaman dan berfoto bersama. Karena ruang rumah makan yang penuh oleh warga, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo pun terpaksa makan di tempat makan yang berada di sebelah warung Bug Matira.

Selain Blusukan, Jokowi Ternyata Juga Jadi Jurkam di Kalsel

Jakarta - Selain blusukan ke pasar tradisonal, ponpes, dan permukiman, Joko Widodo ternyata juga jadi jurkam di Kalimantan Selatan. Ia berorasi sebentar. Di lain pihak, simpatisan membagi-bagikan surat perintah harian tulisan tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. 

Surat ini disebarkan kepada sedikitnya 2.000 simpatisan dan kader di lokasi kampanye di Lapangan Haidak, Jl RO Ulin, Banjarbaru, Kalsel, Minggu (30/3/2014). Isi selebaran adalah perintah memenangkan Jokowi sebagai presiden pada pilpres 2014 ini.

"Kami dibagikan foto kopian tulisan tangan isinya surat perintah harian. Ada sekitar 2.000 simpatisan dan kader berkumpul di lapangan yang berada di tengah lokasi padat penduduk itu," ujar salah satu warga bernama Andre Sukmayasa kepada detikcom, Minggu (30/3/2014).

Surat perintah harian ini dibacakan oleh Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo yang menemani kampanye Jokowi di Kalsel. Tak lama kemudian, Jokowi meninggalkan lokasi kampanye.

"Sekitar pukul 11.00 WITA, beliau tiba. Warga sekitar pada datang, bahkan ketika beliau turun dari panggung itu sangat sulit, karena warga dan simpatisan berebut untuk salaman," ujar Andre yang menyaksikan peristiwa itu.

Saat Jokowi hendak menaiki mobil Innova warna abu-abu, menurut Andre, warga masih menyemut. Hingga untuk buka pintu mobil saja sulit dilakukan mantan walikota Solo ini. Ketika sudah masuk ke dalam mobil dan hendak meninggalkan lokasi, warga masih berebut salaman dan foto bersama karena Jokowi membuka kaca pintu mobilnya.

"Ini dadakan, memang tidak selalu direncanakan. Awalnya dijadwalkan beliau kampanye di Lapangan Murjani, persis di depan kantor walikota Banjarbaru, tapi karena alasan lalu lintas dipindah ke lokasi padat penduduk ini," ujar Andre

Dalam orasinya, Jokowi meminta simpatisan dan kader mengawasi proses pemungutan suara pada 9 April nanti agar tak jadi kecurangan. Ia juga menyatakan sudah 10 tahun PDIP menjadi oposisi, dan tahun ini menjadi kesempatan partai berlambang banteng moncong putih itu berkuasa.

"Perjalanan pulang, kaca tidak ditutup, jalannya pelan-pelan sampai sulit berjalan. Tapi warga terus mengambil foto walau mobil sudah berjalan pelan-pelan. Untuk warga Kalsel memang sudah sangat mengenal Jokowi," kata Andre mengakhiri pernyataannya.

Sebelumnya, Jokowi diperkirakan tiba pada pagi hari waktu Indonesia Tengah di Bandara Syamsuddin Noor Kalsel. Ia langsung blusukan di Pasar Ulin Raya, Kalsel. Setelah itu, ia mengunjungi Ponpes Darussalam di Martapura, sebelum akhirnya berkampanye di Banjarbaru.

Keluarga Majikan Satinah Turunkan Diyat Menjadi Rp 15 Miliar

Jakarta - Kabar baik datang dari Arab Saudi, keluarga majikan Satinah menurunkan diyat menjadi Rp 15 miliar atau 5 juta riyal, sebelumnya keluarga meminta uang pengampunan sebesar Rp 21 miliar. Hal ini disampaikan oleh Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur.

"Keluarga majikannya telah menyatakan bersedia menerima diyat yang ditawarkan pemerintah. Asal ada tambahan 1 juta riyal, sehingga genap menjadi 5 juta riyal," ujar Gatot di Yogyakarta seperti yang dilansir oleh Sekretariat Kabinet RI, Minggu (30/3/2014).

Keluarga Satinah di Dusun Mruten Wetan RT 02/03 Kalisidi, Ungaran Barat, Semarang, Jateng, pun menyambut gembira kabar ini. Karena artinya uang diyat yang perlu disiapkan tinggal Rp 3 Miliar lagi atau tambahan 1 juta riyal.

