Wednesday, April 23, 2014

Prabowo Siapkan 'Cyber Army' Hadapi 'Pasukan Nasi Bungkus'

Jakarta - 'Pasukan nasi bungkus' (Panasbung) atau laskar cyber bayaran membanjiri jagat maya. Gerindra tak mau Prabowo Subianto jadi sasaranblack campaign 'panasbung'. Gerindra pun mempersiapkan 'cyber army'.

"Gerindra berupaya mengimbangi dengan kampanye positif. Kita tidak mau serang balik akun anonim, kecuali ada nama jelas. Panasbung ini kan jadi sampah virtual. Jadi kalau baliho itu sampah visual, panasbung ini bikin sampah virtual," kata Waketum Gerindra Fadli Zon, kepadadetikcom, Selasa (22/4/2014).

Gerindra memang tak punya pasukan khusus untuk menghadapi 'Panasbung'. Tapi ada pasukan relawan dari kader yang membentuk semacam 'cyber army.

"Kita ada volunteer (relawan) dari para caleg dan yang lain. Kita kan biasanya kampanye terbuka dan terang-terangan. Jadi kita tidak berkampanye negatif seperti panasbung," katanya.

Lalu siapa sajakah capres yang memiliki pasukan nasi bungkus? Apakah capres PDIP Jokowi punya cyber army buat melancarkan cyber war?

"Iya memang kelihatannya begitu. Tapi saya tidak mau menuduh," pungkasnya.

Panasbung semakin merajalela jelang Pilpres 2014, Fadli bahkan membuat sajak khusus terkait ini. Berikut puisi Fadli Zon yang dipublikasikan di detikcom, Senin (21/4)

Pasukan Nasi Bungkus'

Kami pasukan nasi bungkus
Laskar cyber pejuang di belakang komputer
Senjata kami facebook dan twitter
Menyerang lawan tak pernah gentar
Patuh setia pada yang bayar

Kami pasukan nasi bungkus
Hidup dari cacian dan fitnah harian
Tetap gagah bertopeng relawan
Tak kenal menyerah selalu melawan
Identitas diri jarang ketahuan

Kami pasukan nasi bungkus
Punya sejuta akun siluman
Bagai pedang terhunus
Siap menghujam setiap orang

Kami pasukan nasi bungkus
Tak takut dosa apalagi neraka
Kami bisa tertawa di balik luka
Demi sebungkus nasi dan kiriman pulsa

Fadli Zon, 20 April 2014

3 Nama Kandidat Cawapres Prabowo Menguat

Jakarta - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut ada 3 kandidat cawapres Prabowo Subianto. Siapa saja mereka?

Menurut sumber detikcom di internal Gerindra, 3 kandidat cawapres Prabowo itu diusulkan oleh tiga parpol calon koalisi, yakni PAN, PKB, dan PD.

"Ada Hatta Rajasa, Muhaimin Iskandar, dan Dahlan Iskan," kata sumber detikcom, Selasa (22/4/2014).

PAN mengusulkan Ketumnya Hatta Rajasa berduet dengan Prabowo dan memunculkan tagline 'Prabowo Berjasa'. Sementara PKB memang mendorong Muhaimin Iskandar. Di luar dua nama itu, nama Dahlan Iskan yang paling fresh masuk bursa cawapres Prabowo.

Saat ini Prabowo terus menggelar rapat-rapat rahasia dengan para elit Gerindra. Sejumlah elit yang diajak antara lain Waketum Fadli Zon, Sekjen Ahmad Muzani, dan Ketum Suhardi.

Nama cawapres dari capres Partai Gerindra Prabowo Subianto sendiri masih tanda tanya. Ahmad Muzani sebelumnya menyebutkan masih ada beberapa nama kandidat cawapres yang belum diputuskan.

"Ada 3 sampai 4 nama," kata Muzani saat ditanya tentang kandidat cawapres Prabowo di Kantor DPP Gerindra, Ragunan, Jaksel, Senin (21/4/2014).

Gelar 48 Festival di 2014, Pemprov DKI Target 2,5 Juta Turis Luar Negeri


Jakarta
 - Setelah sukses menggelar berbagai acara hiburan masyarakat, Dinas Pariwisata DKI Jakarta kembali merancang kegiatan serupa tahun 2014. Untuk tahun ini, masyarakat akan dihibur dengan 48 kegiatan festival.

