Wednesday, April 9, 2014

Ahok Rayu Dua Stafnya Jadi Caleg

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap kedua stafnya yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif lolos menduduki kursi di "Kebon Sirih" atau DPRD DKI. Meskipun nomor urut mereka berdua di nomor buncit, Basuki tetap optimis keduanya berhasil menjadi anggota legislatif.

Dua stafnya yang menjadi calon legislatif adalah Michael Victor Sianipar, yang menjadi calon anggota DPRD daerah pemilihan (dapil) 1 Jakarta Pusat dan Yudha Permana yang menjadi calon legislatif dapil 10 Jakarta Barat. 

"Suara terbanyak yang menentukan. Pas saya jadi anggota DPR juga dapat nomor urut terakhir," kata Basuki, di Pantai Mutiara, Jakarta, Rabu (9/4/2014).

Michael mendapat nomor urut 11 dan Yudha mendapat nomor urut 6. Basuki berharap, masyarakat dapat memberikan kesempatan kepada mereka berdua untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Jakarta. 

Awalnya, Michael dan Yudha enggan terjun ke dunia politik. Menurut Basuki, sebelum Michael memutuskan menjadi caleg, ia telah mendapat beasiswa ke Amerika Serikat untuk melanjutkan sekolah politik. 

Basuki pun mencoba menjelaskan kepada Michael. Ia menceritakan, kalau orang-orang yang pintar dan memiliki pendidikan tinggi tidak masuk ke politik, maka akan berpengaruh buruk pada bangsa Indonesia. Dengan demikian, jika nasib Indonesia tidak baik, maka setengah kesalahan terdapat pada Michael. 

Setelah mendengar petuah Basuki, Michael pun memutuskan untuk tidak mengambil beasiswa itu dan menjadi calon legislatif. 

Senada dengan Michael, Yudha juga enggan terjun ke dunia politik. Sebelumnya, Yudha bekerja di Amerika Serikat. Ketika pulang ke Indonesia, Yudha magang di Balaikota Jakarta mengikuti kerja Basuki. 

Melihat kinerja Basuki, Yudha pun tertarik mengenal birokrasi Pemprov DKI dan mengetahui bagaimana sebuah kebijakan itu terbentuk. 

"Makanya, seperti teori Abraham Lincoln, mereka (anak muda) harus dapat dikasih kesempatan untuk diuji karakternya. Mereka itu anak-anak muda yang sekolah ilmu politik," kata Basuki. 

Selain Yudha dan Michael, lanjut dia, ada beberapa staf lainnya yang ikut menjadi calon legislatif. Hanya saja saat mendaftar di partai, nama mereka tercoret dan tidak memenuhi persyaratan. 

Basuki tidak memberi bekal apapun kepada kedua stafnya. Hanya saja, ia mengingatkan keduanya untuk tidak menggunakan politik uang. Sehingga saat kampanye, strategi yang mereka gunakan adalah strategi kampanye pembagian kartu nama dan mendatangi masyarakat. 

Untuk hasilnya, ia tidak mempermasalahkan apabila nantinya kursi DPRD DKI diisi oleh anggota lama atau anggota baru. Sebab, Basuki pun tidak dapat memaksa warga untuk dapat memilih kedua stafnya. 

"Tapi, saya berharapnya mereka terpilih, agar menjadi model bahwa kampanye tidak harus keluar uang banyak. Selain itu, mengajarkan kepada orang yang tidak mau masuk politik untuk terpanggil mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, itu hal yang bagus," kata Basuki. 

No comments:

Post a Comment