"Pemerintah berharap keluarga majikan bersedia mengambil uang diyat Satinah 4 juta riyal di Baitul Maal Pengadilan Umum Buraidah itu. Adapun informasi terbaru, keluarga majikan bersedia mengambilnya jika sudah ditambah 1 juta riyal lagi," ujar Gatot.

Pembayaran Diyat ini akan menunda hukuman pancung yang diberikan pengadilan setempat kepada Satinah selama dua tahun. Namun pembayarannya harus dilakukan sebelum tanggal 3 April 2014 nanti.

Upaya melepaskan Satinah dari hukuman mati ini terus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia. Presiden SBY bahkan berkirim surat kepada Raja Arab Saudi dan menemui keluarga majikan Satinah.

"Kita mendaokan agar keluarga majikan setelah menerima diyat Satinah lalu memaafkannya, dan tidak lagi meminta sisa diyat sebesar Rp 6 miliar," ujar Gatot.

Jokowi Dukung Ahok Marahi Wiriyatmoko




JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi tak mempermasalahkan wakilnya, Basuki Tjahja Purnama, alias Ahok yang memarahi pelaksana tugas (plt) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Wiriyatmoko. Menurutnya, Ahok marah untuk membuat perbaikan di Jakarta. 

"Ya, enggak apa-apa toh. Memangnya kenapa? Kita kan ingin semua prosedur itu disederhanakan dan disimpelkan gitu lho. Kalau bisa digampangin, jangan disulit-sulitkan. Kita kan maunya seperti itu," ujar Jokowi di sela-sela kegiatan kampanye blusukannya di Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (29/3/2014) siang. 

Jokowi menjelaskan, saat ini kondisi Jakarta memang sedang mengalami kesulitan karena sedang kekurangan bus transjakarta. Bus yang sudah ada, menurutnya, tak mampu mengakomodasi kebutuhan seluruh warga. Dia berharap, dengan bus bantuan dari pihak swasta yang ada, maka solusi tersebut bisa terselesaikan. 

"Bus ditunggu masyarakat, ini ada yang mau nyumbang bus. Berpikirnya simpel aja gitu. Masa ada orang mau nyumbang bus jadi kerugian negara gitu lho. Tapi memang aturan ini juga banyak yang ndak jelasnya," ujar dia. 

Hingga saat ini, Jokowi mengaku belum mendapatkan informasi langsung dari Ahok mengenai kemarahanya itu. Namun, dia mengaku telah mengetahuinya dari pemberitaan media massa. Bahkan, ia mengetahui rencana Ahok untuk memecat Wiriyatmoko jika dirinya menjadi Gubernur Jakarta. 

"Tapi Pak Wagub belum sampaikan ke saya mengenai rekomendasi untuk memecat Moko," pungkas Jokowi. 

Sebelumnya, Ahok mengaku kecewa dengan sikap Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Wiriyatmoko yang kembali menghambat birokrasi sumbangan bus oleh perusahaan swasta. Menurut dia, seharusnya jika ada perusahaan yang menyumbang bus, sumbangan tersebut langsung diterima tanpa dikenakan birokrasi yang berbelit. Bahkan, jika Basuki menjadi gubernur DKI Jakarta, dia mengancam akan memecat Wiriyatmoko.

"Kalau Gema Keadilan PKS Mau Marah, Jangan kepada Ahok"



JAKARTA, KOMPAS.com - Penolakan Gema Keadilan, sayap Partai Keadilan Sejahtera, kepada Basuki Tjahaja Purnama jika naik sebagai Gubernur DKI, dinilai salah alamat. Sebab, Basuki jadi Gubernur hanya karena dia "ketiban pulung".

"Kalau mau marah jangan kepada Ahok. Dia (Ahok) ini kan hanya ketiban pulung saja. Dia naik jadi gubernur karena Jokowi jadi capres. Harusnya marah ke partai yang mencalonkan Jokowi (jadi capres), itu pun kalau Gema Keadilan punya nyali," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio di Jakarta, Sabtu (29/3/2014).

Menurut Hendri, berdasarkan Undang-undang, jika Jokowi kelak terpilih menjadi presiden atau mundur dari jabatannya sebagai gubernur, maka secara otomatis tampuk kepemimpinan DKI Jakarta akan jatuh ke Wagub.