"Tahun 2014 jumlah festival kegiatan yang dikelola DKI ada 48 acara," kata Kepala Dinas Pariwisata, Arie Budiman pada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (22/4/2014).

Dalam waktu dekat, DKI akan mengadakan Jakarta Food Festival pada bulan Mei. 48 Acara tersebut baru yang dipegang oleh Dinas Pariwisata. Bila digabung dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan acaranya bisa lebih banyak.

"Kalau dengan CSR bisa sampai 200-an acara," sambungnya.

Dengan banyaknya acara rakyat, ia optimis jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara juga akan bertambah. "Target 2014 wisatawan mancanegara 2,5 juta. Dari tahun 2013 sebanyak 2,3 juta. Kalau untuk lokal 38 juta datang ke Jakarta," imbuhnya. 

Dengan kenaikan sebesar 200 ribu pengunjung, pihak Dinas Pariwisata menyasar wisatawan asal ASEAN, Asia Timur dan Timur Tengah. 

Seluruh kegiatan pariwisata ini baru akan dimulai pada bulan April 2014. Arie mengatakan anggaran yang dianggarkan untuk kegiatan festival ini sebesar Rp 48 miliar.

Pada tahun 2013, di bawah kepemimpinan Jokowi-Ahok, pemprov DKI kerap melakukan pesta hiburan rakyat.
Sebut saja Jakarta Night Festival, Royal Heritage Festival dan Jakarnaval.

HNW Kalahkan PKS di Jakarta Selatan

Jakarta - KPU Kota Jakarta Selatan telah merampungkan rekapitulasi penghitungan suara untuk tingkat DPR RI. Hasilnya, caleg PKS Hidayat Nur Wahid meraih suara paling banyak di wilayah yang masuk daerah pemilihan (dapil) 2 DKI tersebut. 

Data yang diperoleh detikcom dari KPU Jaksel, Selasa (22/4/2014), rekapitulasi penghitungan suara di 10 kecamatan di Jaksel menunjukkan Hidayat Nur Wahid meraih suara 77.803 suara. Raihan suara mantan cagub DKI ini justru mengalahkan partainya sendiri, Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS berada di posisi keempat dengan meraih 41.859 suara, di bawah PDIP, Gerindra, dan PAN.

Dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 1.557.327 orang, pemilih yang menyalurkan suaranya sebanyak 1.037.996 orang. 

Berikut hasil rekapitulasi penghitungan suara di Jaksel selengkapnya: 


1.NasDem, 12.992 suara
Suara caleg tertinggi: Diennaryati Tjokro Suprihartono, 5.494 suara

2.PKB, 23.737 suara
Suara caleg tertinggi:Tuty Alawia Ishak, 12.361 suara

3.PKS, 41.859 suara
Suara caleg tertinggi: Hidayat Nur Wahid, 77.803 suara

4.PDIP, 137.694 suara
Suara caleg tertinggi: Eriko Sotarduga, 33.098 suara

5.Partai Golkar, 37.669 suara
Suara caleg teringgi: Fayakhun Andriadi, 12.161 suara

6.Partai Gerindra, 76.701 suara
Suara caleg tertinggi: Biem Triani Benjamin, 34.866 suara

7.Partai Demokrat, 29.268 suara
Suara caleg tertinggi: Melani Leimena Suharli, 11.222 suara

8.PAN, 129.541 suara
Suara caleg tertinggi: Dwiki Dharmawan, 5.770 suara

9.PPP, 54.043 suara
Suara caleg tertinggi: Okky Asokawati, 26.174 suara

10.Hanura, 31.467 suara
Suara caleg tertinggi: Bambang Marsono, 11.053 suara

11.PBB, 5.617 suara
Suara caleg tertinggi: Fathurrahman Mahfudz Birk, 1.800 suara

12.PKPI, 2.177 suara
Suara caleg tertinggi: Daniel Hutapea, 621 suara

Wednesday, April 9, 2014

Hasil Hitung Cepat Sementara PDIP Menang

TPS Tempat Ahok Mencoblos Didandani Bak Lokasi Hajatan

Kompas.com/Kurnia Sari AzizaLokasi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beserta istri, Veronica Tan menggunakan hak suara mereka. Di sebuah lapangan basket ini ada tiga TPS, TPS 065, 066, dan 067 yang telah dibalut dengan tenda mewah.

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan menggunakan hak pilihnya bersama sang istri, Veronica di tempat pemungutan suara (TPS) 067, Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara.

Berdasarkan pantuan Kompas.com, di sebuah lapangan basket, ada tiga TPS tersedia, yakni TPS 065, 066, dan 067. Di setiap TPS dibangun tenda yang didominasi warna merah, putih, serta violet. Sementara di dalam TPS tampak beberapa kursi yang diselimuti dengan kain merah dan pita putih.

Beberapa warga sekitar tampak antusias untuk menggunakan hak pilih mereka. Sejak pukul 07.45 WIB, warga sudah berduyun-duyun mencoblos calon wakil rakyat. Selain diselimuti tenda bak acara hajatan, para pemilih juga disediakan makanan dan minuman seperti roti dan kopi dari panitia.
Di TPS 067, sudah terlihat sebanyak empat orang saksi dari partai peserta pemilu. Basuki memilih TPS ini, karena ia beserta keluarganya terdaftar sebagai pemilih dengan alamat lama, yaitu Muara Karang Blok P-8U nomor 27 RT 10/14, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara. Basuki beserta istri mendapat nomor urut 30 dan 31. Di TPS 067, jumlah pemilih laki-laki sebanyak 194 pemilih dan 229 pemilih perempuan. Sehingga jumlah total 423 daftar pemilih tetap (DPT).

Anggota Penyelenggara Pemungutan Suara (PPS) Muara Karang, Lenny Wijaya mengatakan pihaknya memberi jatah Rp 750 ribu tiap sebuah di tenda di semua TPS di Muara Karang. Di Kelurahan Pluit, ada sekitar 96 TPS, yang tersebar di Muara Angke, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Mutiara.

"Kalau soal uang makan, honor petugas, dan snack, semua yang mengurusi sekretariat kelurahan," kata Lenny.

Sementara itu hingga pukul 09.30 WIB, Basuki beserta sang istri belum menggunakan hak pilihnya di TPS 067. Semakin siang, para warga semakin ramai memilih calon wakil rakyat mereka.

Jokowi Mau Ajak Mega "Blusukan" Pantau TPS-TPS

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jakarta sekaligus bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo langsung blusukan usai menggunakan hak pilihnya pada Rabu (9/4/2014) pagi. 

"Mau ke TPS-TPS, habis itu ke Kebagusan tempat Bu Mega," ujarnya di rumah dinas, Jalan Taman Surapati, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014) pagi. 

Jokowi mengatakan bahwa dirinya bakalan mengajak Megawati untuk memantau TPS-TPS di penjuru Jakarta. Namun, Jokowi tidak dapat memastikan apakah sang ketua umum berkenan untuk ikut dirinya atau tidak. 

"Kalau mau ya ikut, kalau ndak mau ya sudah," katanya. 

Pantauan Kompas.com, Jokowi bertolak dari rumah dinasnya sekitar pukul 09.15. Beberapa tokoh partai ikut bersama Jokowi, yakni Wakil Sekjen PDIP- Erico Sotarduga, pengamat intelejen Andi Widjajanto, dan beberapa lainnya. 

Pukul 09.40, rombongan Jokowi tengah berada di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kemungkinan Jokowi serta rombongan mengarah ke kediaman Megawati Soekarnoputri.

Jokowi Optimistis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo optimistis partainya meraup banyak suara dalam pemilihan kursi legislatif pada 9 April 2014 ini. 

"Saya sangat percaya diri, partai kami sangat kuat," ujar Jokowi saat menjawab pertanyaan wartawan media asing di rumah dinas, Jalan Taman Surapati, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014). 

Kendati demikian, Jokowi tidak mau berbicara soal persentase. Jokowi mengaku tetap bersabar melihat hitung cepat di media massa hingga diumumkan nantinya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), 30 hari setelah pencoblosan. 

Keyakinan Jokowi, partainya akan unggul dalam perolehan suara. Hal ini didasarkan atas analisisnya saat blusukan ke masyarakat. "Tiap hari kan saya ke bawah. Saya bisa baca getaran itu," ucap Jokowi. 

Mengutip pernyataan Jokowi sebelumnya, Jokowi juga sempat mengatakan bahwa keyakinannya tersebut berada di atas fakta bahwa dirinya kerap menjadi sasaran serangan politik lawannya. Menurutnya, kondisi tersebut tak berpengaruh banyak. 