Dia menyarankan, sebaiknya Ahok dan Gema Keadilan menghentikan debat kusirnya. Sebab, saling lempar komentar antara keduanya tidak menguntungkan Jakarta.

"Ini debat kusir yang tidak ada untungnya. Protes yang dilakukan Gema Keadilan terhadap Ahok juga salah alamat," kata Hendri.

Hendri mengatakan, alangkah lebih baik dan ideal jika berdebat soal program. "Ahok kan punya program, nah bila program tersebut tidak pas untuk Jakarta silahkan Gema Keadilan sampaikan keberatannya," ucapnya.

Sebaliknya, Gema Keadilan juga jangan sungkan mengemukakan programnya. Di mana, program tersebut untuk kemajuan Jakarta secara keseluruhan.

"Nah, Ahok juga harus memperbaiki komunikasi politiknya. Inilah perbedaan yang ada di Jakarta, tidak perlu terlalu reaktif," ujarnya.

Hendri juga mendorong Gema Keadilan untuk menjelaskan metode yang digunakan saat melakukan riset. Sebab, hasil riset hingga 93 persen itu sangat dahsyat.

"Gema Keadilan perlu menjelaskan kepada masyarakat metode surveinya, jangan sampai metode yang digunakan adalah metode pertanyaan jeruk makan jeruk, sehingga hasilnya mutlak dan terarah," jelas Hendri.

Monday, March 24, 2014

Disebut Tak Ramah, Ahok (BTP) Santai

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak mau ambil pusing terhadap komentar segelintir warga yang menganggap dirinya tidak ramah. Menurut dia, jika nantinya dia menjabat Gubernur DKI menggantikan Joko Widodo, dia masih akan taat terhadap konstitusi.
“Ya, enggak apa, nanti kalau saya mencalonkan lagi, enggak usah pilih tahun 2017,” kata Ahok–sapaan Basuki–di Balai Kota pada Senin, 24 Maret 2014. “Kalau sekarang yang enggak suka, ya, cuek saja.”
Sebelumnya, warga Cipinang Muara, Jakarta Timur, menilai Ahok kurang ramah dalam memimpin Jakarta jika menggantikan Joko Widodo nanti. Mereka juga menggelar unjuk rasa agar Jokowi mengurungkan niatnya menjadi capres dan fokus benahi Jakarta sampai lima tahun ke depan.
Menurut Ahok, keinginan segelintir orang yang tidak suka dengannya tidak bisa langsung dituruti. “Kalau hanya ada seratus orang bilang enggak suka, terus turun jabatan gitu. Kalau begitu, bisa menurunkan SBY hanya dengan seribu orang, dong.”
Selain itu, Ahok juga mengatakan tidak takut jika kelompok yang membencinya menggabungkan diri untuk menjegalnya. Malah Ahok mengatakan, “Bisa jadi buat seleksi, tuh, seleksi pertandingan terbuka.” [Tempo.co]

Wednesday, March 19, 2014

Keberatan Bayar Pajak Rumah? Ini Saran Ahok

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyarankan kepada warga Jakarta yang merasa keberatan untuk membayar pajak bumi dan bangunan (PBB), karena kenaikan nilai jual obyek pajak (NJOP), untuk segera menjual rumahnya.
Saran tersebut disampaikan Basuki kepada para pemilik rumah yang PBB-nya telah mencapai satu koma sekian persen. Dengan nilai PBB yang telah mencapai nilai tersebut, kata dia, nilai rumah yang dimiliki mencapai Rp 10-12 miliar.
“Kalau gara-gara pajak jadi susah hidup, ya mending dijual. Beli yang lebih kecil, terus sisanya didepositokan. Itu aku kasih tahu cara cari duit,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (18/3/2014).
“(Kalau nilai rumah) Rp 10-12 miliar mending saya jual. Terus Rp 1 milliar saya beli apartemen. Rp 10 miliar saya depositokan, setiap bulan dapat Rp 50 jutaan. Sisa yang satu miliar, ya bisa juga buat beli yang kamu suka,” ujar lelaki yang akrab disapa Ahok itu.
Namun, Basuki mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap akan memberikan bantuan kepada warga yang tidak mampu, terutama kepada para pensiunan pejuang yang hanya mendapatkan pemasukan dari dana pensiun.
“Pejuang yang hanya punya rumah pensiun gimana? Ya ada diskon 75 persen. Mereka bisa mengajukan surat keberatan, kita beri diskon,” ujarnya.
Seperti diberitakan, tahun ini Jakarta mengalami kenaikan NJOP sebesar 120-240 persen, disesuaikan dengan lokasi wilayah. Kenaikan disebabkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan PBB menjadi sektor pajak daerah yang menjadi unggulan.
Jokowi mengubah besaran NJOP karena selama empat tahun NJOP tidak naik. Besaran NJOP yang tetap selama 4 tahun tidak sesuai dengan fakta bahwa harga pasar sudah melonjak cukup tinggi.
“Kenaikan NJOP berakibat kenaikan PBB. Bagi yang keberatan bisa mengajukan permohonan keringanan, namun sebenarnya NJOP yang baru masih di bawah harga pasar sesungguhnya di lapangan,” kata Kepala Dinas Pelayanan Pajak Iwan Setyawandi. [Kompas.com]