"Kalau soal puisi-puisi itu untuk hiburan rakyat saja, ndak apa-apa," ujar Jokowi. 

Sebelumnya diberitakan, PDI Perjuangan menargetkan perolehan suara 27 persen dalam Pemilu Legistatif 2014. Seluruh calon anggota legislatif diberikan pembekalan sebagai persiapan untuk menghadapi pemilu tersebut.

Gara-gara Soto, Ahok Kesiangan Mencoblos

JAKARTA, KOMPAS.com -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beserta istrinya, Veronica Tan, baru tiba di TPS 067, Muara Karang, Pluit, sekitar pukul 10.30. Dia mengaku kesiangan gara-gara menyiapkan soto.

"Gara-gara kalian (wartawan) minta saya datang jam 10, jadi kesiangan deh. Makanya tadi, siapin soto dulu buat makan-makan di rumah," kata Basuki yang memakai kemeja kotak-kotak, Rabu (9/4/2014).
 
Kedatangannya menarik perhatian warga sekitar. Baru turun dari mobil saja, warga langsung mengarahkan handphone dan kameranya untuk berfoto bersama orang nomor dua di Ibu Kota tersebut. 

Di tenda TPS 067, Basuki dan istri menunggu bersama warga lainnya. Ia mengantre untuk menggunakan hak suaranya sekitar 5 menit. Setelah itu, ia beserta sang istri pun mencoblos tiga surat suara yang disediakan. 

Para petugas penyelenggara pemungutan suara (PPS) pun tak ketinggalan berfoto bersama politisi Gerindra itu seusai mencelupkan kelingkingnya di tinta yang disediakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

"Saya coblos calon, orang semua yang saya coblos, bukan partai," kata Basuki seusai mencoblos.

Basuki: Masa Saya Pilih PDI-P, Ha-ha-ha...

Kompas.com/Kurnia Sari AzizaWakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama istri Veronica Tan mencoblos surat suara di TPS 067, Pluit, Jakarta Utara, Rabu (9/4/42014).

JAKARTA, KOMPAS.com --Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menggunakan hak suaranya bersama sang istri, Veronica Tan, di TPS 067, Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara. Saat pewarta tergelitik bertanya ke Basuki siapa calon wakil rakyat yang dipilihnya, ia berseloroh.
 
"Masa saya pilih PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)? Ha-ha-ha," kata Basuki, di Pluit, Rabu (9/4/2014). 
 
Sekadar informasi, Basuki merupakan salah satu kader Partai Gerindra. Ia menargetkan, Partai Gerindra dapat meraih angka hingga 20 persen sehingga dapat mengusung Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014.

Ia pun mengaku tak tergoda untuk dapat mencalonkan diri di tingkat nasional. Ini sebab, Prabowo-lah yang telah berjasa membawanya memimpin Jakarta dan memberi amanah untuk memimpin ibu kota selama lima tahun.

Seusai mencoblos di TPS 067, Basuki berencana untuk berkumpul bersama kader Gerindra lainnya di DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan.

"Saya mau lihat hasil survei. Mudah-mudahan saja Gerindra bisa masuk tiga besar, saya juga enggak bisa maksa orang lain untuk memilih kita (Gerindra)," kata Basuki. 
 
Di TPS 067, Basuki memilih bersama 423 pemilih lainnya. Angka itu terdiri dari 194 warga laki-laki dan 229 warga perempuan. Sementara itu, apabila digabungkan dengan TPS 065 dan TPS 066, maka total berjumlah 1.180 daftar pemilih tetap (DPT). Tiga TPS pun telah "didandani" bak acara hajatan dengan tenda besar dan mewah.

Nonton TV, Basuki Komentari Jokowi dan Megawati

JAKARTA, KOMPAS.com - Seusai menggunakan hak pilihnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung ke kediamannya untuk beristirahat. Di sela-sela waktu istirahatnya dan mengajak makan para pewarta, Basuki menyalakan televisi untuk melihat hasil hitung cepat Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014.

Saat itu, kebetulan siaran televisi sedang menyiarkan langsung pantauan dari tempat pemungutan suara (TPS) di Kebagusan, Jakarta Selatan, lokasi Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mencoblos surat suara. 

Di layar televisi, tampak Megawati bersama kedua anaknya Puan Maharani serta Prananda Prabowo menunggu pencoblosan. Tak hanya mereka, bakal calon presiden PDI-P, Joko Widodo juga turut duduk dan mendampingi Megawati di dalam TPS itu. Melihat hal tersebut, Basuki pun langsung keheranan dan bingung melihat pemandangan menarik tersebut.
 
"Lho, kok Pak Jokowi bisa nemenin Bu Mega sih? Kan harusnya dia enggak boleh masuk TPS yang bukan TPS-nya," kata Basuki, di kediamannya, di Pantai Mutiara, Jakarta, Rabu (9/4/2014). 
 
Jokowi terdaftar menjadi daftar pemilih tetap (DPT) di TPS 027, Menteng, Jakarta Pusat. Menurut Basuki, warga yang namanya tidak terdaftar di sebuah TPS, tidak dapat masuk maupun menemani warga yang terdaftar dalam TPS tersebut.

Setelah itu, Basuki kembali serius mengamati hasil hitung cepat di stasiun televisi swasta. Berulang kali ia tampak keheranan beberapa partai politik yang mendapat perolehan sementara tinggi maupun di luar dari prediksinya.

Misalnya, saat 0,15 persen suara yang masuk, Partai Gerindra mendapatkan perolehan sementara 10,53 persen di bawah PDI-P dan Partai Golkar. Menurut dia, perolehan suara Partai Gerindra harus mendapat 15 persen atau di atas 20 persen, agar dapat mengusung Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto.

Kemudian, saat layar televisi kembali menampakkan gambar Jokowi bersama Megawati, Basuki memuji Mega.

"Hebat lho Ibu Mega ini. Baru kali ini, ada capres yang keluar dari trah Soekarno," kata Basuki. 

Tak hanya memuji PDI-P, ia juga mengapresiasi Partai Golkar yang masih terus bertahan hingga saat ini. Pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan, Partai Golkar tetap memiliki banyak loyalis. Meskipun tak sedikit pula loyalis yang meninggalkan Golkar. 

Rencananya, pada pukul 15.00 nanti, Basuki akan berkumpul bersama kader Partai Gerindra lainnya di DPP Partai Gerindra. Selain itu, ia akan memantau hasil perolehan hitung cepat bersama Prabowo di sana.

Ahok: Mau Ketemu Pak Prabowo, Basa-basi Saja...

JAKARTA, KOMPAS.com -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana menyambangi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, di Ragunan, Jakarta Selatan. Dia hanya ingin berkumpul bersama kader Gerindra lainnya dan bertemu Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. 

"Ya, ketemu-ketemu buat main, kan boleh, harus menghargailah. Buat ketemu Pak Prabowo, basa-basi saja, mau lihat mukanya," kata Basuki, di Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Rabu (9/4/2014). 

Basuki mengatakan, Prabowo berencana menyambangi kantor DPP Gerindra pada pukul 15.00. Kendati demikian, lanjut dia, pertemuan bersama kader Gerindra di sana tidak akan berlangsung lama. Ini sebab, pada malam hari, ia akan menghadiri undangan salah satu stasiun televisi swasta bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada pukul 18.00. 

Sebagai kader Gerindra, ia berharap partainya meraih angka hingga 20 persen. Oleh karena itu, Partai Gerindra dapat mengusung Prabowo sebagai calon presiden 2014. Ia pun mengaku tak tergoda untuk dapat mencalonkan diri di tingkat nasional. 

Sebab, Prabowo-lah yang telah berjasa membawanya memimpin Jakarta dan memberi amanah untuk memimpin ibu kota selama lima tahun. Sementara itu, terkait kemungkinan koalisi Gerindra dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), menurut dia, akan diserahkan semuanya terhadap keputusan DPP.

Ahok Rayu Dua Stafnya Jadi Caleg

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap kedua stafnya yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif lolos menduduki kursi di "Kebon Sirih" atau DPRD DKI. Meskipun nomor urut mereka berdua di nomor buncit, Basuki tetap optimis keduanya berhasil menjadi anggota legislatif.

Dua stafnya yang menjadi calon legislatif adalah Michael Victor Sianipar, yang menjadi calon anggota DPRD daerah pemilihan (dapil) 1 Jakarta Pusat dan Yudha Permana yang menjadi calon legislatif dapil 10 Jakarta Barat. 

"Suara terbanyak yang menentukan. Pas saya jadi anggota DPR juga dapat nomor urut terakhir," kata Basuki, di Pantai Mutiara, Jakarta, Rabu (9/4/2014).