Tuesday, March 18, 2014

Ahok: Jika Jokowi Jadi Presiden, DKI Tak Akan Guncang

Ahok.Org – Tahun ini, kemungkinan besar pergantian pimpinan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terjadi. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan tidak akan ada dampak negatif terkait dinamika itu.
“Saya yakin tidak akan ada guncangan apa pun. Selama satu setengah tahun bekerja dengan beliau, banyak hal yang perlu dilanjutkan,” kata Basuki kepada Kompas, Senin (17/3/2014).
Menurut Basuki, jika Joko Widodo menjadi presiden, dia yakin sinergi antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI akan menjadi lebih baik. Selama ini, urusan sinergi selalu menjadi kerikil tajam dalam penanganan sejumlah masalah di Ibu Kota.
Basuki menyadari, dalam beberapa hal, dia akan kehilangan Jokowi. Namun, di sisi lain, dia yakin akan mendapat dukungan lebih besar dari Jokowi yang berada di pusat.
“Saya yakin beliau tidak ingin melihat Jakarta hancur. Sebab, kepergiannya untuk menyelesaikan masalah nasional, sekaligus masalah Jakarta,” tuturnya.
Selanjutnya, jika menjadi Gubernur DKI Jakarta, Basuki tinggal melanjutkan program Jakarta Baru yang sudah berjalan. Misalnya, melanjutkan normalisasi waduk dan sungai, kampung deret, membenahi transportasi, dan sebagainya. [*]
Jika Gantikan Jokowi, Basuki…
Jika Joko Widodo menjadi Presiden RI, maka Basuki Tjahaja Purnama akan naik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pria yang saat ini masih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan tak mau marah-marah lagi.
“Soal gaya saya yang terkesan marah-marah, hal itu tidak perlu ada lagi. Bagi saya sederhana saja, mereka yang menduduki tanah negara, kami tinggal melaporkan polisi karena menyerobot tanah negara. Saya baru akan mencabut tuntutan hukum jika mereka bersedia tinggal di rumah susun sewa,” kata Basuki kepada Kompas, Senin (17/3/2014).
Soal blusukan, Basuki juga tidak akan meniru Jokowi. Menurut dia, blusukan tidak perlu setiap hari. Sebab, kini ada perangkat memonitor kondisi di lapangan. “Saya perlu turun ketika kondisi memang membutuhkan untuk itu,” ujarnya.
Basuki juga berjanji memberi penghargaan kepada pegawai di tingkat bawah yang benar-benar bekerja. Dia bisa menemui mereka pada pagi, siang, atau malam untuk memberi motivasi dan penghargaan.
“Bagi pejabat yang tidak benar kerjanya, tidak perlu panjang lebar, cukup kami ganti dengan pejabat lain, buat apa marah-marah lagi. Jadi selama ini saya dan Pak Jokowi menyiapkan semua itu untuk ke depan,” tutur Basuki. [*]
* Kompas.com