Michael mendapat nomor urut 11 dan Yudha mendapat nomor urut 6. Basuki berharap, masyarakat dapat memberikan kesempatan kepada mereka berdua untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Jakarta. 

Awalnya, Michael dan Yudha enggan terjun ke dunia politik. Menurut Basuki, sebelum Michael memutuskan menjadi caleg, ia telah mendapat beasiswa ke Amerika Serikat untuk melanjutkan sekolah politik. 

Basuki pun mencoba menjelaskan kepada Michael. Ia menceritakan, kalau orang-orang yang pintar dan memiliki pendidikan tinggi tidak masuk ke politik, maka akan berpengaruh buruk pada bangsa Indonesia. Dengan demikian, jika nasib Indonesia tidak baik, maka setengah kesalahan terdapat pada Michael. 

Setelah mendengar petuah Basuki, Michael pun memutuskan untuk tidak mengambil beasiswa itu dan menjadi calon legislatif. 

Senada dengan Michael, Yudha juga enggan terjun ke dunia politik. Sebelumnya, Yudha bekerja di Amerika Serikat. Ketika pulang ke Indonesia, Yudha magang di Balaikota Jakarta mengikuti kerja Basuki. 

Melihat kinerja Basuki, Yudha pun tertarik mengenal birokrasi Pemprov DKI dan mengetahui bagaimana sebuah kebijakan itu terbentuk. 

"Makanya, seperti teori Abraham Lincoln, mereka (anak muda) harus dapat dikasih kesempatan untuk diuji karakternya. Mereka itu anak-anak muda yang sekolah ilmu politik," kata Basuki. 

Selain Yudha dan Michael, lanjut dia, ada beberapa staf lainnya yang ikut menjadi calon legislatif. Hanya saja saat mendaftar di partai, nama mereka tercoret dan tidak memenuhi persyaratan. 

Basuki tidak memberi bekal apapun kepada kedua stafnya. Hanya saja, ia mengingatkan keduanya untuk tidak menggunakan politik uang. Sehingga saat kampanye, strategi yang mereka gunakan adalah strategi kampanye pembagian kartu nama dan mendatangi masyarakat. 

Untuk hasilnya, ia tidak mempermasalahkan apabila nantinya kursi DPRD DKI diisi oleh anggota lama atau anggota baru. Sebab, Basuki pun tidak dapat memaksa warga untuk dapat memilih kedua stafnya. 

"Tapi, saya berharapnya mereka terpilih, agar menjadi model bahwa kampanye tidak harus keluar uang banyak. Selain itu, mengajarkan kepada orang yang tidak mau masuk politik untuk terpanggil mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, itu hal yang bagus," kata Basuki. 

Cyrus Network: PDIP Sulit Tembus 30%, Gerindra Masuk 3 Besar

Jakarta - Cyrus Network bekerjasama dengan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) melakukan exit poll Pemilu 2014. Berdasarkan hasil akhir exit poll, Cyrus menyimpulkan PDIP sulit menembus target meraih 30% suara.

"Dilihat dari hasil exit poll ini seperti yang dilihat tiga besar adalah PDIP, Golkar, dan Gerindra," kata Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, dalam konferensi pers di Data Center Cyrus-CSIS di Gedung Pakerti, Jl Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014).

Hasil exit poll menunjukkan PDIP meraih 19,26% suara disusul Golkar (12,86%) dan Gerindra (10,26%). Menurut hitungan Hasan, sulit peluang PDIP menembus suara 30% suara.

"Berdasarkan hasil exit poll peringkat tiga besar tidak akan berubah. Dan PDIP yang sesumbar bisa meraup suara 30%, dari exit poll ini tidak akan sampai. Kemungkinan hanya 20-25% itu paling banyak," katanya.

Sementara di posisi kedua cukup seru. Karena suara Gerindra menempel ketat perolehan suara Golkar.

"Gerindra dan Golkar juga akan bersaing dengan ketat karena perbedaan suara mereka tipis," katanya.

Survei Exit Poll ini diselenggarakan oleh Cyrus Network bekerjasama dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS). Survei dengan cara mewawancarai orang yang baru keluar dari TPS. Lembaga survei menetapkan responden berjumlah 8.000 orang yang tersebar di 2.000 TPS di 2.000 desa/kelurahan di 77 Daerah Pemilihan 33 Provinsi se-Indonesia.

Jakarta - Perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan adalah 50:50. Survei ini menggunakan metode Multistage Random Sampling. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan Margin of Error +/- 1,1 persen.

Berikut hasil akhir exit poll kerjasama Cyrus Network dan CSIS:

1. Nasdem: 4,64%
2. PKB: 6,44%
3. PKS: 4,82%
4. PDIP: 19,26%
5. Golkar: 12,86%
6. Gerindra: 10,26%
7. PD: 7,70%
8. PAN: 4,43%
9. PPP: 4,28%
10. Hanura: 4,72%
14. PBB: 0,77%
15. PKPI: 0,41%
Rahasia: 15,37%
Tidak Menjawab: 4,08%
Data Masuk (%): 96,25 %
Data Masuk (count): 7.700 dari 8.000

Iriana, Istri Capres Jokowi yang Makin Eksis

Jakarta - Nama Jokowi (52) semakin santer digaung-gaungkan, apalagi setelah diusung menjadi capres PDIP. Status politik baru itu menyebabkan istri Jokowi, Iriana (50), mau tak mau juga makin eksis. Maklum, jika Jokowi gol sebagai RI-1, maka Iriana adalah Ibu Negara.

Kiprah Iriana mulai disorot saat Jokowi menjadi Gubernur DKI. Iriana saat itu juga dilantik menjadi Ketua PKK DKI. Sebagai istri pejabat, penampilan Iriana tampak bersahaja, seperti halnya penampilan istri Wagub DKI Ahok, Veronica Tan.

Dalam Musyawarah Daerah Luar Biasa PKK DKI Jakarta lalu, misalnya, Iriana tampil dengan kebaya encim warna putih dan rambut dicepol tanpa sasak. Wajahnya juga dipulas make up tipis.

Dalam beberapa kesempatan, Iriana mendampingi Jokowi. Seperti musim hujan dan banjir di Jakarta pada Januari 2013 lalu, Iriana mendampingi Jokowi blusukan, bahkan memegang payung yang menaungi Jokowi. Iriana saat itu memakai kemeja lengan panjang warna putih dan celana jeans, senada dengan kemeja Jokowi berwarna putih lengan panjang.

Kisah cinta Iriana dan Jokowi bermula saat Jokowi duduk di semester 1 Fakultas Kehutanan UGM. Iriana saat itu adalah teman dari adik Jokowi yang masih duduk di SMA. Setelah beberapa lama saling kenal, Iriana akhirnya dinikahi Jokowi di Solo pada 24 September 1986 dengan cincin kawin seharga Rp 24 ribu. Kini, mereka dikaruniai 3 anak, yakni Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep. Kisah cinta Iriana dan Jokowi sempat dibuat film di mana Iriana diperankan oleh Prisia Nasution dan Jokowi diperankan oleh Teuku Rifnu Wikana.

Hari ini Iriana juga mendampingi Jokowi mencoblos di TPS 27 Menteng di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014). Penampilan Iriana cukup simpel yaitu kemeja putih lengan panjang, celana jeans, rambut terurai dan make up tipis. Jokowi juga mengenakan kemeja yang sama dan celana panjang hitam. Selesai mencoblos, pasangan ini memamerkan jarinya yang telah dicelup tinta ungu.

Setelah itu, Jokowi dan istri menuju ke rumah Megawati di Kebagusan, Jakarta Selatan dan mendampingi Megawati mencoblos TPS.

Usai pencoblosan, Megawati mengadakan jumpa pers bersama dengan posisi duduk berturut-turut Prananda Prabowo, Jokowi, Megawati, Puan Maharani dan tak ketinggalan Iriana. Mereka semua kompak memakai kemeja putih lengan panjang, baju khas yang diperkenalkan oleh Jokowi selama menjabat Gubernur Jakarta.

Kemunculan Iriana duduk di barisan itu jelas menyedot perhatian. Sepertinya ini adalah kali pertama Iriana turut hadir dalam jumpa pers yang dihadiri Megawati dan petinggi PDIP lainnya. Kehadirannya di momen penting ini tentunya semakin mengerek eksistensi Iriana.

PDIP Menang Telak di TPS Jokowi, Pencoblos Memilih Partai Dibanding Caleg

Jakarta - PDIP berjaya di TPS 27, Menteng, Jakarta Pusat, tempat Joko Widodo mencoblos. Partai banteng unggul jauh meninggalkan para pesaingnya. Namun sebagian besar pemilih menusuk partai, bukan caleg.