Monday, March 17, 2014

Ini Pesan Jokowi ke Ahok

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku, sejauh ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum menyerahkan mandat apapun pada dirinya. Menurutnya, Jokowi hanya sudah memberi pesan kepadanya.
Basuki mengatakan, Jokowi berpesan, jika dirinya terpilih menjadi presiden, ia meminta Basuki melanjutkan program-program yang telah dicanangkannya. Namun, Jokowi tidak ada meminta program-program Pemerintah DKI Jakarta yang saat ini sedang berlangsung, dikebut penyelesaiannya.
“Biasa saja, tidak ada yang kita kebut. Kan sudah ngebut dari dulu. Sekarang gasnya sudah full, jadi tidak bisa ditekan lagi,” kata dia di Balaikota Jakarta, Senin (17/3/2014).
Meski begitu, Basuki tetap meminta Jokowi tidak mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dengan begitu, jika Jokowi tidak terpiluh, dia tetap bisa menjadi gubernur.
“Kalau beliau jadi presiden, kan saya ada backing. Tapi kalau tidak jadi, kan bisa balik lagi gubernur. Makanya saya minta beliau jangan mundur. Sehingga, kalaupun tidak jadi, masih tetap jadi gubernur. Saya pun masih ada bamper, jadi aman,” kata dia sambil tertawa.
Seperti diberitakan, Jokowi resmi menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden dari PDI-P. Hal itu dikatakannya di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat lalu. Ia mengaku sudah menerima mandat dari Megawati, yang melalui instruksi harian menyampaikan kepada seluruh jajaran PDI-P untuk mendukung Jokowi maju pada Pilpres 2014.
Selang seteleh pendeklarasian itu, Basuki menyarankan agar Jokowi tidak mundur dari jabatannya saat ini. Namun, Basuki meminta Jokowi agar segera mengurus cuti panjang hingga berakhirnya Pilpres 2014. [Kompas.com]

IMG_20140316_192749       IMG_20140316_192918       IMG_20140316_193341

Sunday, March 16, 2014

Ahok: Kalau Saya Populer, Saya Akan Lawan Jokowi

Henry Lopulalan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan awak media menanggapi soal pemberian mandat kepada Gubenur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di kantornya, Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2014). Warta Kota/Henry Lopulalan
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, sebuah masyarakat bisa maju kalau dipimpin pemimpin yang baik. Ia mengaku memegang prinsip: "Kalau kepala lurus, maka bawahnya akan ikut lurus". 

Basuki lalu menceritakan seputar karakter Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menurutnya merupakan seorang pemimpin yang lurus. Karena itulah, ia mengaku tak pernah membantah segala perintah Jokowi karena keyakinannya pada pria asal Solo itu.

"Bisa tidak saya berbeda pendapat dengan beliau? Bisa, karena kami manusia. Saya punya ego, beliau juga punya ego. Kalau bertentangan gimana? maka saya yang harus ngalah," kata Basuki saat menjadi pembicara dalam acara IMA Youth Forum MDG's Award di Gedung Djakara Theatre, Jakarta, Sabtu (15/3/2014). 

Basuki mengaku pernah menceritakan kepatuhannya pada Jokowi itu ke teman dekatnya. Temannya itu lalu menyarankan agar Basuki tidak terlalu menurut pada Jokowi. Apalagi, kata Basuki, teman dekatnya itu menilai jika ia memiliki kepopuleran yang sama dengan Jokowi. 

Namun, Basuki mengaku tidak bisa melakukannya karena sadar posisinya yang memang berada di bawah Jokowi dan harus mendukung segala upaya demi menyukseskan kinerja Jokowi. 

"Saya bilang ke mereka: 'Kalau saya populer, saya sudah lawan dia (Jokowi) waktu pilkada kemarin. Karena saat ini saya jadi wagub, artinya saya harus mau di bawah Pak Jokowi. Kalau ada pertentangan, maka saya harus mengalah karena beliau lebih pintar, lebih bijak, dan lebih sensitif dari saya," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu. 

"Karena saya wakil, maka saya harus ikut apapun kata beliau walapun saya tidak suka. Saya yakin yang diputuskan beliau  tidak mungkin salah. Kalau saya tahu beliau salah, tentu saya tidak akan mau jadi wakilnya," tukasnya.


"Bukan Hanya Satrio Piningit, Jokowi Layak Disebut Ken Arok"



MALANG, KOMPAS.com — Sosok Joko Widodo alias Jokowi di mata masyarakat Malang tak hanya dinilai sebagai sosok Satrio Piningit, tetapi dia juga ditafsirkan sebagai sosok Ken Arok, yang dinilai mampu mendobrak ketidakadilan, penegakan hukum, dan penindasan, serta akan berhasil membawa Indonesia menjadi negara yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo

"Sosok Jokowi dilihat dari kinerjanya memimpin Kota Solo dan DKI Jakarta yang cukup merakyat dan sederhana. Bukan hanya layak disebut Satrio Piningit, tapi juga layak disebut sosok Ken Arok," jelas Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Hari Sasongko, kepada Kompas.com, Sabtu (15/3/2014). 