Dari hasil rekapitulasi tim penghitung di TPS tersebut, total ada 278 pemilih yang mencoblos. Namun satu suara tidak sah, sehingga hanya 277 yang dihitung. DPT di TPS Jokowi ada 430, artinya ada sekitar 152 orang yang golput.

PDIP meraup 124 suara dengan perincian: 75 suara untuk partai, sisanya mencoblos caleg. Di peringkat kedua ada Gerindra dengan 44 suara (20 suara untuk partai, 24 caleg) dan partai Golkar di peringkat ketiga dengan 21 suara (12 suara untuk partai, 9 untuk caleg).

Selama proses penghitungan, puluhan warga antusias menyaksikannya. Sesekali, mereka berteriak mendukung partai pilihan masing-masing. Setelah proses penghitungan selesai, Jokowi hadir di lokasi.

Berikut rekapitulasi lengkap penghitungan suara di TPS Jokowi:

PDIP 124 suara (partai 75, caleg 49)
Gerindra 44 suara (partai 20, caleg 24)
PKB 3 suara (partai 1, caleg 2)
PPP 9 suara (partai 4, caleg 5)
Nasdem 7 (partai 4, caleg 3)
Hanura 15 (partai 4, caleg 11)
Demokrat 15 (partai 3, caleg 12)
PKS 11 (partai 5, caleg 6)
PAN 4 (partai 1, caleg 3)
PBB 1 (caleg 1)
PKPI 13 (partai 2, caleg 11)
Golkar 21 (partai 12, caleg 9)

Quick Count Sementara

Jakarta - Cyrus Network bekerjasama dengan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) melakukan quick count Pemilu 2014. Berikut posisi sementaranya:

Posisi terbaru pada pukul 16.10 WIB, Rabu (9/4/2014), PDIP meraih 18,7% disusul Golkar (14,6%), Gerindra (11,9%), dan Partai Demokrat (9,1%).

Data quick count diterima oleh pusat data dari 2.000 TPS di 2.000 desa/kelurahan di 33 provinsi. Data yang Anda saksikan disajikan secara realtime dan mencerminkan hasil penghitungan quick count yang sebenarnya. 2.000 TPS diacak dengan metode Multistage Random Sampling. Tingkat kepercayaan hitung cepat ini 95 persen dengan margin of error +/- 1 persen. Quick count ini paling tidak melibatkan 1 juta pemilih.

Berikut hasil quick count sementara Cyrus Network-CSIS sesuai nomor urut partai:

1. NasDem: 6,5%
2. PKB: 9,8%
3. PKS: 6,6%
4. PDIP: 18,7%
5. Golkar: 14,6%
6. Gerindra: 11,9%
7. PD: 9,1%
8. PAN: 7,8%
9. PPP: 6,8%
10. Hanura: 5,5%
14. PBB: 1,6%
15. PKPI: 1,1%
Data Masuk: 57,6%

Quick Count Sementara RRI: PDIP 18,06%, Golkar 15,09%, Gerindra 11,11%


Jakarta - Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) menggelar quick count Pemilu 2014. Berikut posisi sementaranya:

Posisi terbaru pada pukul 15.53 WIB, Rabu (9/4/2014), tiga besar diisi oleh PDIP, Golkar dan Gerindra. PDIP meraih 18,06%, disusul Golkar (15,09%) dan Gerindra (11,11%).

LPP RRI melakukan hitung cepat dengan melibatkan 2.000 relawan yang disebar di 2.000 TPS dengan metode multistage random sampling di 33 provinsi. Data yang Anda saksikan disajikan secara realtime dan mencerminkan hasil penghitungan quick count yang sebenarnya. Tingkat kepercayaan hitung cepat ini 95 persen dengan margin of error +/- 1 persen.

Berikut hasil quick count sementara LPP RRI sesuai nomor urut partai:

1. NasDem: 6,82%
2. PKB: 9,99%
3. PKS: 6,57%
4. PDIP: 18,06%
5. Golkar: 15,09%
6. Gerindra: 11,11%
7. PD: 9,44%
8. PAN: 7,63%
9. PPP: 7,20%
10. Hanura: 5,77%
14. PBB: 1,53%
15. PKPI: 0,79%
Data Masuk: 32,40%