Ketua DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai cukup tepat menetapkan Jokowi menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 mendatang. Kinerja dan tipe kepemimpinannya selama ini, kata dia, tak jauh beda dengan apa yang pernah dilakukan Ken Arok, yang tercatat dalam sejarah. 

Sosok Ken Arok, tutur dia, adalah warga sipil biasa, bukan lahir dari keturunan raja atau ningrat, bukan juga keturunan darah biru. Begitu juga dengan Jokowi. 

"Jokowi hanya pengusaha mebel biasa. Bukan juga keturunan Soekarno. Tapi dalam diri Jokowi mengalir ideologi Soekarno. Jokowi adalah anak ideologi Soekarno," ujarnya. 

"Selain pemberani, Ken Arok juga setia pada kesederhanaan. Ya, sama seperti Jokowi saat ini. Ken Arok melakukan perlawanan dibantu oleh pendeta Hindhu Siwa dan Buddha untuk mengalahkan Kerajaan Kediri, yang saat itu berbasiskan Hindhu Wisnu," tuturnya lagi. 

Soal Jokowi berziarah ke makam Soekarno sebelum diumumkan jadi capres, Hari menilai, hal itu menjadi tradisi yang sudah ada sejak dulu, yakni tradisi Tirta Yatra (perjalanan suci mengunjungi makam leluhur). 

"Hal itu wajar dilakukan Ibu Megawati mengajak Jokowi ke makam Bung Karno sebelum ditetapkan jadi capres," katanya. 

Hari mengibaratkan, jika di Malang, ada Candi Jejawar, yang ada di Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. "Ken Arok juga pernah melakukan tradisi Tirta Yatra di Jejawar itu," ujar Hari.

Dukung Jokowi, Warga Serbu Kantor DPC PDI-P Tasikmalaya

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Ratusan warga di wilayah Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, mendatangi kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya. Mereka berniat memberikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi untuk maju sebagai calon presiden. 

Warga pendukung Jokowi tersebut bukan hanya kader partai, tetapi juga masyarakat sekitar yang mengetahui bahwa Jokowi bersedia maju di Pemilihan Presiden 2014.

"Tadi malam kami kedatangan warga secara tiba-tiba. Kami awalnya panik ada apa mereka datang ke kantor kami. Tapi mereka ternyata memberikan dukungan untuk Jokowi maju jadi Presiden," jelas Ketua DPC PDI Perjuangan Ade Sugianto, kepada Kompas.com, Sabtu sore. 

Bentuk dukungan pencapresan Jokowi pun berlanjut hingga Sabtu. Warga mengekspresikan dukungan itu dengan berbagai cara, misalnya aksi cukur rambut dan memasang poster Jokowi di berbagai sudut kota.

Bagi pengurus DPC PDI-P Tasikmalaya, kesediaan Jokowi menjadi capres pun menjadi kejutan. "Kami pun awalnya belum percaya kalau Jokowi akan maju jadi Presiden. Malah kami tahu dari pemberitaan dan warga yang datang ke kantor menanyakan pencapresan Jokowi. Tapi, setelah saya konfirmasi ke pengurus partai pusat berita Jokowi maju sebagai capres benar. Kami menyambut baik dan mendukung penuh," kata Ade. 

Menurut Ade, PDIP Kabupaten Tasikmalaya sejak awal mendukung rencana pencapresan Jokowi dari partainya. Dengan demikian, pihaknya di daerah akan berupaya memenangkan Jokowi sebagai presiden di Pilpres 9 Juli mendatang.

Friday, March 14, 2014

Jokowi: Saya Diberi Mandat oleh Megawati Jadi Capres


http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/03/14/145520/2525960/1562/jokowi-saya-diberi-mandat-oleh-megawati-jadi-capres

Jakarta - Akhirnya Gubernur DKI Jokowi resmi jadi capres PDIP. Jokowi mengakui telah menerima mandat dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

"Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk jadi capres. Dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan," kata Jokowi di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014).

Usai 'deklarasi' Jokowi mencium bendera merah putih yang tepat ada di belakang tempatnya berdiri. Jokowi akan segera dideklarasikan sore ini di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
 
 
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan siap menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan. Dia mengaku sudah menerima mandat dari Megawati Soekarnoputri.

"Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk menjadi capres dari PDI Perjuangan," kata Jokowi saat melakukan blusukan di Rumah Pitung di Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014).

"Dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan," kata Jokowi lagi, sekitar pukul 14.49.

Kemudian, Jokowi mencium bendera Merah Putih yang ada di belakangnya.

Para wartawan dan warga yang ada di sekitar tersebut langsung bertepuk tangan. "Alhamdulillah," kata mereka.

Wednesday, March 12, 2014

Ahok 'Mengamuk', Gebrak Meja dan Marahi Anak Buah

Hari ke-512 Jokowi

Jakarta - Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 'mengamuk'. Mantan bupati Belitung Timur itu menggebrak meja dan marah-marah karena tidak puas dengan kinerja anak buahnya. 

Kejadian itu bermula saat seorang pengusaha Antonius Wenoe bersama Telkomsel dan Ti-phone serta lainnya menyerahkan bantuan 30 bus sedang kepada Pemprov DKI. Namun para pengusaha dipersulit.

"Kita ini sudah terkumpul 30 bus. Mau delivery, susahnya minta ampun. Ada yang mau komit dan kasih, karena bertele-tele, tidak jadi. Saya ini sudah setahun ke pemda untuk urusin bus ini. Kita frustasi, Pak. Bus itu mau diterima atau tidak. Kalau tidak mau diterima bus mau dijual lagi," kata Antonius di kantor Ahok, Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2014). Antonius tiba-tiba menggebrak meja. Brak!

Ahok yang melihat kejadian itu lantas mempertanyakan hal itu pada anak buahnya. Hadir dalam rapat tersebut antara lain Plt Sekda DKI Wiryatmoko, Kepala BPKD Endang Widjajanti, Kepala UP TransJakarta Pargaulan Butar Butar, dan Kepala Dinas Pelayanan Pajak DKI Iwan Setyawandi.

Ahok juga marah pada anak buahnya yang memberi pajak pada penyumbang bus yang akan mengiklankan produk mereka.

"Kita ini sudah mau disumbang bus masih mau dikenakan pajak coba. Lama-lama saya berpikir DKI ini memang suka beli bus sendiri. Biar bisa nyolong komisi, luar biasa memang pintar-pintarnya pegawai DKI ini. Lama-lama saya nanti jadi paranoid gara-gara dengan kalian yang suka main tender," kata Ahok dengan suara tinggi.

Ahok lantas melanjutkan ucapannya lagi. "Kenapa mereka (pengusaha) yang kejar kita. Kita harusnya yang kejar-kejar mereka," kata Ahok yang mengenakan baju dinas DKI warna coklat muda ini. 

Tidak lama kemudian Ahok menggebrak meja. Brak! Anak buah Ahok dan pengusaha terdiam. Suasana pertemuan itu menjadi sunyi. Hampir semua peserta pertemuan itu tertunduk.

"Gila ya mereka yang mau sumbang Hino, Anda persulit. Terus anda beli Wechai. Saya emosi ini, nanti kalau bus ini diterima dibilangnya karena wagub marah-marah," ucap Ahok. 

Sebelum menghadiri pertemuan itu, Ahok juga sudah terlihat marah. Bahkan sebelumnya wartawan tidak diperbolehkan masuk oleh staf Pemprov.

"Ini biarkan saja wartawan masuk biar mereka mengerti. Aku ini sudah benci caranya begini. Orang sudah nyumbang bus masih disuruh bayar pajak. Sekarang saya tanya berapa coba bayar pajak yang pasang iklan di bus Mayasari itu semuanya?" tutur Ahok.

Friday, March 7, 2014

Ahok: Jika Jokowi or Prabowo Presiden, Mereka Akan Punya 2 Wapres

Jakarta - Wakil Gubernur DKI Basuki T Purnama mengaku tak ada masalah bila ia ditinggal Jokowi menjadi presiden. Ia bahkan menilai hal tersebut bagus untuk pembangunan Jakarta.

"Jaman dahulu kamu kira siapa yang bangun Jakarta? Soekarno. Sebagai Presiden, Bung Karno bangun Jakarta dengan gubernur yang ditunjuk untuk DKI," kata pria yang kerap disapa Ahok ini di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Jumat (7/3/2014).

Menurut Ahok, siapa pun yang mejadi presiden nanti ia berharap dapat memudahkan pembangunan di Jakarta. Presiden tersebut akan memiliki 2 wakil yakni wakil presiden, dan Gubernur DKI yang akan membantu pembangunan di Jakarta.

"Saya pikir siapa pun yang jadi presiden, apakah Pak Jokowi or Prabowo. Dua itu yang dekat sama saya. Yang ada hubungan. Dia harus punya pemikiran dia punya 2 wakil presiden. Satu wakil presiden ngurus Indonesia, satu ngurus Jakarta," sambung politisi Gerindra ini.

Hal ini dikarenakan banyak program pembenahan Jakarta berada di tangan pemerintah pusat. "Sekarang sungai-sungai, 13 sungai yang melintasi Jakarta itu punya pusat. Jalan-jalan utama punya pusat, trotoar punya pusat. Kebijakan bea masuk bus itu pusat. LKPP juga pusat," ucap suami Veronica Tan.

"Jakarta bisa begini karena Bung Karno yang bangun. Nah harus seperti itu. Ali Sadikin (mantan Gubernur DKI) juga Bung Karno yang dukung. Jadi nggak boleh ada pemisahan seolah-olah presiden and gubernur itu beda," pungkasnya.


Ahok: Aku Jadi Wapres Mau Sih, Lumayan Pakai Mercy S Class 2 Biji


Jakarta - Nama Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diisukan partai Gerindra untuk maju menjadi calon wapres Prabowo. Ahok mengaku tak masalah untuk dijadikan cawapres oleh beberapa tokoh. Apa alasannya?

"Aku jadi wapres juga mau sih. Lumayan pakai Mercedes Benz S Class 2 biji. S Class, Man. Konglomerat paling kaya pun nggak pernah ke mana-mana pakai dua mobil loh, kecuali presiden dan wakil. Mobil sama dan pelat sama. Ya boleh lah jadi wapres, S Class men," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2014).

"Nanti saya ajak deh kalian ngerasain naik S Class. Lumayan daripada kosong. Hehehe," canda Ahok pada wartawan.

Ia mengatakan, selain itu, ia menilai posisi sebagai wapres membuatnya mudah menentukan orang yang memiliki kapasitas pada beberapa posisi strategis.

"Itu salah satunya. Salah dua, tiga sama empatnya, saya bisa kontrol bintang satu, dua, PNS dan sekda kan semuanya di presiden," terangnya.

Apakah ini berarti Ahok siap dipinang partai lain untuk jadi cawapres?

"Jangankan jadi wapres, jadi presiden aja gue udah buka kemungkinan. Hehehe," ujarnya sambil tertawa.

Ahok Ancam Pidanakan Warga yang Kongkalikong untuk Buat KTP Jakarta

Hari ke-508 Jokowi


Jakarta - Untuk mendapatkan unit rusun, seseorang harus memiliki KTP domisili Jakarta. Namun, ada pengecualian untuk warga bantaran kali yang sudah puluhan tahun tinggal di Jakarta.

"Kita memegang prinsip menolak warga masuk rusun tanpa KTP DKI. Tapi di satu pihak, banyak orang sudah tinggal puluhan tahun tapi tidak punya KTP DKI," kata Wakil Gubernur DKI, Basuki T Purnama di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, (7/3/2014).

Mereka yang tak memiliki KTP Jakarta dapat mengurus pembuatan KTP tersebut. Syaratnya, mereka harus menyertakan keterangan dari tetangga sekitar rumah mereka bahwa sudah tinggal di Jakarta puluhan tahun.

"Makanya, harus ada pernyataan dari tetangganya yang sudah kenal dia sekian puluh tahun, dan dia juga harus punya pekerjaan. Walaupun pekerjaannya jadi pemulung," lanjutnya.

Masalah tak memiliki KTP Jakarta ini memang kerap dialami oleh warga yang menduduki bantaran kali. Tak jelas alamat tempat tinggalnya, akhirnya mereka bertahan tinggal dengan status penduduk illegal.

Meski memberi kemudahan untuk membuat KTP, Ahok mengingatkan agar tak ada kerja sama antar warga untuk mendapatkan KTP. Bila ada yang ketahuan, ia menjami akan langsung dipidanakan.

"Kalau dia kongkalikong, kita pidana untuk pasal memberikan kesaksian palsu," pungkasnya